Memahami apakah anak-anak autis dapat memahami aturan dan bersosialisasi melibatkan pemeriksaan kemampuan kognitif dan sosial mereka. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak autis dapat belajar dan menggeneralisasi aturan, meskipun interaksi sosial mereka mungkin berbeda dari teman sebaya neurotipikal. Perbedaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sifat rangsangan dan konteks sosial. Anak-anak autis sering menghadapi tantangan dalam komunikasi sosial, tetapi intervensi dan lingkungan yang mendukung dapat meningkatkan keterampilan sosial mereka.
Pembelajaran Aturan pada Anak Autis
- Anak-anak autis dapat belajar dan menggeneralisasi aturan, terutama ketika aturan tersebut bersifat non-sosial. Studi menunjukkan bahwa remaja autis dapat mendeteksi dan menggeneralisasi aturan tingkat tinggi berbasis pengulangan dari urutan visual, meskipun kinerjanya dapat bervariasi tergantung pada kompleksitas dan sifat sosial rangsangan tersebut (Bettoni et al., 2022).
- Konteks sosial yang dirasakan dapat mempengaruhi pembelajaran aturan. Anak-anak autis berkinerja lebih baik dalam kondisi non-sosial dibandingkan dengan kondisi sosial, menunjukkan bahwa keyakinan mereka tentang interaksi sosial dapat mempengaruhi proses belajar mereka (Lu et al., 2019).
- Pendekatan teoretis berbasis aturan, seperti Social Stories™, dapat efektif dalam membantu anak-anak autis memahami aturan sosial dengan memanfaatkan kekuatan mereka dalam sistematisasi dan pemikiran berbasis aturan (Camilleri et al., 2023).
Sosialisasi pada Anak Autis
- Anak-anak autis sering menunjukkan pola atipikal keterlibatan sosial dan perhatian bersama, yang sangat penting untuk perkembangan sosial. Mereka mungkin menunjukkan berkurangnya perhatian terhadap rangsangan sosial yang menonjol, seperti wajah, selama kegiatan bersama seperti membaca buku (Ambarchi et al., 2024).
- Keterampilan komunikasi sosial pada anak-anak autis dapat dipengaruhi oleh interaksi teman sebaya dan perbedaan gender, menunjukkan perlunya strategi terapi yang dipersonalisasi dan peka gender (Samar, 2024).
- Intervensi seperti Dialogic Reading (DR) dan Dialogic Reading for Comprehension (LUDICA) telah menunjukkan harapan dalam meningkatkan interaksi sosial dan inisiasi komunikatif di antara anak-anak autis. Intervensi ini memfasilitasi kegiatan bersama yang mendorong percakapan dan keterlibatan dengan teman sebaya (Guevara et al., 2024) (Alharbi et al., 2023).
Alat Bantu Digital dan Teknologi
- Media digital dan teknologi komunikasi menawarkan jalan baru untuk sosialisasi di kalangan pemuda autis. Alat-alat ini dapat membantu menavigasi norma-norma sosial dan memberikan peluang untuk interaksi dalam lingkungan yang terkendali (Alper & Irons, 2020).
- Menciptakan peluang komunikatif melalui berbagai media dapat meningkatkan keterampilan sosial dan komunikatif anak-anak autis, mempromosikan rasa hormat dan pemahaman dalam interaksi (O’SÃoráin et al., 2021).
Sementara anak-anak autis mungkin menghadapi tantangan dalam memahami aturan sosial dan terlibat dalam interaksi sosial yang khas, mereka memiliki kemampuan untuk belajar dan menerapkan aturan, terutama dalam konteks terstruktur atau non-sosial. Intervensi dan lingkungan yang mendukung dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan sosial mereka, memungkinkan integrasi dan interaksi yang lebih baik dengan teman sebaya. Namun, penting untuk mempertimbangkan perbedaan individu dan menyesuaikan pendekatan untuk memenuhi kebutuhan unik setiap anak.