Anak-anak dengan disleksia sering menghadapi tantangan yang signifikan dalam pengaturan kelas tradisional karena kebutuhan belajar mereka yang unik. Penelitian menunjukkan bahwa pendekatan individual terhadap pendidikan dapat lebih efektif untuk siswa ini dibandingkan dengan kelas reguler. Strategi pembelajaran yang dipersonalisasi, sering didukung oleh teknologi, dapat mengatasi kesulitan spesifik yang dihadapi siswa disleksia, seperti masalah dengan fonologi, ejaan, membaca, dan menulis. Intervensi yang disesuaikan ini dapat meningkatkan keterlibatan, motivasi, dan pada akhirnya, hasil pembelajaran bagi siswa disleksia. Bagian berikut mengeksplorasi berbagai aspek pendekatan pembelajaran individual untuk anak-anak disleksia.
Teknologi Pembelajaran yang Dipersonalisasi
- Teknologi AI, seperti pemrosesan bahasa alami dan pembelajaran mesin, dapat menciptakan lingkungan belajar yang dipersonalisasi yang beradaptasi dengan kebutuhan individu siswa disleksia. Teknologi ini memungkinkan penilaian berkelanjutan dan adaptasi materi pembelajaran secara real-time, memastikan bahwa intervensi responsif dan efektif (Meenakshi, 2024) (Askarova et al., 2024).
- Lingkungan e-learning yang dipersonalisasi telah terbukti mendukung siswa disleksia dalam memperoleh kompetensi membaca dengan menyediakan materi dan latihan pendidikan yang disesuaikan yang memenuhi kesulitan belajar spesifik mereka (Andreev et al., 2009).
Pendekatan Multisensori dan Adaptif
- Metode pengajaran multisensori, yang melibatkan banyak indera secara bersamaan, telah ditemukan sangat efektif untuk siswa disleksia. Pendekatan ini dapat disesuaikan agar sesuai dengan gaya belajar individu dan kebutuhan setiap siswa, mempromosikan keterlibatan dan pemahaman yang lebih baik(Tsampalas et al., 2017).
- Model pembelajaran adaptif, yang menyesuaikan kesulitan dan jenis konten berdasarkan kemajuan siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih mendukung bagi siswa disleksia. Model-model ini dirancang untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh setiap siswa, meningkatkan hasil belajar mereka (Hamid et al., 2017).
Pemikiran Desain dan Gamifikasi
- Pemikiran desain dan gamifikasi adalah strategi inovatif yang dapat menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan efektif bagi siswa disleksia. Dengan berfokus pada kebutuhan dan kesulitan siswa, pendekatan ini dapat membantu dalam mengembangkan keterampilan melalui kegiatan interaktif dan menyenangkan (Campos et al., 2020)].
- Penggunaan pengalaman belajar yang digamifikasi, yang dikembangkan melalui proses desain berulang, dapat secara signifikan berkontribusi pada motivasi dan keterlibatan siswa disleksia, membuat pembelajaran lebih mudah diakses dan menyenangkan (Campos et al., 2020).
Kurikulum Individual dan Alat Bantu Pengajaran
- Kurikulum individual dan alat bantu pengajaran, seperti Program Bertarget, Individu, Terstruktur, Terpadu untuk Kebutuhan Pendidikan Khusus (TISIPFSEN), telah terbukti meningkatkan keterampilan membaca dan memahami pada siswa disleksia. Program-program ini disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap siswa, memungkinkan intervensi pembelajaran yang lebih efektif (Korea et al., 2020).
- Alat bantu pengajaran khusus, yang dikembangkan menggunakan pendekatan berbasis desain, dapat meningkatkan keterampilan membaca dan keterlibatan dengan memberikan pengalaman multisensori dan materi pembelajaran yang berpusat pada pengguna (Ali et al., 2023).
Sementara pendekatan individual menunjukkan harapan dalam mendukung siswa disleksia, penting untuk mempertimbangkan potensi tantangan dan keterbatasan. Menerapkan strategi pembelajaran yang dipersonalisasi membutuhkan sumber daya yang signifikan, termasuk pendidik terlatih dan akses ke teknologi, yang mungkin tidak tersedia di semua pengaturan pendidikan. Selain itu, efektivitas pendekatan ini dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan preferensi spesifik setiap siswa. Oleh karena itu, pendekatan seimbang yang menggabungkan strategi individual dengan elemen pendidikan tradisional mungkin diperlukan untuk memberikan dukungan komprehensif bagi siswa disleksia.