Group of children focused on educational activities in a classroom setting.

Apakah Anak Dengan Diskalkulia Perlu Diagnosa Profesional Atau Bisa Diketahui Oleh Orang Tua Sendiri?

Seorang anak dengan diskalkulia biasanya memerlukan diagnosis profesional untuk mengidentifikasi kondisi secara akurat, karena melibatkan penilaian kognitif kompleks yang berada di luar lingkup pengamatan orang tua saja. Dyscalculia adalah ketidakmampuan belajar spesifik yang ditandai dengan kesulitan dalam memahami angka dan melakukan perhitungan matematis, dan sering hidup berdampingan dengan gangguan belajar lainnya seperti disleksia dan ADHD (Aquil & Ariffin, 2020). Sementara orang tua mungkin melihat tanda-tanda kesulitan matematika, diagnosis profesional sangat penting untuk pemahaman yang komprehensif dan intervensi yang tepat. Transisi ini mengarah pada eksplorasi terperinci dari proses diagnostik dan peran orang tua.

Diagnosis Profesional

  • Kompleksitas Diskalkulia: Dyscalculia adalah gangguan perkembangan saraf heterogen dengan berbagai subtipe, masing-masing mempengaruhi domain matematika yang berbeda seperti pemrosesan angka, prosedur aritmatika, dan kemampuan geometris (“A novel approach to subtypes of developmental dyscalculia”, 2022). Kompleksitas ini memerlukan evaluasi profesional untuk secara akurat mengidentifikasi subtipe spesifik dan menyesuaikan intervensi yang sesuai.
  • Alat dan Metode Diagnostik: Diagnosis profesional melibatkan tes dan instrumen standar yang dirancang untuk menilai kemampuan matematika dan mengidentifikasi diskalkulia. Misalnya, Baterai Subtipe Dyscalculia UCSF dan tes standar lainnya digunakan untuk mengevaluasi defisit dalam domain matematika tertentu (“A novel approach to subtypes of developmental dyscalculia”, 2022) (Casey & Neo, 2024). Alat ini telah divalidasi untuk keandalan dan akurasi, memastikan hasil yang konsisten di seluruh sampel yang berbeda(Azhari et al., 2024).
  • Peran Dokter dan Pendidik: Pendidik dan dokter khusus memainkan peran penting dalam mendiagnosis diskalkulia. Mereka menggunakan kombinasi tes kognitif, pengamatan, dan wawancara untuk menilai kemampuan matematika anak dan mengidentifikasi gangguan yang ada berdampingan (“Diagnostics and identification of individual types of distortion of mathematical capacities”, 2023) (Aquil & Ariffin, 2020). Masukan profesional ini sangat penting untuk mengembangkan strategi dan intervensi pendidikan yang efektif.

Pengamatan Orang Tua

  • Identifikasi Awal: Orang tua dapat memainkan peran penting dalam identifikasi awal diskalkulia dengan mengamati kesulitan anak mereka dengan angka dan tugas matematika. Tanda-tanda umum termasuk masalah dengan menghitung, memahami konsep numerik, dan melakukan aritmatika dasar (Nanda et al., 2023) (Aquil & Ariffin, 2020).
  • Kolaborasi dengan Profesional: Sementara orang tua dapat memberikan wawasan berharga tentang perilaku belajar anak mereka, kolaborasi dengan para profesional diperlukan untuk diagnosis formal. Orang tua dapat berbagi pengamatan mereka dengan pendidik dan dokter untuk membantu dalam proses diagnostik (“Dyscalculia”, 2022).

Tantangan dalam Diagnosis

  • Kurangnya Kesadaran dan Pelatihan: Seringkali ada kurangnya kesadaran dan pelatihan di antara guru dan orang tua mengenai diskalkulia, yang dapat menunda diagnosis dan intervensi (TIBANE et al., 2024). Meningkatkan kesadaran dan memberikan pelatihan dapat membantu dalam identifikasi dini dan dukungan anak-anak dengan diskalkulia.
  • Faktor Sosioekonomi dan Pendidikan: Dalam konteks pendidikan yang kurang beruntung, kurangnya langkah-langkah penilaian khusus dan batas dapat mempersulit diagnosis diskalkulia (Santos et al., 2022). Ini menyoroti perlunya alat dan pendekatan diagnostik spesifik konteks.

Sementara orang tua dapat mengamati tanda-tanda diskalkulia, diagnosis profesional sangat penting untuk mengidentifikasi gangguan dan subtipenya secara akurat. Ini memastikan bahwa anak-anak menerima intervensi dan dukungan yang sesuai yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka. Namun, peningkatan kesadaran dan pelatihan di antara orang tua dan pendidik dapat meningkatkan identifikasi awal dan kolaborasi dalam proses diagnostik.

Aquil, M. A. I., & Ariffin, M. M. (2020). The Causes, Prevalence and Interventions for Dyscalculia in Malaysia. Journal of Educational and Social Research. https://doi.org/10.36941/JESR-2020-0126
A novel approach to subtypes of developmental dyscalculia. (2022). https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-1922020/v1
Casey, T. C., & Neo, M. (2024). Prevalence of Dyscalculia: Grade 10 Learners in Secondary Schools. https://doi.org/10.22159/ed.c9
Azhari, B., Johar, R., Ramadhani, E., & Mailizar, M. (2024). Development of A Dyscalculia Identification Test Instrument. Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology. https://doi.org/10.22373/ekw.v10i1.23347
Diagnostics and identification of individual types of distortion of mathematical capacities. (2023). International Journal of Mathematics and Statistics. https://doi.org/10.53555/eijms.v5i1.38
Nanda, A. S. M., Lutfiyah, L., & Murtinasari, F. (2023). Identification of Dyscalculia in Children Special Needs for the Impaired Knowing Numbers. Journal of Education and Learning Mathematics Research. https://doi.org/10.37303/jelmar.v4i2.110
Dyscalculia. (2022). https://doi.org/10.4018/978-1-6684-5360-5.ch015
TIBANE, C. C., MHLONGO, T., & MAFA, T. O. N. (2024). Exploring the Prevalence and Awareness of Dyscalculia Among Grade 10 Learners: A Case Study. https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-3884817/v1
Santos, F. H. dos, Ribeiro, F. S., Dias-Piovezana, A. L., Primi, C., Dowker, A., & Aster, M. von. (2022). Discerning Developmental Dyscalculia and Neurodevelopmental Models of Numerical Cognition in a Disadvantaged Educational Context. Brain Sciences. https://doi.org/10.3390/brainsci12050653
Scroll to Top