A young girl in a pink dress sits on a vintage train, evoking a sense of adventure and nostalgia.

Apakah Ada Tes Atau Pemindaian Khusus Untuk Memastikan Diagnosis Cerebral Palsy?

Cerebral Palsy (CP) adalah gangguan perkembangan saraf kompleks yang biasanya didiagnosis berdasarkan gambaran klinis. Namun, berbagai tes dan pemindaian dapat membantu dalam mengkonfirmasi diagnosis dan memahami penyebab yang mendasarinya. Alat diagnostik ini mencakup teknik neuroimaging, pengujian genetik, dan pencitraan fungsional, masing-masing menawarkan wawasan unik tentang kondisi tersebut. Berikut adalah ikhtisar tes khusus dan pemindaian yang digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis CP pada anak berusia 14 tahun.

Teknik Neuroimaging

  • Magnetic Resonance Imaging (MRI) : MRI dianggap sebagai standar emas untuk neuroimaging pada CP. Ini abnormal pada lebih dari 80% anak-anak dengan CP dan membantu mengidentifikasi pola patogen yang bertanggung jawab atas kondisi neurologis. MRI direkomendasikan sebagai langkah diagnostik pertama setelah evaluasi klinis, karena memberikan gambar rinci struktur otak dan dapat menunjukkan waktu dan sifat lesi otak (Horber et al., 2021) (Staudt, 2013).
  • Computed Tomography (CT) Scan: CT scan adalah alternatif dalam pengaturan sumber daya yang miskin dan dapat mendeteksi kelainan sistem saraf pusat. Mereka sangat berguna dalam situasi darurat dan dapat mengungkapkan berbagai jenis cedera otak, seperti cedera materi putih dan insulasi pembuluh darah fokal (Wahed & Hossain, 2022) (Anslow, 2002).
  • Pencitraan Fungsional (Nuklear/Molecular Imaging) : Metode ini menggunakan radiofarmasi untuk mengevaluasi fungsi otak dan memprediksi hasil pada pasien CP. Ini non-invasif dan dapat melokalisasi fokus kejang, yang relevan karena epilepsi umum terjadi pada CP (Hickeson & Sfakianaki, 2018).

Pengujian Genetik

  • Sekuensing Generasi Berikutnya: Pengujian genetik semakin penting dalam diagnosis CP, terutama ketika faktor risiko tradisional tidak ada. Ini dapat mengidentifikasi mutasi genetik, seperti yang terlihat pada Sindrom Aicardi-Goutières, yang mungkin muncul dengan gejala mirip CP. Tes genetik direkomendasikan ketika temuan MRI menunjukkan kelainan perkembangan atau ketika ada riwayat keluarga positif (Beysen et al., 2021) (Horber et al., 2021).

Pertimbangan Diagnostik Lainnya

  • Tes Sudut Poplitea: Meskipun bukan alat diagnostik utama, tes sudut poplitea dapat menilai aktivasi otot dan rentang gerak pada pasien CP. Namun, itu tidak boleh diandalkan semata-mata untuk keputusan pengobatan (Manikowska et al., 2019).

Sementara alat diagnostik ini memberikan informasi berharga, penting untuk mempertimbangkan konteks diagnosis CP yang lebih luas. Heterogenitas CP, dengan beragam etiologi dan manifestasi klinisnya, menimbulkan tantangan dalam mengembangkan pendekatan diagnostik yang seragam. Terlepas dari kemajuan dalam pencitraan dan pengujian genetik, sebagian besar kasus CP tetap tidak dapat dijelaskan, menyoroti perlunya strategi diagnostik komprehensif yang mengintegrasikan data klinis, pencitraan, dan genetik (Ditchfield, 2017) (Flodmark, 2017).

Horber, V., Grasshoff, U., Sellier, E., Arnaud, C., Krägeloh-Mann, I., & Himmelmann, K. (2021). The Role of Neuroimaging and Genetic Analysis in the Diagnosis of Children With Cerebral Palsy. Frontiers in Neurology. https://doi.org/10.3389/FNEUR.2020.628075
Staudt, M. (2013). Imaging cerebral palsy. https://doi.org/10.1016/B978-0-444-52891-9.00017-8
Wahed, Md. A., & Hossain, Md. A. (2022). CT Scanning Findings in Clinically Diagnosed Cerebral Palsy. Journal of Bangladesh College of Physicians and Surgeons. https://doi.org/10.3329/jbcps.v40i1.57055
Anslow, P. (2002). Neuroradiology – the use of magnetic resonance imaging scans in cerebral palsy cases. Clinical Risk. https://doi.org/10.1258/135626202760202790
Hickeson, M., & Sfakianaki, E. (2018). Nuclear and Molecular Imaging in Cerebral Palsy. https://doi.org/10.1007/978-3-319-67858-0_14
Beysen, D., Cordt, C. D., Dielman, C., Ogunjimi, B., Ogunjimi, B., Dandelooy, J., Reyniers, E., Janssens, K., & Meuwissen, M. M. E. (2021). Genetic Testing Contributes to Diagnosis in Cerebral Palsy: Aicardi-Goutières Syndrome as an Example. Frontiers in Neurology. https://doi.org/10.3389/FNEUR.2021.617813
Manikowska, F., Chen, B. P.-J., Jóźwiak, M., Lebiedowska, M. K., & Lebiedowska, M. K. (2019). The popliteal angle tests in patients with cerebral palsy. Journal of Pediatric Orthopaedics B. https://doi.org/10.1097/BPB.0000000000000579
Ditchfield, M. (2017). Creating a neuroimaging classification system for children with cerebral palsy. Developmental Medicine & Child Neurology. https://doi.org/10.1111/DMCN.13188
Flodmark, O. (2017). Clinical and MRI Correlates of Cerebral Palsy.
Scroll to Top