A student writes mathematical notes in a notebook using a pen, focus on studying.

Apakah Anak Dengan Diskalkulia Memerlukan Terapi Wicara Atau Terapi Sensorik?

Anak-anak dengan diskalkulia terutama menghadapi tantangan dalam pemahaman matematika dan pemecahan masalah, yang tidak terkait langsung dengan ucapan atau pemrosesan sensorik. Namun, kompleksitas diskalkulia dan potensi komorbiditasnya, seperti ketidakmampuan belajar berbasis bahasa, menunjukkan bahwa intervensi mungkin perlu beragam. Sementara terapi wicara dan terapi sensorik bukanlah perawatan standar untuk diskalkulia, mereka mungkin bermanfaat dalam kasus-kasus tertentu di mana diskalkulia hidup berdampingan dengan masalah perkembangan lainnya. Jawaban ini mengeksplorasi peran potensial terapi bicara dan sensorik dalam konteks diskalkulia.

Dyscalculia dan Tantangan Intinya

  • Diskalkulia ditandai dengan kesulitan dalam pemrosesan angka, prosedur aritmatika, dan penalaran matematika, yang bukan karena defisit kecerdasan umum atau pendidikan yang tidak memadai (Sudha et al., 2014) (Kaufmann & Aster, 2012).
  • Gangguan ini dapat bermanifestasi dalam berbagai subtipe, masing-masing mempengaruhi domain matematika yang berbeda seperti pemrosesan angka dan pengambilan fakta aritmatika (“A novel approach to subtypes of developmental dyscalculia”, 2022).

Pertimbangan Terapi Wicara

  • Terapi wicara biasanya ditujukan untuk mengatasi gangguan bahasa dan komunikasi. Namun, dalam kasus di mana diskalkulia disertai dengan ketidakmampuan belajar berbasis bahasa, terapi wicara mungkin secara tidak langsung mendukung pembelajaran matematika dengan meningkatkan pemahaman dan ekspresi bahasa (“A novel approach to subtypes of developmental dyscalculia”, 2022) (Starling‐Alves et al., 2025).
  • Pengembangan “pidato matematika” sangat penting untuk memahami dan menggunakan istilah dan konsep matematika. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi yang berfokus pada keterampilan bahasa berpotensi membantu anak-anak dengan diskalkulia yang juga memiliki gangguan bicara atau bahasa (Kondratieva, 2022).

Pertimbangan Terapi Sensorik

  • Terapi sensorik umumnya digunakan untuk mengatasi masalah pemrosesan sensorik, yang tidak terkait langsung dengan diskalkulia. Namun, jika seorang anak dengan diskalkulia juga menunjukkan kesulitan pemrosesan sensorik, terapi sensorik dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif secara keseluruhan dan kesiapan belajar (Sriadnyani et al., 2024).
  • Terapi sensorik terintegrasi telah terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan bicara pada anak-anak dengan keterlambatan bicara fungsional, menunjukkan utilitas potensialnya dalam mengatasi tantangan perkembangan yang lebih luas yang mungkin menyertainya diskalkulia (Sriadnyani et al., 2024).

Intervensi Multidimensi

  • Intervensi yang efektif untuk diskalkulia seringkali memerlukan pendekatan yang dipersonalisasi yang mempertimbangkan profil kognitif spesifik anak dan kondisi komorbidita (Kaufmann & Aster, 2012).
  • Terapi okupasi dan intervensi pedagogik-terapeutik lainnya biasanya digunakan untuk menargetkan kesulitan matematika tertentu, menekankan perlunya strategi yang disesuaikan daripada pendekatan satu ukuran yang cocok untuk semuanya (“Framing occupational therapy intervention for dyscalculia”, n.d.) (Kaufmann & Aster, 2012).

Sementara terapi bicara dan sensorik bukanlah perawatan utama untuk diskalkulia, mereka mungkin memainkan peran suportif dalam rencana intervensi yang komprehensif, terutama ketika diskalkulia disertai dengan tantangan perkembangan lainnya. Integrasi berbagai pendekatan terapeutik dapat membantu mengatasi sifat beragam gangguan belajar, yang berpotensi mengarah pada hasil yang lebih baik untuk anak-anak dengan diskalkulia.

Sudha, P., Shalini, A., & Vihar, V. (2014). Dyscalculia: A Specific Learning Disability Among Children.
Kaufmann, L., & Aster, M. von. (2012). The diagnosis and management of dyscalculia. Deutsches Arzteblatt International. https://doi.org/10.3238/arztebl.2012.0767
A novel approach to subtypes of developmental dyscalculia. (2022). https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-1922020/v1
Starling‐Alves, I., Peters, L., & Wilkey, E. D. (2025). Beyond the sum of their parts: a multi-dimensional approach to dyscalculia-dyslexia comorbidity integrating studies of the brain, behavior, and genetics. Developmental Cognitive Neuroscience. https://doi.org/10.1016/j.dcn.2025.101510
Kondratieva, S. Y. (2022). The development of «mathematical» speech as one of the directions in the prevention of dyscalculia in children with special educational needs. Vestnik Pedagogičeskih Innovacij. https://doi.org/10.15293/1812-9463.2202.09
Sriadnyani, N. W., Suhita, B. M., & Widyowati, A. (2024). The Effectiveness Of Integrated Sensory Therapy As A Stimulation Of Speech Ability In Children Aged 2-5 Years With Functional Speech Delay Disorder. Journal of Applied Nursing and Health. https://doi.org/10.55018/janh.v6i2.259
Framing occupational therapy intervention for dyscalculia. (n.d.).
Scroll to Top