Pertanyaan apakah seorang anak dengan cerebral palsy (CP) membutuhkan guru khusus itu kompleks dan tergantung pada berbagai faktor, termasuk tingkat keparahan kondisi anak, lingkungan pendidikan, dan sumber daya yang tersedia. Sementara pendidikan inklusif semakin dianjurkan, peran guru pendidikan khusus tetap signifikan dalam memastikan bahwa anak-anak dengan CP menerima dukungan yang mereka butuhkan untuk berhasil secara akademis dan sosial. Transisi menuju pendidikan inklusif membutuhkan adaptasi dalam metode dan materi pengajaran, serta langkah-langkah dukungan individual untuk mengakomodasi beragam kebutuhan anak-anak dengan CP.
Pendidikan Inklusif dan Kebutuhan Dukungan
- Pendidikan inklusif bertujuan untuk mengintegrasikan anak-anak penyandang cacat, termasuk CP, ke sekolah umum dengan dukungan dan adaptasi yang diperlukan. Pendekatan ini didasarkan pada prinsip-prinsip sosial dan hak asasi manusia, seperti yang disorot oleh Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa 2006 tentang Hak Penyandang Disabilitas, yang menekankan perlunya akomodasi yang wajar dan dukungan individual untuk memaksimalkan perkembangan akademik dan sosial (Lebeer, 2018).
- Terlepas dari dorongan untuk inklusi, banyak sekolah tidak siap untuk memenuhi kebutuhan khusus siswa dengan CP, kekurangan sumber daya fisik dan pedagogis, dan membutuhkan lebih banyak pengetahuan teoritis dan praktis untuk memberikan pendidikan yang berkualitas (Pinto et al., 2022).
- Peran guru pendidikan khusus sangat penting dalam konteks ini, karena mereka dilatih untuk menyesuaikan kurikulum, menilai perkembangan psikomotorik, dan memberikan instruksi individual, yang penting untuk keberhasilan penyertaan anak-anak dengan CP dalam pengaturan arus utama (Ajdinski, 2007).
Peran Guru Pendidikan Khusus
- Guru pendidikan khusus memainkan peran penting dalam proses inklusi dengan memberikan dukungan langsung, mengadaptasi metode pengajaran, dan berkolaborasi dengan guru arus utama untuk memfasilitasi integrasi anak-anak dengan CPÂ (Ajdinski, 2007)].
- Di Siprus, misalnya, peran guru pendidikan khusus dipandang penting dalam menyediakan lingkungan belajar ‘paling tidak restriktif’, meskipun ada kekhawatiran tentang bentuk inklusi reduksionis yang mungkin timbul dari perspektif berorientasi defisit (Liasidou & Antoniou, 2013).
- Guru pendidikan khusus juga bertanggung jawab untuk menerapkan Rencana Pendidikan Individual (IEP), yang sangat penting dalam mengatasi kebutuhan pendidikan unik anak-anak dengan CP, memastikan mereka menerima layanan dan dukungan yang sesuai (Driver et al., 2010).
Tantangan dan Pertimbangan
- Keberhasilan pendidikan anak-anak dengan CP sering terhalang oleh gangguan fisik yang mempengaruhi kemampuan bicara dan motorik, membuat metode penilaian tradisional tidak memadai. Penilaian yang disesuaikan dan teknologi bantu diperlukan untuk mengukur kemampuan kognitif secara akurat dan menginformasikan perencanaan pendidikan (Driver et al., 2010).
- Harapan guru dapat secara signifikan mempengaruhi perkembangan literasi anak-anak dengan CP. Studi menunjukkan bahwa guru sering memiliki harapan yang lebih rendah untuk anak-anak ini, yang dapat mempengaruhi hasil pendidikan mereka. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menyadari potensi anak-anak dengan CP dan untuk menetapkan tujuan yang tepat (Peeters et al., 2009).
Meskipun pendidikan inklusif adalah yang ideal, kenyataannya adalah bahwa banyak sekolah belum dilengkapi sepenuhnya untuk mendukung anak-anak dengan CP tanpa bantuan guru pendidikan khusus. Guru-guru ini memberikan dukungan dan adaptasi penting yang memungkinkan anak-anak dengan CP untuk berpartisipasi dalam pendidikan arus utama. Namun, efektivitas inklusi tergantung pada ketersediaan sumber daya, pelatihan guru, dan budaya sekolah yang mendukung. Perdebatan berlanjut tentang cara terbaik untuk menyeimbangkan kebutuhan akan dukungan khusus dengan tujuan inklusi penuh, memastikan bahwa semua anak, terlepas dari kemampuan mereka, memiliki akses ke pendidikan berkualitas.