Anak-anak dengan disleksia sering menghadapi tantangan yang signifikan dalam belajar, yang dapat menyebabkan frustrasi dan tekanan emosional. Terapi psikologis dapat memainkan peran penting dalam membantu anak-anak ini mengelola frustrasi mereka dan meningkatkan pengalaman belajar mereka. Kebutuhan akan terapi psikologis muncul dari interaksi kompleks tantangan emosional, perilaku, dan pendidikan yang terkait dengan disleksia. Jawaban ini mengeksplorasi kebutuhan dan manfaat terapi psikologis untuk anak-anak dengan disleksia, memanfaatkan wawasan dari berbagai penelitian.
Tantangan Emosional dan Perilaku
- Disleksia dikaitkan dengan berbagai masalah emosional dan perilaku, termasuk kecemasan, depresi, dan harga diri rendah. Masalah-masalah ini sering berasal dari kegagalan akademik yang berulang dan frustrasi yang diakibatkan (Warnke & Niebergall, 2001) (Adi et al., 2024).
- Anak-anak dengan disleksia lebih rentan terhadap masalah perilaku dan kecemasan dibandingkan dengan teman sebaya mereka yang biasanya berkembang, menyoroti perlunya intervensi psikologis yang mengatasi tantangan emosional ini (Adi et al., 2024).
Manfaat Terapi Psikologis
- Terapi psikologis, termasuk psikoterapi individu, dapat membantu mengatasi gejala mental dan perilaku yang menyertainya disleksia. Terapi ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik anak, dengan fokus pada peningkatan harga diri dan strategi koping (Warnke & Niebergall, 2001) (Ghiasi et al., 2022).
- Konseling dan intervensi psikologis telah terbukti meningkatkan kesejahteraan psikologis siswa dengan disleksia. Misalnya, konseling berdasarkan kebutuhan spesifik telah efektif dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis, sebagaimana dibuktikan dengan peningkatan skor dalam penilaian kesejahteraan psikologis (Ghiasi et al., 2022).
- Intervensi psikologi positif (PPI) telah ditemukan untuk meningkatkan harga diri, efikasi diri, dan kepercayaan diri sambil mengurangi kecemasan di antara siswa dengan disleksia. Intervensi ini dapat sangat bermanfaat dalam pengaturan pendidikan, membantu siswa untuk mengelola tantangan belajar mereka dengan lebih baik (Omar et al., 2024).
Pendekatan Multidisiplin
- Pendekatan multidisiplin yang mengintegrasikan dukungan psikologis dengan intervensi pendidikan sangat penting. Pendekatan ini memastikan bahwa kebutuhan emosional anak-anak dengan disleksia ditangani di samping tantangan akademik mereka (Adi et al., 2024) (Bajaj & Bhatia, 2020).
- Melibatkan orang tua, guru, dan konselor dalam proses terapeutik dapat meningkatkan efektivitas intervensi. Pelatihan dan lokakarya untuk para pemangku kepentingan ini dapat meningkatkan pemahaman dan dukungan mereka untuk anak-anak dengan disleksia (Bajaj & Bhatia, 2020).
Studi Kasus dan Bukti
- Studi kasus telah menunjukkan efektivitas menggabungkan pendekatan terapeutik standar dan non-standar, seperti terapi seni, untuk mendukung anak-anak dengan disleksia. Intervensi yang dipersonalisasi ini dapat membantu mengurangi efek disleksia dan meningkatkan hasil belajar (Skibska, 2016).
- Penelitian telah menunjukkan bahwa konseling yang ditargetkan dan dukungan psikologis dapat menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan membaca dan motivasi di antara anak-anak dengan disleksia (Andreassen et al., 2006).
Sementara terapi psikologis bermanfaat untuk anak-anak dengan disleksia, penting untuk menyadari bahwa itu bukan solusi mandiri. Manajemen disleksia yang efektif membutuhkan pendekatan komprehensif yang mencakup intervensi pendidikan, dukungan keluarga, dan akomodasi sekolah. Selain itu, identifikasi dan intervensi dini sangat penting untuk mencegah konsekuensi emosional dan akademik jangka panjang dari disleksia (Kline, 1978).