Anak-anak dengan diskalkulia perkembangan memang dapat memiliki bakat luar biasa di bidang lain, seperti seni atau bahasa. Dyscalculia pada dasarnya adalah gangguan matematika, tetapi tidak menghalangi pengembangan kemampuan kognitif atau kreatif lainnya. Heterogenitas diskalkulia menunjukkan bahwa sementara beberapa fungsi kognitif yang terkait dengan matematika mungkin terganggu, area lain dapat tetap tidak terpengaruh atau bahkan unggul. Fenomena ini didukung oleh konsep “berbakat belajar cacat” (GLD), di mana seorang anak mungkin memiliki defisit yang signifikan dalam satu bidang tetapi keterampilan luar biasa di bidang lain.
Heterogenitas Dyscalculia
- Dyscalculia bukanlah gangguan monolitik; dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk dengan defisit kognitif yang mendasari yang berbeda. Variabilitas ini berarti bahwa sementara beberapa anak mungkin berjuang dengan tugas numerik, mereka mungkin tidak memiliki gangguan dalam domain kognitif lainnya (Träff et al., 2016).
- Adanya beberapa defisit atau defisit tunggal pada diskalkulia menunjukkan bahwa kemampuan kognitif lainnya, seperti bahasa atau keterampilan artistik, dapat tetap utuh atau bahkan ditambahkan (Träff et al., 2016).
Kreativitas dan Dyscalculia
- Kreativitas dapat menjadi kekuatan yang signifikan bagi anak-anak dengan ketidakmampuan belajar, termasuk diskalkulia. Pemikiran kreatif dan pemecahan masalah dapat dimanfaatkan untuk mengatasi tantangan belajar, menunjukkan bahwa anak-anak dengan diskalkulia mungkin unggul dalam domain kreatif seperti seni (Reisman & Severino, 2020).
- Konsep menggunakan kreativitas untuk mengatasi ketidakmampuan belajar menyoroti potensi anak-anak dengan diskalkulia untuk memiliki bakat luar biasa di bidang yang membutuhkan pemikiran dan ekspresi kreatif (Reisman & Severino, 2020).
Cacat Belajar Berbakat (GLD)
- Konsep GLD mendukung gagasan bahwa anak-anak dapat memiliki kemampuan luar biasa di satu bidang sementara menghadapi tantangan di bidang lain. Dualitas ini dapat menyebabkan frustrasi tetapi juga menyoroti potensi bakat luar biasa dalam domain non-matematis (Fall & Nolan, 1993).
- Program yang dirancang untuk siswa GLD berfokus pada memelihara kekuatan mereka, yang dapat mencakup bakat artistik atau linguistik, sambil mengatasi tantangan belajar mereka (Fall & Nolan, 1993).
Bakat Artistik dan Linguistik
- Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan ketidakmampuan belajar tertentu, seperti disleksia, sering menunjukkan tingkat kreativitas yang lebih tinggi, yang dapat diekstrapolasi ke anak-anak dengan diskalkulia. Hal ini menunjukkan bahwa diskalkulia tidak menghalangi perkembangan bakat artistik (Cockcroft & Hartgill, 2004).
- Kemampuan untuk unggul dalam seni atau bahasa meskipun mengalami kesulitan matematika didukung oleh gagasan bahwa proses kognitif yang berbeda terlibat, memungkinkan pengembangan keterampilan luar biasa di bidang ini (Vautour, 1976).
Sementara diskalkulia menghadirkan tantangan dalam pembelajaran matematika, itu tidak selalu menghambat pengembangan bakat di bidang lain. Keragaman profil kognitif di antara anak-anak dengan diskalkulia memungkinkan kemungkinan kemampuan luar biasa dalam domain seperti seni dan bahasa. Ini menyoroti pentingnya mengenali dan memelihara bakat-bakat ini, memberikan pendekatan yang lebih holistik untuk pendidikan dan dukungan bagi anak-anak dengan ketidakmampuan belajar.