Anak-anak dengan keterbelakangan mental, juga disebut sebagai cacat intelektual, memang dapat belajar membaca dan menulis, meskipun mereka mungkin menghadapi tantangan unik yang memerlukan metode pengajaran khusus. Penelitian menunjukkan bahwa dengan intervensi dan strategi pengajaran yang tepat, anak-anak ini dapat membuat kemajuan signifikan dalam keterampilan melek huruf. Berbagai penelitian telah mengeksplorasi metode dan pendekatan yang berbeda untuk memfasilitasi membaca dan menulis untuk anak-anak penyandang cacat intelektual, menyoroti pentingnya program pendidikan yang disesuaikan.
Metode Pengajaran yang Efektif
Pendekatan Multisensoris: Metode VAKT (Visual, Audio, Kinestetik, dan Taktil) telah terbukti efektif dalam mengajar membaca, menulis, dan aritmatika kepada anak-anak dengan keterbelakangan mental. Pendekatan ini mengoptimalkan semua fungsi sensorik untuk meningkatkan hasil belajar(Jayanti & Pratisti, 2023).
Kesadaran Fonik dan Fonologis: Penggunaan fonik dan program untuk mengembangkan kesadaran fonologis telah berhasil dalam meningkatkan keterampilan membaca di antara anak-anak penyandang cacat intelektual. Metode ini berfokus pada hubungan antara suara dan huruf atau kelompok huruf yang sesuai dengan mereka (Jarniah, 2023) (El-Naiem & Aldarmkey, 2024).
Intervensi yang Diimplementasikan Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam proses pendidikan melalui pelatihan dan umpan balik terstruktur dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan membaca pada anak-anak dengan cacat intelektual dan perkembangan. Pendekatan ini memanfaatkan lingkungan rumah untuk latihan dan penguatan yang konsisten (Heidlage et al., 2023).
Instruksi Kesetaraan Stimulus: Metode ini melibatkan pembentukan hubungan simbolik untuk mengajar membaca dan menulis, yang telah efektif untuk anak-anak penyandang cacat intelektual. Pendekatan ini sangat bermanfaat ketika diterapkan di awal perjalanan pendidikan (Muto & Postalli, 2022).
Tantangan dan Pertimbangan
Hambatan Kognitif: Anak-anak penyandang cacat intelektual sering menghadapi kesulitan dengan memori dan persepsi, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk mempelajari keterampilan membaca dan menulis konvensional. Intervensi yang disesuaikan yang mengatasi hambatan kognitif ini sangat penting (Kurniaman et al., 2023).
Mendengarkan vs Pemahaman Membaca: Penelitian telah menunjukkan bahwa siswa dengan disabilitas intelektual sering berkinerja lebih baik dalam pemahaman mendengarkan dibandingkan dengan pemahaman membaca. Ini menunjukkan bahwa meningkatkan keterampilan mendengarkan dapat mendukung perkembangan literasi secara keseluruhan (Sand et al., 2024).
Motivasi dan Keterlibatan: Mendorong motivasi dan kegembiraan dalam belajar dapat secara signifikan berdampak pada keterampilan menulis siswa penyandang cacat intelektual. Guru dapat memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan mendukung (Swärd & Karlsson, 2020).
Perspektif yang Lebih Luas
Sementara penelitian ini mendukung potensi anak-anak penyandang cacat intelektual untuk belajar membaca dan menulis, penting untuk mengenali variabilitas dalam kemampuan individu dan kebutuhan akan rencana pendidikan yang dipersonalisasi. Keberhasilan pengajaran literasi sering tergantung pada aksesibilitas metode dan kemampuan untuk memberikan umpan balik dan beradaptasi dengan kebutuhan belajar unik setiap anak. Selain itu, sementara banyak penelitian berfokus pada intervensi spesifik, ada kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut untuk mengeksplorasi efektivitas jangka panjang dan skalabilitas metode ini di seluruh pengaturan pendidikan yang beragam.