Individu autis memang dapat mengendarai kendaraan, tetapi prosesnya membutuhkan pertimbangan yang cermat dan intervensi yang disesuaikan. Penelitian menunjukkan bahwa dengan dukungan dan pelatihan yang tepat, banyak remaja autis dan dewasa muda dapat memperoleh lisensi mengemudi dan mengemudi dengan aman. Namun, ada tantangan dan pertimbangan unik yang perlu ditangani untuk memfasilitasi proses ini secara efektif. Bagian berikut mengeksplorasi aspek-aspek kunci dari individu autis yang mengendarai kendaraan, berdasarkan makalah penelitian yang disediakan.
Pelatihan dan Intervensi
- Mengemudi Bootcamps: Program seperti intervensi terapi okupasi “Bootcamp” telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam keterampilan mengemudi, pengetahuan, dan kepercayaan diri di antara individu autis. Intervensi ini sering mencakup simulator mengemudi interaktif dan latihan bermain peran, yang membantu peserta mendapatkan pengalaman praktis dan mengurangi kecemasan yang terkait dengan mengemudi (Dickerson et al., 2024).
- Instruksi Khusus: Instruktur mengemudi khusus, termasuk terapis okupasi, memainkan peran penting dalam mengajar remaja autis. Instruktur ini menggunakan strategi individual untuk mengatasi tantangan spesifik seperti ketidakfleksibelan mental dan gangguan, sambil memanfaatkan kekuatan seperti kepatuhan terhadap aturan dan pengamatan yang cermat (Myers et al., 2021).
Tantangan dan Hambatan
- Fungsi Eksekutif dan Isyarat Sosial: Individu autis mungkin menghadapi kesulitan dengan fungsi eksekutif dan menafsirkan isyarat sosial, yang dapat memengaruhi kemampuan mengemudi mereka. Tantangan-tantangan ini memerlukan pendekatan pelatihan yang disesuaikan untuk memastikan praktik mengemudi yang aman (Dickerson et al., 2024) (Myers et al., 2021).
- Dukungan Penyedia Layanan Kesehatan: Penyedia layanan kesehatan sering bertindak sebagai perantara, membantu keluarga dan remaja autis menavigasi keputusan untuk mengejar mengemudi. Mereka menekankan pemahaman perspektif dan motivasi remaja, yang sangat penting untuk lisensi yang sukses (Myers et al., 2024).
Perilaku dan Keselamatan Mengemudi
- Perilaku Mengemudi Berisiko: Studi yang membandingkan pengemudi autis dengan mereka yang memiliki ADHD dan individu yang biasanya berkembang menemukan bahwa pengemudi autis umumnya melaporkan lebih sedikit perilaku dan kesalahan mengemudi berisiko. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pelatihan yang tepat, individu autis dapat mengemudi seaman rekan-rekan non-autis mereka (McManus et al., 2023).
- Tingkat Kecelakaan dan Pelanggaran: Penelitian menunjukkan bahwa pengemudi autis yang baru berlisensi memiliki tingkat kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas yang serupa atau lebih rendah dibandingkan dengan pengemudi non-autis. Namun, mereka mungkin lebih rentan terhadap jenis crash tertentu, seperti yang melibatkan kegagalan untuk menghasilkan (Curry et al., 2021).
Solusi Alternatif dan Arah Masa Depan
- Kendaraan Otonom: Pengembangan sistem mengemudi otonom yang didedikasikan untuk individu dengan ASD adalah bidang penelitian yang muncul. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan mobilitas dan kemandirian bagi individu autis dengan menangani kebutuhan spesifik seperti keselamatan dan kenyaman (Padmanaban et al., 2021).
- Opsi Transportasi yang Lebih Luas: Selain mengemudi, mengeksplorasi bentuk transportasi dan solusi mobilitas lainnya sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup individu autis. Ini termasuk transportasi umum dan program mobilitas masyarakat (“Driving/Transportation and Transition”, 2022).
Sementara individu autis dapat mengemudi, prosesnya memerlukan pendekatan komprehensif yang mencakup pelatihan khusus, dukungan dari penyedia layanan kesehatan, dan pertimbangan solusi transportasi alternatif. Penelitian ini menyoroti potensi individu autis untuk mengemudi dengan aman dan mandiri, asalkan mereka menerima dukungan dan intervensi yang diperlukan. Namun, penelitian dan pengembangan kendaraan otonom dan solusi mobilitas lainnya yang berkelanjutan dapat lebih meningkatkan kemandirian dan kualitas hidup mereka.