Anak-anak dengan disgrafia sering mengalami kesulitan dengan tulisan tangan, yang dapat meluas ke tantangan dalam mengingat dan membentuk huruf dan angka dengan benar. Kondisi ini terutama terkait dengan gangguan keterampilan motorik dan pemrosesan kognitif yang terkait dengan menulis. Disgrafia bukanlah gangguan mandiri tetapi sering hidup berdampingan dengan kondisi perkembangan saraf lainnya seperti disleksia dan gangguan koordinasi perkembangan (DCD), yang selanjutnya dapat mempersulit kemampuan untuk mengingat dan mereproduksi huruf dan angka secara akurat. Bagian berikut mengeksplorasi tantangan spesifik yang dihadapi oleh anak-anak dengan disgrafia dalam kaitannya dengan mengingat huruf dan angka.
Tantangan Kognitif dan Motorik
- Disgrafia melibatkan gangguan kognitif dan motorik yang mempengaruhi kemampuan menulis huruf dan angka. Anak-anak dengan disgrafia mungkin berjuang dengan citra mental huruf, yang menyebabkan kebingungan dan kesalahan substitusi, terutama dengan huruf yang tampak serupa seperti b, p, d, dan q (Zesiger et al., 1997).
- Kondisi ini sering dikaitkan dengan keterampilan motorik dan koordinasi yang buruk, yang dapat menghambat kemampuan untuk membentuk huruf dan angka dengan lancar dan akurat. Hal ini terbukti dalam tulisan yang lambat dan susah payah yang diamati pada anak-anak dengan disgrafia (“Automated Systems For Diagnosis of Dysgraphia in Children: A Survey and Novel Framework”, 2022) (Darweesh et al., 2020).
Pola Kesalahan dalam Menulis
- Anak-anak dengan disgrafia menunjukkan berbagai pola kesalahan dalam penulisan, seperti pembalikan huruf, substitusi, dan penambahan. Kesalahan ini menunjukkan kesulitan dalam mengingat dan mereproduksi huruf dan angka dengan benar (Wahyuni et al., 2024).
- Prevalensi disgrafia pada anak-anak signifikan, dengan penelitian menunjukkan bahwa sekitar 14% siswa sekolah dasar di India mengalami kondisi ini, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk menulis huruf dan angka dengan benar (Sumathi et al., 2024).
Asosiasi Perkembangan Saraf
- Disgrafia sering menjadi sekunder dari gangguan perkembangan saraf lainnya, seperti disleksia dan DCD. Kondisi ini dapat memperburuk kesulitan dalam mengingat dan menulis huruf dan angka karena tantangan kognitif dan motorik yang tumpang tindih (Lu et al., 2024) (Jolly et al., 2024).
- Kehadiran kondisi komorbiditas dapat menyebabkan gangguan dan strategi motorik yang berbeda pada anak-anak, mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengingat dan menulis huruf dan angka (Jolly et al., 2024).
Intervensi dan Dukungan
- Berbagai strategi intervensi, termasuk alat bantu dan program pendidikan yang disesuaikan, telah dikembangkan untuk mendukung anak-anak dengan disgrafia. Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis dan membantu anak-anak mengingat dan membentuk huruf dan angka dengan benar (Sumathi et al., 2024) (Darweesh et al., 2020).
- Diagnosis dan intervensi dini sangat penting untuk mengatasi disgrafia dan tantangan terkaitnya, karena mereka dapat secara signifikan mempengaruhi keberhasilan akademik dan harga diri anak (Shevchenko et al., 2024).
Sementara disgrafia terutama mempengaruhi tulisan tangan, penting untuk mempertimbangkan tantangan kognitif dan motorik yang lebih luas yang berkontribusi pada kesulitan dalam mengingat huruf dan angka. Hubungan kondisi dengan gangguan perkembangan saraf lainnya semakin memperumit tantangan ini, memerlukan strategi intervensi yang komprehensif. Memahami kebutuhan spesifik setiap anak dan memberikan dukungan yang disesuaikan dapat membantu mengurangi dampak disgrafia pada pengembangan akademik dan pribadi mereka.