Pertanyaan apakah anak-anak dengan keterbelakangan mental (sekarang lebih sering disebut sebagai cacat intelektual) belajar membaca lebih baik secara individu atau dalam kelompok adalah kompleks dan tergantung pada berbagai faktor, termasuk metode pengajaran yang digunakan dan kebutuhan spesifik siswa. Penelitian menunjukkan bahwa intervensi membaca individu dan kelompok dapat efektif, tetapi pilihan di antara keduanya harus dipandu oleh konteks dan tujuan instruksi.
Instruksi Membaca Individu
- Instruksi yang Disesuai: Instruksi membaca individu memungkinkan pengajaran yang sangat personal yang dapat disesuaikan dengan kecepatan dan gaya belajar spesifik setiap anak. Hal ini dapat sangat bermanfaat bagi anak-anak dengan disabilitas intelektual yang mungkin memiliki kebutuhan belajar yang unik (Otaiba & Hosp, 2004).
- Perhatian Terus: Instruksi satu-satu memberikan kesempatan untuk perhatian terfokus dari guru, yang dapat membantu dalam mengatasi tantangan spesifik yang mungkin dihadapi anak dalam membaca, seperti kesadaran fonologis atau keterampilan decoding (Sun & Kemp, n.d.).
- Dukungan Empiris: Studi telah menunjukkan bahwa instruksi individual menggunakan prinsip-prinsip instruksi terprogram dan teori pembelajaran empiris dapat secara efektif mengajarkan keterampilan membaca dasar kepada anak-anak yang sering dianggap tidak dapat dididik (Hewett et al., 1967).
Instruksi Membaca Kelompok
- Interaksi Sosial: Sesi membaca kelompok dapat meningkatkan interaksi sosial, yang merupakan keterampilan berharga bagi anak-anak penyandang cacat intelektual. Ini memberikan peluang untuk pembelajaran dan dukungan sebaya, yang dapat memotivasi dan memperkaya (Moon & Ko, 2024).
- Kepraktisan di Sekolah: Instruksi kelompok lebih umum di lingkungan sekolah karena kendala sumber daya. Penelitian telah menunjukkan bahwa intervensi membaca kelompok menggunakan fonik dapat meningkatkan keterampilan decoding dan mempertahankan peningkatan ini dari waktu ke waktu (Moon & Ko, 2024).
- Instruksi Komprehensif: Instruksi kelompok kecil, sebagai bagian dari intervensi membaca yang komprehensif, telah terbukti mengarah pada kemajuan yang signifikan dalam keterampilan membaca di antara siswa penyandang cacat intelektual. Ini termasuk peningkatan kesadaran fonemik, fonik, dan kefasihan membaca lisan (Allor et al., 2010).
Pertimbangan dan Tantangan
- Strategi Instruksi: Efektivitas salah satu pendekatan tergantung secara signifikan pada strategi instruksional yang digunakan. Misalnya, metode berbasis fonika telah ditemukan efektif baik dalam pengaturan individu maupun grup(Moon & Ko, 2024)Â (Sun & Kemp, n.d.).
- Kesiapan Guru: Tantangan kritis adalah kurangnya persiapan dan pedoman bagi guru dalam memberikan instruksi membaca yang efektif kepada siswa penyandang cacat intelektual. Hal ini dapat memengaruhi keberhasilan instruksi individu dan kelompok (Otaiba & Hosp, 2004).
- Strategi Kognitif: Anak-anak dengan disabilitas intelektual dapat mengandalkan strategi kognitif yang berbeda, seperti menghafal, yang dapat mengganggu perkembangan membaca. Instruksi harus bertujuan untuk mengatasi kecenderungan ini, baik dalam pengaturan individu maupun kelompok (Mason, 1977).
Sementara intervensi membaca individu dan kelompok memiliki manfaatnya, pilihan di antara mereka harus mempertimbangkan kebutuhan spesifik siswa, sumber daya yang tersedia, dan metode instruksional yang digunakan. Instruksi kelompok menawarkan manfaat sosial dan kepraktisan, sementara instruksi individu memberikan perhatian yang dipersonalisasi. Pada akhirnya, pendekatan seimbang yang menggabungkan elemen-elemen keduanya mungkin paling efektif, tergantung pada konteks dan tujuan program membaca.