Anak-anak dengan cerebral palsy (CP) sering menghadapi tantangan kognitif, tetapi tidak akurat untuk mengkategorikan mereka secara universal sebagai memiliki kecerdasan rendah. Kemampuan kognitif anak-anak dengan CP sangat bervariasi, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jenis CP, tingkat keparahan gangguan motorik, dan adanya kondisi neurologis tambahan. Sementara kecacatan intelektual adalah komorbiditas umum, tidak ada pada semua anak dengan CP, dan beberapa mungkin memiliki kecerdasan normal atau bahkan di atas rata-rata. Bagian berikut mengeksplorasi kompleksitas fungsi kognitif pada anak-anak dengan CP, memanfaatkan wawasan dari penelitian terbaru.
Variabilitas Kognitif dalam CP
- Fungsi kognitif pada anak-anak dengan CP sangat bervariasi. Studi menunjukkan bahwa sementara beberapa anak dengan CP mengalami gangguan kognitif yang signifikan, yang lain mungkin memiliki kemampuan kognitif dalam kisaran normal. Variabilitas ini sering dikaitkan dengan jenis dan tingkat keparahan CP, serta lesi otak spesifik yang terlibat (Injamuri et al., 2024) (Babik, 2022).
- Sebuah studi Denmark menyoroti bahwa kesulitan kognitif lazim di antara anak-anak dengan CP, dengan banyak yang mengalami tantangan di bidang-bidang seperti fungsi eksekutif dan keterampilan visuo-motorik. Namun, kesulitan-kesulitan ini tidak seragam di semua individu (Uhre et al., 2024).
- Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan CP spastik unilateral cenderung memiliki hasil kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan mereka dengan CP spastik bilateral, yang berisiko lebih tinggi mengalami disabilitas intelektual (Cummins et al., 2021) (Cacciatore, 2022).
Prevalensi Cacat Intelektual
- Cacat intelektual adalah komorbiditas yang signifikan pada anak-anak dengan CP, dengan tingkat prevalensi bervariasi dari 25% hingga 80% tergantung pada subkelompok CP dan populasi penelitian (Sigurdardottir, 2018).
- Sebuah studi menggunakan database Global Burden of Disease melaporkan bahwa 2,4% anak di bawah lima tahun secara global memiliki cacat intelektual, dengan tumpang tindih substansial dengan kasus CP(Olusanya et al., 2022).
- Risiko cacat intelektual sangat tinggi pada anak-anak dengan CP spastik bilateral, terutama mereka yang lahir pada usia lanjut, menggarisbawahi perlunya skrining dan intervensi dini (Cummins et al., 2021).
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Kognitif
- Beberapa faktor mempengaruhi hasil kognitif pada anak-anak dengan CP, termasuk waktu dan lokasi cedera otak, adanya epilepsi, dan kondisi komorbiditas lainnya seperti gangguan bicara (Türkoğlu et al., 2017).
- Faktor lingkungan, seperti partisipasi sosial dan dukungan pendidikan, juga memainkan peran penting dalam memodulasi perkembangan kognitif pada anak-anak dengan CP (Sigurdardottir, 2018).
- Studi neuroimaging telah mengidentifikasi kelainan otak spesifik yang terkait dengan gangguan kognitif pada CP, menunjukkan bahwa intervensi yang menargetkan pengalaman sensorimotor dapat meningkatkan perkembangan kognitif (Babik, 2022).
Penilaian dan Intervensi
- Penilaian fungsi kognitif yang akurat pada anak-anak dengan CP menantang karena variabilitas dalam profil kognitif dan keterbatasan tes kecerdasan standar. Penilaian khusus yang mempertimbangkan kebutuhan unik anak-anak dengan CP sangat penting (Moura et al., 2017) (Türkoğlu et al., 2017).
- Intervensi dini dan program pendidikan yang disesuaikan sangat penting untuk mengoptimalkan perkembangan kognitif dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak dengan CP (Injamuri et al., 2024) (Cacciatore, 2022).
Sementara banyak anak dengan CP menghadapi tantangan kognitif, penting untuk mengenali keragaman kemampuan kognitif mereka. Beberapa anak mungkin memiliki kecerdasan normal atau hampir normal, dan dengan dukungan dan intervensi yang tepat, mereka dapat mencapai tonggak perkembangan yang signifikan. Fokusnya harus pada penilaian individual dan strategi intervensi untuk mendukung profil kognitif unik setiap anak.