Anak-anak dengan disgrafia, ketidakmampuan belajar tertentu yang mempengaruhi keterampilan menulis, mungkin juga mengalami kesulitan dalam berhitung atau matematika, meskipun hubungan langsung antara disgrafia dan kesulitan matematika tidak terdokumentasi dengan baik seperti untuk diskalkulia. Dyscalculia, ketidakmampuan belajar khusus dalam matematika, ditandai dengan kesulitan dalam memahami angka dan melakukan operasi matematika. Sementara disgrafia terutama mempengaruhi penulisan, secara tidak langsung dapat memengaruhi kinerja matematika karena kebutuhan akan ekspresi tertulis dalam memecahkan masalah matematika. Bagian berikut mengeksplorasi hubungan potensial antara disgrafia dan kesulitan berhitung, menarik wawasan dari makalah penelitian yang disediakan.
Disgrafia dan Dampaknya pada Matematika
- Disgrafia mempengaruhi kemampuan menulis angka dan simbol matematika dengan jelas, yang dapat menghambat kinerja tugas matematika yang memerlukan perhitungan atau penjelasan tertulis.
- Anak-anak dengan disgrafia mungkin kesulitan mengatur pekerjaan mereka di atas kertas, yang dapat menyebabkan kesalahan dalam operasi aritmatika dan pemecahan masalah.
- Beban kognitif yang terkait dengan kesulitan menulis dapat mengurangi sumber daya mental yang tersedia untuk memahami dan memecahkan masalah matematika, berpotensi menyebabkan kecemasan matematika dan perilaku penghindaran.
Dyscalculia dan Kesulitan Matematika Terkait
- Dyscalculia ditandai dengan kesulitan yang parah dalam matematika, termasuk masalah dengan indra bilangan, operasi aritmatika, dan memahami konsep matematika (Sudha et al., 2014) (Lafay, 2016).
- Anak-anak dengan diskalkulia sering mengalami masalah dengan operasi dasar seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, serta konsep matematika yang lebih abstrak (Sudha et al., 2014).
- Penelitian menunjukkan bahwa diskalkulia dapat dikaitkan dengan defisit dalam sistem kognisi numerik, termasuk produksi numerik, pemahaman, dan kalkulasi (Ribeiro et al., 2017).
Defisit Kognitif yang Tumpang Tindih
- Baik disgrafia dan diskalkulia dapat melibatkan defisit dalam fungsi eksekutif, yang sangat penting untuk tugas-tugas yang membutuhkan perencanaan, organisasi, dan memori kerja (“Neurocognitive risk factors for co-occurring math difficulties in dyslexia: Differences in executive function and visuospatial processing”, 2022).
- Kesulitan dalam pemrosesan visuospasial, yang umum terjadi pada diskalkulia, juga dapat mempengaruhi kemampuan untuk memahami dan memanipulasi informasi numerik, berpotensi berdampak pada anak-anak dengan disgrafia yang memiliki tantangan kognitif serupa (“Neurocognitive risk factors for co-occurring math difficulties in dyslexia: Differences in executive function and visuospatial processing”, 2022).
- Kehadiran ketidakmampuan belajar komorbid, seperti disleksia, dapat semakin mempersulit hubungan antara disgrafia dan kesulitan matematika, karena kondisi ini sering memiliki defisit kognitif yang mendasarinya (Pedemonte et al., 2024).
Strategi Intervensi dan Dukungan
- Identifikasi dini dan intervensi yang ditargetkan dapat membantu mengurangi dampak disgrafia pada kinerja matematika. Strategi dapat mencakup penggunaan teknologi bantu, seperti perangkat lunak ucapan-ke-teks, untuk mengurangi beban penulisan (Monteiro, 2024)].
- Pendekatan remedial untuk diskalkulia, seperti menggunakan baterai tes dyscalculia, juga dapat bermanfaat bagi anak-anak dengan disgrafia dengan memberikan dukungan terstruktur untuk mengembangkan keterampilan numerik (Lawson, 2008).
- Upaya kolaboratif antara pendidik, orang tua, dan spesialis sangat penting untuk membuat rencana pembelajaran individual yang mengatasi kesulitan menulis dan matematika (Monteiro, 2024).
Sementara disgrafia terutama mempengaruhi penulisan, dampaknya pada berhitung dan matematika dapat menjadi signifikan karena sifat saling berhubungan dari proses kognitif yang terlibat dalam pembelajaran. Kehadiran disgrafia dapat memperburuk kesulitan matematika yang ada atau berkontribusi pada pengembangan kecemasan matematika, menyoroti perlunya strategi penilaian dan intervensi yang komprehensif. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi mekanisme spesifik yang menghubungkan disgrafia dengan tantangan berhitung dan untuk mengembangkan sistem pendukung yang efektif untuk anak-anak yang terkena dampak.