A diverse group of students in a classroom highlighting bullying awareness.

Apakah Anak Dengan Retardasi Mental Dapat Belajar Membaca Dalam Lebih Dari Satu Bahasa?

Anak-anak dengan keterbelakangan mental, termasuk mereka dengan sindrom Down, memang dapat belajar membaca dalam lebih dari satu bahasa, meskipun mereka mungkin menghadapi tantangan unik dan memerlukan pendekatan pendidikan yang disesuaikan. Penelitian menunjukkan bahwa bilingualisme tidak secara inheren menghambat perkembangan bahasa pertama pada anak-anak dengan cacat intelektual, dan mereka dapat mengembangkan keterampilan fungsional dalam bahasa kedua. Kemampuan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti bahasa dominan anak, kualitas input bahasa, dan strategi pendidikan yang digunakan. Berikut adalah beberapa wawasan utama dari penelitian ini:

Bilingualisme dan Cacat Intelektual

  • Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan cacat intelektual, termasuk mereka yang menderita sindrom Down, dapat belajar dua bahasa atau lebih. Mereka mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa, tetapi keterlambatan ini tidak selalu diperburuk dengan mempelajari bahasa kedua (Méndez & Acuñas, 2018) (Buckley, 2002).
  • Anak-anak bilingual dengan disabilitas intelektual menggunakan bahasa dominan mereka seefektif anak-anak monolingual pada tingkat perkembangan yang sama, menunjukkan bahwa bilingualisme tidak berdampak negatif pada keterampilan bahasa utama mereka (Méndez & Acuñas, 2018).

Pembelajaran Bahasa pada Anak dengan Down Syndrome

  • Penelitian khusus pada anak-anak dengan sindrom Down menunjukkan bahwa mereka dapat memperoleh bahasa kedua tanpa mempengaruhi bahasa pertama mereka secara negatif. Hal ini didukung oleh bukti yang menunjukkan bahwa anak-anak ini dapat mengembangkan keterampilan fungsional dalam kedua bahasa, meskipun mereka mungkin menunjukkan keterlambatan bahasa di keduanya (Buckley, 2002) (Feltmate & Bird, 2008).
  • Analisis terperinci tentang anak-anak bilingual dengan sindrom Down mengungkapkan bahwa sementara mereka mengalami keterlambatan bahasa, mereka mampu mengembangkan kosakata dan keterampilan morfosintaksis dalam kedua bahasa. Variabilitas dalam keterampilan bahasa sering dikaitkan dengan jumlah dan kualitas paparan bahasa (Feltmate & Bird, 2008).

Membaca dan Pengembangan Literasi

  • Anak-anak dengan sindrom Down dapat mencapai tingkat literasi fungsional, dan kemampuan membaca mereka seringkali merupakan kekuatan dibandingkan dengan keterampilan kognitif lainnya. Mereka cenderung menggunakan keterampilan memori visual secara efektif dalam membaca, yang dapat menguntungkan dalam mempelajari banyak bahasa (Buckley, 2001).
  • Perolehan keterampilan membaca dalam lebih dari satu bahasa adalah fenomena umum dalam masyarakat multibahasa, dan anak-anak penyandang cacat intelektual dapat berpartisipasi dalam proses ini dengan dukungan dan instruksi yang sesuai (Saiegh-Haddad & Geva, 2010) (Deacon & Cain, 2011).

Strategi dan Pertimbangan Pendidikan

  • Strategi pengajaran yang efektif, seperti penggunaan alat bantu visual dan bahasa isyarat, dapat meningkatkan penguasaan bahasa pada anak-anak cacat intelektual. Metode ini dapat mendukung komunikasi verbal dan non-verbal, memfasilitasi pemahaman dan ekspresi yang lebih baik (E, 1996).
  • Pengembangan kompetensi bahasa asing pada anak-anak penyandang disabilitas intelektual sangat penting untuk sosialisasi mereka dalam masyarakat multikultural. Namun, ada kebutuhan untuk lebih banyak penelitian dan pendekatan pendidikan yang disesuaikan untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi anak-anak ini dalam belajar banyak bahasa (Gomzyakova, 2020).

Sementara potensi anak-anak dengan keterbelakangan mental untuk belajar banyak bahasa didukung oleh penelitian, penting untuk mempertimbangkan perbedaan individu dan kebutuhan akan strategi pendidikan yang dipersonalisasi. Keberhasilan pendidikan bilingual untuk anak-anak ini tergantung pada faktor-faktor seperti kualitas input bahasa, penggunaan metode pengajaran yang efektif, dan dukungan yang diberikan oleh pendidik dan keluarga. Selain itu, penelitian yang sedang berlangsung diperlukan untuk lebih memahami kompleksitas penguasaan bahasa bilingual pada anak-anak penyandang cacat intelektual dan untuk mengembangkan praktik terbaik untuk pendidikan mereka.

Méndez, M. J. R., & Acuñas, M. G. (2018). Bilingüismo en personas con discapacidad intelectual. International Journal of Developmental and Educational Psychology. Revista INFAD de Psicología. https://doi.org/10.17060/IJODAEP.2018.N1.V3.1217
Buckley, S. (2002). Can children with Down syndrome learn more than one language. https://doi.org/10.3104/PRACTICE.180
Feltmate, K., & Bird, E. K.-R. (2008). Language Learning in Four Bilingual Children with Down Syndrome: A Detailed Analysis of Vocabulary and Morphosyntax L’apprentissage du langage chez quatre enfants bilingues atteints du syndrome de Down : une analyse détaillée du vocabulaire et de la morphosyntaxe.
Buckley, S. (2001). Reading and writing for individuals with Down syndrome – An overview. https://doi.org/10.3104/9781903806098
Saiegh-Haddad, E., & Geva, E. (2010). Acquiring reading in two languages: an introduction to the special issue. Reading and Writing. https://doi.org/10.1007/S11145-009-9208-4
Deacon, H., & Cain, K. (2011). What we have learned from ‘learning to read in more than one language.’ Journal of Research in Reading. https://doi.org/10.1111/J.1467-9817.2010.01487.X
E, W. (1996). [Combined verbal and sign language for promoting communication development in non-verbal or or pre-verbal children and adolescents with mental retardation]. Die Rehabilitation.
Gomzyakova, N. Y. (2020). The Problem Of Development Of Foreign Language Competence In Children With Intellectual Disabilities. https://doi.org/10.15405/EPSBS.2020.11.03.18
Scroll to Top