Ada beberapa terapi khusus yang dapat membantu anak-anak dengan disleksia, masing-masing menargetkan aspek yang berbeda dari gangguan tersebut. Disleksia, gangguan perkembangan saraf, terutama mempengaruhi kemampuan membaca dan menulis, dan intervensi dirancang untuk mengatasi tantangan ini. Efektivitas terapi ini bervariasi, dan seringkali perlu disesuaikan dengan kebutuhan individu anak. Di bawah ini adalah beberapa terapi utama yang diidentifikasi dalam literatur.
Pendekatan Orton-Gillingham
- Pendekatan Orton-Gillingham adalah intervensi yang banyak digunakan untuk disleksia, dengan fokus pada pengajaran keterampilan membaca multisensori, terstruktur, dan berurutan. Telah terbukti meningkatkan keterampilan membaca dini pada anak-anak dengan disleksia ringan, bahkan ketika disampaikan melalui telepraktik, yang memungkinkan intervensi jarak jauh (“Telepractice Reading Intervention using Orton-Gillingham Approach for Child with Dyslexia”, 2023).
- Pendekatan ini menekankan penggunaan jalur pembelajaran visual, pendengaran, dan kinestetik untuk meningkatkan keterampilan membaca, membuatnya dapat beradaptasi dengan berbagai lingkungan belajar.
Pelatihan Penamaan Otomatis Cepat (RAN)
- Pelatihan RAN berfokus pada peningkatan kecepatan dan akurasi membaca dengan meningkatkan kemampuan untuk dengan cepat memberi nama serangkaian item yang sudah dikenal. Metode ini telah terbukti efektif dalam meningkatkan kinerja membaca pada anak-anak dengan disleksia perkembangan (Graziani et al., 2024).
- Pelatihan dapat disampaikan melalui platform online, memungkinkan kegiatan intensif dan adaptif diri, yang sangat penting untuk mempertahankan keterlibatan dan kemajuan.
Pembelajaran Multisensori dan Neurofeedback
- Metode pembelajaran multisensori, yang melibatkan banyak indera secara bersamaan, telah efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca. Metode-metode ini sering menggabungkan elemen pendengaran, visual, dan sentuhan untuk memperkuat pembelajaran (Eroğlu, 2020).
- Neurofeedback, yang melibatkan pemantauan dan pelatihan aktivitas otak, telah dikombinasikan dengan pembelajaran multisensori untuk lebih meningkatkan keterampilan membaca. Kombinasi ini telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pemahaman membaca dan fungsi kognitif pada anak-anak dengan disleksia (Eroğlu, 2020).
Pelatihan Kesadaran Fonologis
- Pelatihan kesadaran fonologis, yang melibatkan kemampuan untuk mengenali dan memanipulasi suara dalam kata-kata, sangat penting untuk meningkatkan keterampilan membaca. Metode ini berfokus pada konsolidasi pengetahuan huruf-bunyi dan dianggap sebagai salah satu terapi paling efektif untuk disleksia (Bogdanowicz et al., 2016).
- Pelatihan semacam itu sering diintegrasikan ke dalam program membaca yang lebih luas untuk memberikan pendekatan komprehensif untuk pengembangan literasi.
Stimulasi Arus Langsung Transkranial (tDCS)
- tDCS adalah teknik stimulasi otak non-invasif yang telah menunjukkan harapan dalam meningkatkan kecepatan dan akurasi membaca pada anak-anak dengan disleksia. Ini melibatkan penerapan arus listrik rendah ke daerah otak tertentu untuk meningkatkan aktivitas saraf (Battisti et al., 2022).
- Efek tDCS telah diamati bertahan di luar periode pengobatan, menunjukkan potensi manfaat jangka panjang.
Kolaborasi Tim Interdisipliner
- Pendekatan interdisipliner, yang melibatkan kolaborasi antara terapis okupasi, ahli patologi wicara-bahasa, dan pendidik, direkomendasikan untuk mengatasi tantangan disleksia yang beragam. Pendekatan ini memastikan bahwa intervensi komprehensif dan disesuaikan dengan kebutuhan individu anak (Kroger, 2024).
Sementara terapi ini menawarkan hasil yang menjanjikan, penting untuk mempertimbangkan variabilitas individu dalam menanggapi pengobatan. Faktor-faktor seperti usia, proses neuropsikologis awal, dan fenotipe spesifik disleksia dapat mempengaruhi efektivitas intervensi(Battisti et al., 2022). Selain itu, integrasi keluarga dan dukungan pendidikan sangat penting untuk keberhasilan pendekatan terapeutik apa pun.