Anak-anak dengan diskalkulia sering menghadapi tantangan yang signifikan dalam tugas-tugas yang melibatkan pemahaman numerik, yang dapat meluas ke kegiatan praktis seperti menghitung uang atau berbelanja. Dyscalculia ditandai dengan kesulitan dalam memahami angka, melakukan operasi aritmatika, dan menerapkan konsep matematika dalam situasi sehari-hari. Tantangan ini bukan karena kurangnya kecerdasan atau peluang pendidikan tetapi berakar pada defisit kognitif spesifik yang mempengaruhi pemrosesan numerik. Kesulitan dalam menghitung uang atau berbelanja adalah manifestasi dari tantangan numerik yang lebih luas ini. Di bawah ini, aspek-aspek kunci tentang bagaimana dyscalculia mempengaruhi kegiatan ini dibahas.
Pemahaman Numerik dan Dyscalculia
- Anak-anak dengan diskalkulia menunjukkan kesulitan terus-menerus dalam memahami konsep numerik dan aritmatika dasar, yang penting untuk tugas-tugas seperti menghitung uang dan berbelanja (Giordano et al., 2023).
- Dyscalculia dikaitkan dengan defisit dalam Sistem Angka Perkiraan (ANS), yang sangat penting untuk memperkirakan dan membandingkan jumlah, keterampilan yang diperlukan untuk menangani uang (Lamb et al., 2024).
- Kondisi ini mempengaruhi kemampuan untuk memahami apa arti angka dan bagaimana mereka berhubungan satu sama lain, yang sangat mendasar untuk melakukan transaksi dan menghitung perubahan (Sudha et al., 2014).
Implikasi Praktis dalam Kegiatan Sehari-hari
- Dyscalculia dapat menghambat kemampuan anak untuk melakukan operasi aritmatika sederhana seperti penambahan dan pengurangan, yang diperlukan untuk menghitung total biaya dan perubahan selama berbelanja (Sudha et al., 2014).
- Anak-anak dengan diskalkulia mungkin berjuang dengan konsep visual-spasial, memengaruhi kemampuan mereka untuk mengenali dan membedakan antara koin dan uang kertas, yang semakin mempersulit tugas penanganan uang (Sudha et al., 2014).
- Kurangnya pemahaman tentang operasi dasar seperti memberi tahu waktu dan menggunakan uang dapat membuat kegiatan sehari-hari, termasuk berbelanja, sangat menantang bagi anak-anak dengan diskalkulia (Sudha et al., 2014).
Strategi Intervensi dan Dukungan
- Identifikasi dan intervensi dini sangat penting dalam mengatasi tantangan yang dihadapi oleh anak-anak dengan diskalkulia. Alat seperti EdSense, yang menggunakan pendekatan yang dipersonalisasi dan berbasis data, dapat membantu meningkatkan hasil matematika dengan menargetkan defisit tertentu (Jadhav et al., 2023).
- Program pelatihan kognitif dan matematika telah menunjukkan efek positif pada peningkatan kemampuan matematika anak-anak dengan diskalkulia, menunjukkan bahwa intervensi yang ditargetkan dapat mengurangi beberapa kesulitan dalam tugas-tugas praktis seperti berbelanja (Giordano et al., 2023).
- Sistem pelatihan langsung yang menghubungkan representasi verbal dan numerik dapat mendukung anak-anak dalam mengembangkan pemahaman numerik yang lebih baik, yang penting untuk tugas-tugas yang melibatkan uang (Erfurt et al., 2019).
Sementara anak-anak dengan diskalkulia menghadapi tantangan yang signifikan dalam menghitung uang dan berbelanja, kesulitan ini tidak dapat diatasi. Dengan diagnosis dini dan intervensi yang ditargetkan, banyak anak dapat meningkatkan keterampilan numerik mereka dan mendapatkan kemandirian yang lebih besar dalam kegiatan sehari-hari. Namun, penting untuk menyadari bahwa diskalkulia adalah kondisi kompleks yang membutuhkan dukungan dan pemahaman berkelanjutan dari pendidik, orang tua, dan masyarakat untuk memastikan bahwa anak-anak yang terkena dampak dapat mencapai potensi penuh mereka.
