Anak-anak dengan disleksia sering mengalami kesulitan dengan orientasi huruf, yang dapat bermanifestasi sebagai pembalikan huruf atau “membalik” saat membaca atau menulis. Fenomena ini tidak eksklusif untuk disleksia, karena juga dapat terjadi pada anak-anak yang biasanya berkembang, terutama pada tahap awal belajar membaca dan menulis. Namun, anak-anak dengan disleksia mungkin menunjukkan kesalahan ini lebih sering dan untuk durasi yang lebih lama karena tantangan mereka dengan kode alfabet dan inefisiensi memori kerja. Bagian berikut mengeksplorasi hubungan antara disleksia dan pembalikan huruf, memanfaatkan wawasan dari makalah penelitian yang disediakan.
Pembalikan Surat pada Disleksia
- Kesalahan Cermin dan Disleksia: Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan disleksia lebih rentan membuat kesalahan cermin, seperti membalikkan huruf seperti ‘b’ dan ‘d’. Hal ini sebagian disebabkan oleh kesulitan dalam menghambat proses generalisasi cermin, yang sangat penting untuk mengenali orientasi huruf yang benar (Martínez-García et al., 2022).
- Memori Kerja dan Pembalikan: Anak-anak disleksia sering mengalami inefisiensi dalam loop fonologis dan ortografi memori kerja, yang dapat menyebabkan pembalikan huruf yang lebih sering selama tugas yang memerlukan penamaan atau penulisan huruf cepat (Brooks et al., 2011).
- Prevalensi dan Persistensi: Sementara pembalikan huruf sering terjadi pada anak usia dini, mereka cenderung bertahan lebih lama pada anak-anak dengan disleksia. Ketekunan ini terkait dengan perjuangan mereka yang sedang berlangsung dalam membaca dan menulis, meskipun memiliki kecerdasan normal dan pendidikan yang memadai (Harman, 2016) (Mather, 2012).
Faktor-Faktor yang Berkontribusi pada Pembalikan Surat
- Perkembangan Visual dan Motorik: Pengembangan keterampilan visual dan motorik memainkan peran penting dalam orientasi huruf. Anak-anak disleksia mungkin mengalami keterlambatan di area ini, berkontribusi pada kesulitan mereka dengan pembalikan huruf (Mather, 2012).
- Kompleksitas Ortografi: Kompleksitas sistem penulisan dapat memperburuk tantangan tulisan tangan dan ejaan pada anak-anak disleksia, berpotensi menyebabkan pembalikan huruf yang lebih sering (Arfé et al., 2020).
- Intervensi dan Dukungan: Intervensi yang efektif, seperti pendekatan pembelajaran multisensori dan terapi okupasi, dapat membantu mengatasi tantangan ini dengan meningkatkan integrasi motorik visual dan keterampilan memori kerja (Kroger, 2024).
Perspektif yang Lebih Luas tentang Pembalikan Surat
Sementara pembalikan huruf adalah gejala penting pada beberapa anak dengan disleksia, mereka bukan penanda pasti dari kondisi tersebut. Banyak anak yang biasanya berkembang juga mengalami pembalikan huruf, terutama pada tahap awal belajar membaca dan menulis. Kesalahan ini sering berkurang karena anak-anak mendapatkan lebih banyak pengalaman dan kemahiran dengan sistem alfabet. Oleh karena itu, sementara pembalikan huruf dapat menjadi tanda disleksia, mereka harus dipertimbangkan bersama gejala lain dan kriteria diagnostik untuk secara akurat mengidentifikasi dan mendukung anak-anak dengan disleksia (Fischer & Luxembourger, 2021) (Mombach et al., 2020).