Anak-anak dengan disleksia memang dapat berhasil di bidang akademik seperti sains dan teknologi, asalkan mereka menerima dukungan dan intervensi yang tepat. Disleksia, terutama gangguan membaca, tidak secara inheren membatasi kemampuan intelektual atau potensi anak di bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika). Dengan strategi dan alat yang tepat, siswa disleksia dapat mengatasi tantangan yang mereka hadapi dan unggul di bidang ini. Bagian berikut mengeksplorasi berbagai faktor dan intervensi yang dapat memfasilitasi keberhasilan siswa disleksia dalam sains dan teknologi.
Tantangan dan Intervensi
- Tantangan Kognitif dan Belajar: Siswa disleksia sering menghadapi kesulitan dalam membaca, menulis, dan pemahaman bahasa, yang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk mempelajari mata pelajaran sains dan teknologi. Tantangan-tantangan ini terkait dengan masalah dengan perhatian, memori, dan keterampilan pemahaman (Okumuş, 2022) (Asghar et al., 2017).
- Teknologi Bantuan: Penggunaan teknologi bantu, seperti perangkat lunak text-to-speech dan wicara-ke-teks, buku audio, dan alat pembelajaran digital, dapat secara signifikan membantu siswa disleksia. Teknologi ini membantu meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, sehingga memudahkan siswa untuk terlibat dengan teks dan konsep ilmiah yang kompleks (Horn & Huber, 2020) (Yaacob et al., 2024).
- Strategi Pembelajaran yang Dipersonalisasi: Dukungan yang dipersonalisasi, termasuk metode pengajaran individual dan intervensi berbasis teknologi, dapat memenuhi kebutuhan unik siswa disleksia. Model pembelajaran mesin telah dikembangkan untuk menyarankan alat dan strategi yang disesuaikan, meningkatkan pengalaman belajar bagi siswa disleksia di pendidikan tinggi (Zingoni et al., 2024)].
Lingkungan Pendidikan yang Mendukung
- Praktik Pengajaran Inklusif: Menerapkan praktik pengajaran inklusif, seperti Desain Universal untuk Pembelajaran (UDL), dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi siswa disleksia. Praktik-praktik ini melibatkan adaptasi metode pengajaran untuk mengakomodasi kebutuhan belajar yang beragam, yang dapat membantu siswa disleksia berkembang di bidang STEMÂ (Dillard, 2024)Â (Asghar et al., 2017).
- Dukungan khusus STEM: Program yang mengintegrasikan seni ke dalam pendidikan STEM, yang dikenal sebagai STEAM, dapat memberikan perancah mental bagi siswa disleksia, membantu mereka terlibat lebih efektif dengan mata pelajaran STEM. Selain itu, robotika pendidikan dan alat pembelajaran langsung lainnya dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan membuat pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan (Andruseac et al., 2015) (Wright & Moskal, 2014).
Kisah Sukses dan Potensi
- Sukses Akademik dan Karir: Penelitian menunjukkan bahwa siswa disleksia dapat mencapai kesuksesan akademik dan berkembang di perguruan tinggi dan tempat kerja selektif. Lulusan disleksia telah terbukti berkinerja sebanding dengan rekan-rekan mereka baik di lingkungan akademik maupun profesional, menunjukkan bahwa disleksia tidak menghalangi keberhasilan di bidang sains dan teknologi (Shaywitz et al., 2020).
- Kekuatan Unik: Beberapa siswa disleksia memiliki kekuatan unik, seperti kemampuan untuk memvisualisasikan dalam tiga dimensi, yang dapat menguntungkan di bidang STEM. Mengenali dan memelihara kekuatan ini dapat membantu siswa disleksia menyadari potensi mereka sebagai ilmuwan dan teknolog masa depan (Wright & Moskal, 2014).
Sementara disleksia menghadirkan tantangan tertentu, penting untuk menyadari bahwa dengan dukungan dan intervensi yang tepat, siswa disleksia dapat unggul dalam sains dan teknologi. Integrasi teknologi bantu, strategi pembelajaran yang dipersonalisasi, dan praktik pengajaran inklusif dapat secara signifikan meningkatkan pengalaman pendidikan mereka. Selain itu, mengakui dan memanfaatkan kekuatan unik siswa disleksia dapat lebih memfasilitasi kesuksesan mereka di bidang STEM.