Anak-anak dengan autisme memang dapat belajar lebih dari satu bahasa, dan penelitian menunjukkan bahwa multilingualisme bahkan dapat menawarkan keuntungan tertentu bagi anak-anak ini. Meskipun ada tantangan yang terkait dengan mengajar bahasa kepada anak-anak dengan autisme, penelitian menunjukkan bahwa bilingualisme tidak berdampak negatif pada perkembangan bahasa mereka. Sebaliknya, itu dapat meningkatkan fungsi kognitif dan keterampilan sosial. Bagian berikut memberikan eksplorasi terperinci tentang bukti yang mendukung multilingualisme pada anak-anak dengan autisme.
Akuisisi Bahasa pada Anak Autis
- Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak autis dapat memperoleh bahasa melalui metode naturalistik dan non-interaktif. Sebuah studi yang melibatkan anak-anak autis berbahasa Inggris-Ibrani tidak menemukan perbedaan signifikan dalam kemampuan morfo-sintaksis antara anak-anak autis dan non-autis, menunjukkan bahwa anak-anak autis dapat belajar banyak bahasa secara efektif Hindi & Meir, 2025).
- Sebuah tinjauan sistematis menyoroti bahwa anak-anak autis multibahasa sering memiliki keterampilan bahasa dan komunikasi yang sebanding dengan teman sebaya monolingual mereka, menunjukkan bahwa bilingualisme tidak menghambat perkembangan bahasa (Gilhuber et al., 2023).
Manfaat Kognitif dan Sosif
- Lingkungan multibahasa dapat memberikan keuntungan kognitif seperti peningkatan kemampuan pemecahan masalah, kreativitas, dan fleksibilitas kognitif. Manfaat ini juga diamati pada anak-anak autis, yang dapat memperoleh peningkatan keterampilan sosial dan kemampuan bahasa melalui program pembelajaran bahasa terstruktur (Mohamed et al., 2024) (Mohamed & Shaaban, 2024).
- Paparan awal terhadap berbagai bahasa telah dikaitkan dengan keterampilan bahasa ekspresif yang lebih baik dan organisasi jaringan otak yang lebih khas pada anak-anak autis, menunjukkan potensi manfaat perkembangan saraf (Chen et al., 2023).
Tantangan dan Kesalahpahaman
- Terlepas dari hasil positif, ada kesalahpahaman yang terus-menerus tentang dampak multilingualisme pada anak-anak autis. Beberapa profesional dan orang tua mengungkapkan kekhawatiran tentang potensi kebingungan dan keterlambatan perkembangan, meskipun penelitian tidak mendukung ketakutan ini (“Raising bilingual autistic children in the UK: at the intersection between neurological and language diversity”, 2023) (Digard et al., 2023).
- Sistem pendidikan dan perawatan kesehatan mungkin tidak dilengkapi sepenuhnya untuk mendukung anak-anak autis multibahasa, yang mengarah pada tantangan dalam mengakses sumber daya dan dukungan yang sesuai (Kim et al., 2024).
Perspektif Pemangku Kepentingan
- Orang tua dan pendidik memainkan peran penting dalam mendukung bilingualisme pada anak autis. Upaya kolaboratif antara orang tua dan guru, menggunakan metode seperti alat bantu visual dan pengulangan, telah efektif dalam mengajar bahasa kepada anak-anak autis (Mohamed et al., 2024) (Mohamed & Shaaban, 2024).
- Sikap terhadap bilingualisme bervariasi, dengan beberapa pemangku kepentingan menganjurkan pendekatan monolingual karena kesalahpahaman, sementara yang lain mengakui manfaat multilingualisme (Howard et al., 2024).
Sementara bukti mendukung kelayakan dan manfaat multilingualisme untuk anak-anak dengan autisme, penting untuk mempertimbangkan perbedaan individu dan kebutuhan spesifik setiap anak. Program pembelajaran bahasa yang disesuaikan dan peningkatan kesadaran di antara pendidik dan penyedia layanan kesehatan dapat membantu memaksimalkan manfaat potensial dari multilingualisme untuk anak-anak autis. Mengatasi kesalahpahaman dan memberikan informasi yang akurat kepada keluarga dan profesional dapat lebih mendukung keberhasilan penerapan pendidikan bilingual untuk anak-anak autis.