Anak-anak dengan diskalkulia cenderung mengalami kesulitan dalam memahami konsep kecepatan, jarak, atau ukuran karena gangguan kemampuan pemrosesan numerik dan matematika mereka. Dyscalculia dicirikan oleh tantangan dalam memahami dan memanipulasi konsep numerik, yang dapat meluas ke kesulitan dalam memproses besaran yang dapat dihitung dan tidak terhitung. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk memahami konsep matematika abstrak seperti kecepatan, jarak, dan ukuran, yang seringkali membutuhkan pemahaman dasar yang kuat tentang angka dan penalaran spasial. Bagian berikut menguraikan tantangan ini dan defisit kognitif yang mendasari yang terkait dengan diskalkulia.
Defisit Pemrosesan Numerik dan Matematika
- Dyscalculia adalah ketidakmampuan belajar spesifik yang mempengaruhi pemahaman dan manipulasi konsep numerik, yang menyebabkan kesulitan dalam memproses fakta matematika dan mengembangkan keterampilan matematika (Salisa & Rahaya, 2023).
- Anak-anak dengan diskalkulia sering berjuang dengan konsep numerik dan aritmatika dasar, yang merupakan dasar untuk memahami gagasan matematika yang lebih kompleks seperti kecepatan, jarak, dan ukuran (Giordano et al., 2023)].
- Kondisi ini dikaitkan dengan gangguan dalam pemrosesan besaran simbolik dan keterampilan aritmatika, yang sangat penting untuk memahami dan menghitung kecepatan dan jarak (Pappas et al., 2018).
Tantangan Pemahaman Konseptual dan Penalaran
- Siswa dengan diskalkulia tidak memiliki pemahaman konseptual dan keterampilan penalaran, yang penting untuk memahami konsep matematika abstrak seperti kecepatan dan jarak (Salisa & Rahaya, 2023).
- Ketidakmampuan untuk memproses besaran yang tidak dapat dihitung, seperti ukuran konseptual, semakin memperumit pemahaman mereka tentang konsep terkait ukuran (Gliksman & Henik, 2018).
- Anak-anak diskalkulik mungkin mengalami kesulitan dengan konsep visual-spasial, yang penting untuk memahami pola dan geometri, dan selanjutnya, konsep jarak dan ukuran (Sudha et al., 2014).
Faktor Kognitif dan Neurokognitif
- Dyscalculia terkait dengan defisit dalam memori kerja dan perhatian, yang dapat menghambat kemampuan untuk memproses dan menyimpan informasi yang berkaitan dengan perhitungan kecepatan, jarak, dan ukuran (Pappas et al., 2018).
- Studi neuroimaging menunjukkan bahwa anak-anak dengan diskalkulia melibatkan area otak yang terkait dengan kesulitan yang lebih tinggi dalam pemilihan respons, menunjukkan perkembangan representasi angka spasial yang kurang (Kucian et al., 2011).
Strategi Intervensi dan Dukungan
- Berbagai program pelatihan, termasuk intervensi kognitif, matematika, dan motivasi, telah menunjukkan efek positif pada peningkatan kemampuan kognitif dan matematika pada anak-anak dengan diskalkulia (Giordano et al., 2023).
- Alat seperti EdSense dan perangkat lunak permainan adaptif seperti “The Number Race” telah dikembangkan untuk memberikan intervensi yang dipersonalisasi, membantu anak-anak meningkatkan keterampilan matematika mereka dan berpotensi pemahaman mereka tentang konsep terkait (Jadhav et al., 2023) (Wilson et al., 2006).
Sementara anak-anak dengan diskalkulia menghadapi tantangan signifikan dalam memahami konsep kecepatan, jarak, atau ukuran, intervensi yang ditargetkan dan identifikasi dini dapat mengurangi kesulitan ini. Penggunaan teknologi dan alat pembelajaran yang dipersonalisasi menawarkan jalan yang menjanjikan untuk meningkatkan pemahaman matematika pada anak-anak diskalkulik. Namun, penting untuk menyadari bahwa intervensi ini membutuhkan waktu dan upaya yang konsisten untuk menghasilkan perbaikan yang signifikan. Selain itu, variabilitas dalam profil kognitif individu berarti bahwa beberapa anak mungkin merespons intervensi tertentu lebih baik daripada yang lain, menyoroti perlunya strategi pendidikan yang disesuaikan.