A young boy intensely focused on a chessboard, pondering his next strategic move indoors.

Apakah Anak Dengan Cerebral Palsy Memerlukan Operasi?

Anak-anak dengan cerebral palsy (CP) mungkin memerlukan pembedahan untuk mengatasi berbagai masalah muskuloskeletal, seperti kontraktur, kelainan bentuk, dan dislokasi sendi, yang secara signifikan dapat mempengaruhi mobilitas dan kualitas hidup mereka. Keputusan untuk melakukan operasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk tingkat keparahan kondisi, usia anak, dan tingkat fungsionalnya. Intervensi bedah seringkali merupakan bagian dari rencana perawatan komprehensif yang mencakup terapi konservatif dan farmakologis. Berikut adalah pertimbangan utama mengenai perlunya operasi pada anak-anak dengan CP:

Indikasi untuk Pembedahan

  • Patologi Muskuloskeletal: Pembedahan sering diindikasikan ketika masalah muskuloskeletal, seperti kontraktur dan kelainan bentuk, menjadi tetap dan mengganggu fungsi anak, menyebabkan rasa sakit atau membatasi partisipasi dalam aktivitas sehari-hari (Thomason, 2018)(Yılmaz & Eymir, 2024).
  • Gangguan Fungsional: Intervensi bedah, seperti operasi multilevel peristiwa tunggal (SEMLS), dipertimbangkan ketika ada penurunan fungsi motorik kasar atau gaya berjalan, atau ketika kualitas hidup anak terpengaruh secara signifikan (Thomason, 2018)].
  • Deformitas Spesifik: Deformitas umum yang membutuhkan intervensi bedah termasuk kelainan bentuk kaki equinus, displasia pinggul, dan kelainan fleksi lutut. Pilihan operasi tergantung pada tingkat keparahan dan jenis deformitas (Shamik et al., 2025) (Yılmaz & Eymir, 2024).

Jenis Prosedur Bedah

  • Pembedahan Jaringan Lunak: Ini sering merupakan lini pertama intervensi bedah, dengan fokus pada pemanjangan otot dan tendon yang berkontraksi. Prosedur seperti miotomi selektif dan tenotomi umum untuk mengatasi masalah jaringan lunak (Rehbein et al., 2020) (Shamik et al., 2025).
  • Bedah Tulang: Ini dipertimbangkan ketika operasi jaringan lunak tidak mencukupi. Mereka termasuk prosedur seperti osteotomi untuk memperbaiki kelainan bentuk tulang dan meningkatkan stabilitas sendi (GANIEV & RAZZOKOV, 2024) (Rehbein et al., 2020).
  • Teknik Invasif Minimal: Teknik seperti perpanjangan miofascial perkutan selektif (SPML) muncul sebagai pilihan yang kurang invasif dengan hasil yang menjanjikan dalam meningkatkan mobilitas (Wild et al., 2020).

Hasil dan Pertimbangan

  • Rehabilitasi: Rehabilitasi pasca operasi sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Pendekatan multidisiplin yang melibatkan terapi fisik dan okupasi direkomendasikan untuk meningkatkan pemulihan fungsional (Shami, 2024).
  • Usia dan Timing: Waktu operasi sangat penting. Misalnya, operasi pinggul semakin dilakukan pada usia yang lebih muda untuk mencegah perpindahan progresif dan komplikasi terkait (Chiu et al., 2024).
  • Mobilitas Fungsional dan Perawatan Mandiri: Sementara operasi pada awalnya dapat menyebabkan penurunan mobilitas dan kemampuan perawatan diri, ini biasanya kembali ke tingkat awal dalam beberapa bulan pasca operasi, dengan perbaikan lebih lanjut dari waktu ke waktu (Thomason, 2018).

Meskipun operasi dapat menawarkan manfaat yang signifikan, itu tidak selalu diperlukan untuk setiap anak dengan CP. Manajemen non-bedah, termasuk terapi fisik dan perawatan farmakologis, dapat efektif, terutama pada anak kecil di mana masalah lebih dinamis. Keputusan untuk melanjutkan operasi harus disesuaikan secara individual, dengan mempertimbangkan kebutuhan spesifik anak, potensi manfaat dan risiko operasi, dan preferensi keluarga.

Thomason, P. (2018). Functional mobility and self-care outcomes after multilevel orthopaedic surgery in children with cerebral palsy. Developmental Medicine & Child Neurology. https://doi.org/10.1111/DMCN.13734
Yılmaz, N., & Eymir, M. (2024). Orthopedic Problems and Management in Cerebral Palsy. https://doi.org/10.69860/nobel.9786053358794.6
Shamik, V. B., Ryabokonev, S. G., Lukash, Yu. V., Malykhin, A. A., Shamik, P. V., Romaneev, A. B., & Matyashova, N. (2025). Surgical treatment of equinus deformity in patients with cerebral palsy of preschool and early school age. Российский Вестник Детской Хирургии, Анестезиологии и Реаниматологии. https://doi.org/10.17816/psaic1858
Rehbein, I., Teske, V., Pagano, I., Cúneo, A., Pérez, M. E., & Heideken, J. von. (2020). Analysis of orthopedic surgical procedures in children with cerebral palsy. World Journal of Orthopedics. https://doi.org/10.5312/WJO.V11.I4.222
GANIEV, KH. T., & RAZZOKOV, A. A. (2024). Surgical treatment of cerebral palsy. Paëmi Sino. https://doi.org/10.25005/2074-0581-2024-26-2-214-232
Wild, D. L., Stegink-Jansen, C. W., Baker, C. P., Carmichael, K. D., & Yngve, D. (2020). Minimally Invasive SPML Surgery for Children with Cerebral Palsy: Program Development. Minimally Invasive Surgery. https://doi.org/10.1155/2020/5124952
Shami, A. A. (2024). A comprehensive review of rehabilitation strategies post-orthopedic intervention in pediatric cerebral palsy. Journal of Musculoskeletal Surgery and Research. https://doi.org/10.25259/jmsr_204_2024
Chiu, A. K., Dance, S., Ferraro, S. L., O’Mara, A., Thakkar, S. C., & Tabaie, S. A. (2024). A National Observational Study From 2010 to 2021 of the Trends in the Timing of Hip Surgery in Children With Cerebral Palsy: Is Surgery Being Performed Earlier? Cureus. https://doi.org/10.7759/cureus.57536
Scroll to Top