Pertanyaan apakah anak-anak autis memiliki kecerdasan di atas rata-rata itu kompleks dan beragam. Penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan pada anak-anak autis sangat bervariasi, dengan beberapa menunjukkan IQ di atas rata-rata sementara yang lain jatuh di bawah rata-rata. Variabilitas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk perluasan spektrum autisme, perbedaan metodologis dalam studi, dan profil kognitif unik individu autis. Di bawah ini adalah eksplorasi terperinci dari profil kecerdasan anak-anak autis berdasarkan makalah penelitian yang disediakan.
Variabilitas IQ Di Antara Anak Autis
- Lintasan IQ: Sebuah penelitian mengidentifikasi tiga kelompok lintasan IQ yang berbeda di antara anak-anak autis: mereka dengan cacat intelektual persisten, mereka dengan peningkatan IQ yang substansif, dan mereka yang memiliki IQ rata-rata atau di atas rata-rata yang terus-menerus. Pada masa praremaja, 16% anak-anak memiliki IQ rata-rata atau di atas rata-rata, menunjukkan bahwa sebagian anak autis memang memiliki kecerdasan di atas rata-rata (Solomon et al., 2023).
- Temuan Berbasis Populasi: Sebuah studi berbasis populasi menemukan bahwa hampir setengah dari individu dengan gangguan spektrum autisme (ASD) memiliki IQ rata-rata atau lebih tinggi, dengan anak laki-laki lebih mungkin memiliki IQ yang lebih tinggi daripada anak perempuan (Katusic et al., 2021).
- Profil Kognitif: Profil kecerdasan anak-anak autis dicirikan oleh variabilitas yang besar, dengan beberapa anak menunjukkan peningkatan signifikan dalam IQ verbal dan kinerja dari waktu ke waktu, sementara yang lain mengalami penurunan (Peristeri & Andreou, 2024).
Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan pada Anak Autis
- Kemampuan Perseptual: Kemampuan dan perilaku persepsi awal pada anak autis dapat memprediksi kemampuan intelektual di kemudian hari. Kemampuan ini mudah diamati dan selaras dengan gaya kognitif anak-anak autis, menunjukkan bahwa mereka dapat berfungsi sebagai indikator awal kecerdasan (Girard et al., 2023).
- Status Sosioekonomi: Faktor sosial ekonomi, seperti tingkat pendidikan orang tua, telah terbukti mempengaruhi perkembangan intelektual anak-anak autis, dengan pendidikan orang tua yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan yang lebih besar dalam IQ verbal (Peristeri & Andreou, 2024).
- Korelasi Genetik: Ada bukti korelasi genetik positif antara risiko autisme dan ukuran kemampuan mental, menunjukkan bahwa beberapa alel yang terkait dengan autisme mungkin juga terkait dengan kecerdasan tinggi (Crespi, 2016).
Defisit Kognitif dan IQ Tinggi
- Defisit Kognitif: Meskipun memiliki IQ di atas rata-rata, individu autis mungkin masih menunjukkan defisit kognitif, terutama dalam kognisi sosial dan memori kerja verbal. Defisit ini lebih jelas pada mereka yang memiliki IQ lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki IQ lebih rendah (Rommelse et al., 2015).
- Pola IQ yang khas: Anak-anak autis sering menampilkan pola kekuatan dan kelemahan yang berbeda dalam subtes IQ, yang mungkin tidak selalu berkorelasi dengan fungsi sehari-hari. Ini menunjukkan bahwa tes IQ tradisional mungkin tidak sepenuhnya menangkap kemampuan kognitif individu autis (Oakes & Smith, 2016).
Sementara sebagian besar anak-anak autis memiliki kecerdasan di bawah rata-rata, sebagian besar menunjukkan IQ rata-rata atau di atas rata-rata. Keragaman dalam profil kecerdasan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kecenderungan genetik, kemampuan persepsi awal, dan status sosial ekonomi. Namun, bahkan mereka yang memiliki IQ lebih tinggi mungkin menghadapi tantangan kognitif yang unik, menyoroti kompleksitas kecerdasan dalam autisme. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami dinamika ini dan untuk mengembangkan alat penilaian yang lebih komprehensif yang menjelaskan profil kognitif unik individu autis.