A young child sitting on a couch indoors, displaying a sad expression.

Apakah Anak Dengan Retardasi Mental Bisa Bekerja?

Anak-anak dengan keterbelakangan mental memang dapat bekerja, tetapi peluang kerja dan keberhasilan mereka bergantung pada berbagai faktor, termasuk jenis dan tingkat dukungan yang mereka terima, pelatihan kejuruan yang mereka jalani, dan sikap masyarakat terhadap kemampuan mereka. Meskipun ada tantangan, ada juga strategi dan program yang dapat memfasilitasi integrasi mereka ke dalam tenaga kerja. Bagian berikut mengeksplorasi aspek-aspek ini secara rinci.

Pelatihan Kejuruan dan Pengembangan Keterampilan

  • Pelatihan kejuruan sangat penting bagi anak-anak dengan keterbelakangan mental, karena membekali mereka dengan keterampilan yang diperlukan untuk pekerjaan. Sekolah menengah khusus sering menekankan keterampilan kejuruan untuk mempersiapkan anak-anak ini untuk peluang kerja pasca kelulusan. Namun, ada kesenjangan antara keterampilan yang diajarkan dan peluang kerja aktual yang tersedia, karena banyak lulusan menemukan diri mereka dalam pekerjaan yang tidak terkait dengan pelatihan mereka (Annisah et al., 2019) (K., 2017).
  • Program magang telah terbukti efektif dalam memberikan pengalaman kerja praktis, yang membantu anak-anak dengan keterbelakangan mental ringan memahami dan melakukan tugas pekerjaan dengan lebih efisien. Program-program ini juga membantu pengusaha mengenali keterampilan anak-anak ini, berpotensi memudahkan masuknya mereka ke dalam angkatan kerja (Mastiani & Suwandari, 2017).

Peluang dan Tantangan Kerja

  • Meskipun pelatihan kejuruan, anak-anak dengan keterbelakangan mental sering menghadapi peluang kerja yang terbatas. Hal ini sebagian disebabkan oleh kurangnya kemitraan antara sekolah dan pengusaha, yang dapat memfasilitasi transisi yang lebih lancar ke angkatan kerja (Annisah et al., 2019) (K., 2017).
  • Jenis pekerjaan yang tersedia untuk anak-anak ini seringkali semi-terampil dan tidak memerlukan tugas kognitif yang kompleks, lebih berfokus pada kerja manual (Mastiani & Suwandari, 2017). Keterbatasan ini dapat membatasi pilihan pekerjaan dan kemandirian ekonomi mereka.

Sistem Dukungan dan Keterlibatan Orang Tua

  • Peran orang tua sangat penting dalam membantu anak-anak dengan keterbelakangan mental mendapatkan pekerjaan. Namun, banyak orang tua tidak terlibat aktif dalam memfasilitasi peluang kerja bagi anak-anak mereka, yang dapat menghambat peluang mereka untuk menemukan pekerjaan yang cocok (Annisah et al., 2019) (K., 2017).
  • Sekolah dan program kejuruan perlu memberikan bimbingan dan dukungan yang lebih baik kepada siswa dan orang tua untuk meningkatkan hasil pekerjaan. Ini termasuk mengembangkan kemitraan dengan bisnis dan menciptakan program penempatan kerja yang lebih disesuaikan (Shubochkina & Ibragimova, 2022).

Pertimbangan Soal dan Kebijakan yang Lebih Luas

  • Kebijakan sosial dan sistem pendidikan inklusif memainkan peran penting dalam membentuk lanskap ketenagakerjaan bagi anak-anak dengan keterbelakangan mental. Ada kebutuhan untuk kebijakan yang mempromosikan kesempatan yang sama dan mengatasi kerentanan spesifik yang dihadapi anak-anak ini dalam angkatan kerja (Rezazadeh, 2023).
  • Program yang berfokus pada pengembangan keterampilan sosial, pribadi, dan kerja sangat penting untuk meningkatkan penyesuaian kerja dan integrasi anak-anak ini ke dalam masyarakat (Riaño-Galán et al., 2014).

Meskipun ada tantangan signifikan dalam mempekerjakan anak-anak dengan keterbelakangan mental, ada juga peluang untuk perbaikan melalui pelatihan kejuruan yang ditargetkan, kebijakan suportif, dan keterlibatan orang tua yang aktif. Mengatasi bidang-bidang ini dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk bekerja dan berkontribusi kepada masyarakat. Namun, penting untuk menyadari bahwa tidak semua anak dengan keterbelakangan mental akan dapat bekerja, dan kemampuan serta minat mereka harus dipertimbangkan secara individual.

Annisah, K., Kusmaningsih, N. S., & Purbaningrum, E. (2019). Job Opportunities For Mentally Retarded Children After High School.
K., N. S. (2017). Studi Deskriptif Peluang Kerja Anak Tunagrahita Pasca SMALB Nindya Seva Kusmaningsih dan Siti Mahmudah.
Mastiani, E., & Suwandari, L. (2017). Work skills program through apprenticeship program for children with mild mental retardation. PEOPLE: International Journal of Social Sciences. https://doi.org/10.20319/PIJSS.2017.33.376391
Shubochkina, E. I., & Ibragimova, E. M. (2022). Actual medical and social problems of education and vocational training for children with intellectual disorders. Gigiena, i Sanitariya. https://doi.org/10.47470/0016-9900-2022-101-11-1379-1385
Rezazadeh, S. (2023). Disabled Children and Work. https://doi.org/10.51952/9781529226072.ch005
Riaño-Galán, A., Rodríguez-Martín, A., García-Ruiz, R., & Álvarez-Arregui, E. (2014). La transición a la vida activa de las personas con discapacidad: expectativas familiares y grado de ajuste al trabajo. https://doi.org/10.1590/S1413-65382014000200010
Scroll to Top