Anak-anak dengan disleksia sering mengalami kesulitan dengan orientasi spasial, yang dapat mencakup tantangan dalam membedakan kanan dari kiri. Ini terkait dengan lateralisasi otak atipikal dan masalah representasi spasial yang diamati pada individu disleksia. Penelitian menunjukkan bahwa kesulitan ini mungkin berasal dari perbedaan dalam bagaimana anak-anak disleksia memproses informasi spasial dan pendengaran, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk membedakan antara arah. Di bawah ini, aspek-aspek kunci dari fenomena ini dieksplorasi secara rinci.
Lateralisasi Otak dan Representasi Spasial
- Anak-anak disleksia sering menunjukkan pola lateralisasi otak atipikal. Biasanya, pemrosesan bahasa bergeser dari dominasi belahan kanan ke kiri saat anak-anak mengembangkan keterampilan melek huruf. Namun, anak-anak dengan disleksia mungkin menunjukkan dominasi belahan kanan atau tidak ada dominasi belahan yang jelas, yang dapat mempengaruhi orientasi spasial dan tugas arah (Helland, 2024) (Kumar & Gupta, 2015).
- Studi yang menggunakan tugas pembelahan garis telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan disleksia cenderung memiliki bias ke kanan, yang dikenal sebagai “pseudoneglek terbalik,” yang menunjukkan asimetri representasi spasial. Bias ini menunjukkan kesulitan dalam memproses informasi spasial secara simetris, yang dapat berkontribusi pada tantangan dalam membedakan kanan dari kiri (Vieira et al., 2013) (Michel et al., 2011).
Pengolahan Pendengaran dan Visual
- Anak-anak disleksia sering mengalami gangguan pemrosesan pendengaran, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk membedakan antara suara yang disajikan di telinga kanan dan kiri. Gangguan ini terkait dengan keuntungan telinga kiri dalam tugas mendengarkan dikotik, bertentangan dengan keuntungan telinga kanan khas yang terlihat pada anak-anak non-disleksika (Kumar & Gupta, 2015) (Moncrieff & Musiek, 2002).
- Studi perhatian spasial visual mengungkapkan bahwa anak-anak disleksia menunjukkan distribusi perhatian asimetris, dengan kemampuan yang berkurang untuk memproses informasi di bidang visual kiri. Asimetri ini dapat berkontribusi pada kesulitan dalam tugas spasial, termasuk membedakan kanan dari kiri (Facoetti & Turatto, 2000).
Urutan Temporal dan Beban Perhatian
- Anak-anak disleksia menunjukkan gangguan dalam penilaian urutan temporal, terutama di bidang visual yang tepat, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk memproses urutan dan tugas orientasi spasial. Gangguan ini berlanjut bahkan di bawah kondisi beban perhatian yang tinggi, menunjukkan kesulitan mendasar dalam memproses informasi spasial dan temporal (Pérez et al., 2008).
Sementara penelitian ini menyoroti tantangan signifikan dalam orientasi spasial untuk anak-anak dengan disleksia, penting untuk mempertimbangkan bahwa kesulitan ini adalah bagian dari spektrum yang lebih luas dari tantangan kognitif dan persepsi yang terkait dengan kondisi tersebut. Tidak semua anak dengan disleksia akan mengalami tingkat kesulitan yang sama dengan diskriminasi kanan-kiri, dan perbedaan individu dapat memainkan peran penting. Selain itu, intervensi dan pelatihan yang ditargetkan dapat membantu mengurangi tantangan ini dengan meningkatkan keterampilan pemrosesan spasial dan pendengaran.