Anak-anak dengan disleksia sering menghadapi berbagai tantangan psikologis dan emosional yang melampaui kesulitan mereka dalam membaca dan menulis. Tantangan-tantangan ini dapat mencakup kecemasan, depresi, harga diri rendah, dan kesulitan sosial, yang secara signifikan dapat berdampak pada kesejahteraan dan kinerja akademik mereka secara keseluruhan. Oleh karena itu, dukungan dari psikolog atau terapis dapat menjadi penting dalam mengatasi masalah ini dan mempromosikan lintasan perkembangan yang lebih positif untuk anak-anak ini. Bagian berikut mengeksplorasi berbagai aspek dukungan psikologis untuk anak-anak dengan disleksia.
Tantangan Psikologis dan Emosional
- Anak-anak dengan disleksia berada pada peningkatan risiko masalah kesehatan psikologis dan mental, termasuk kecemasan dan depresi. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak ini sering melaporkan tingkat masalah internalisasi dan eksternalisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang biasanya berkembang (Morte-Soriano & Ferrer, 2024) (Terras et al., 2009).
- Disleksia dapat menyebabkan konflik di sekolah dan rumah, mengakibatkan hilangnya harga diri dan perkembangan gejala neurotik. Konflik ini dapat menciptakan lingkaran setan kegagalan dan harga diri yang rendah, yang semakin memperburuk tekanan psikologis (Warnke & Niebergall, 2001).
Manfaat Dukungan Psikologis
- Psikoterapi, termasuk terapi perilaku kognitif (CBT) dan konseling yang berpusat pada orang, telah terbukti meningkatkan kesejahteraan emosional, harga diri, dan keterampilan sosial pada anak-anak dengan ketidakmampuan belajar, termasuk disleksia (Rathore, 2024).
- Intervensi konseling yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik anak-anak dengan disleksia dapat secara signifikan meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka. Misalnya, pelatihan konseling telah ditemukan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis pada siswa dengan disleksia, sebagaimana dibuktikan dengan peningkatan skor penilaian kesejahteraan psikologis (Ghiasi et al., 2022).
- Intervensi psikologi positif (PPI) telah menunjukkan efektivitas dalam meningkatkan harga diri, efikasi diri, dan kepercayaan diri sambil mengurangi kecemasan di antara siswa dengan disleksia. Intervensi ini dapat mengarah pada peningkatan kesejahteraan subjektif dan konsep diri akademis (Omar et al., 2024).
Peran Keluarga dan Sekolah
- Melibatkan orang tua dan keluarga dalam proses perawatan sangat penting untuk mengoptimalkan hasil. Upaya terkoordinasi antara terapis, sekolah, dan keluarga dapat menciptakan lingkungan yang mendukung yang memenuhi kebutuhan akademik dan emosional (Warnke & Niebergall, 2001).
- Sekolah memainkan peran penting dalam menyediakan akses ke dukungan psikologis. Namun, hambatan seperti kurangnya profesional terlatih dan sumber daya yang terbatas dapat menghambat ketersediaan layanan ini, terutama di daerah yang kekurangan sumber daya (Rathore, 2024).
Perspektif Alternatif
Meskipun dukungan psikologis bermanfaat, penting untuk menyadari bahwa tidak semua anak dengan disleksia mungkin memerlukan terapi. Beberapa anak mungkin memiliki mekanisme koping yang memadai dan sistem pendukung yang memungkinkan mereka untuk mengelola tantangan mereka secara efektif tanpa intervensi psikologis formal. Selain itu, intervensi yang berfokus pada peningkatan keterampilan membaca dan mengeja juga dapat berkontribusi pada hasil psikologis yang lebih baik dengan mengurangi stres akademik dan meningkatkan harga diri (Gijsel & Bosman, 2010) (Devevey, 2009). Namun, bagi mereka yang mengalami kesulitan emosional atau perilaku yang signifikan, dukungan psikologis tetap menjadi komponen penting dari perawatan komprehensif.