Tidak ada terapi tunggal yang diterima secara universal untuk anak-anak dengan diskalkulia, tetapi berbagai strategi intervensi telah dikembangkan untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh anak-anak ini. Dyscalculia adalah ketidakmampuan belajar khusus yang mempengaruhi kemampuan anak untuk memahami dan melakukan tugas-tugas matematika. Intervensi biasanya berfokus pada peningkatan keterampilan matematika melalui pendekatan pembelajaran yang dipersonalisasi dan adaptif. Strategi ini sering menggabungkan teknologi dan gamifikasi untuk melibatkan anak-anak dan meningkatkan hasil belajar mereka. Di bawah ini adalah beberapa strategi intervensi utama yang diidentifikasi dalam penelitian.
Model dan Strategi Intervensi
Model SDTA: Model ini dirancang untuk membantu anak-anak dengan diskalkulia dengan memberikan intervensi yang ditargetkan yang berfokus pada keterampilan matematika tertentu seperti mengenali dan mengurutkan angka, perkalian, dan pembagian. Model ini telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan matematika siswa ketika diterapkan dalam pengaturan pendidikan (Azhari et al., 2024).
Pembelajaran Gamifi: Gamifikasi digunakan untuk mengajarkan keterampilan berhitung kepada anak kecil dengan diskalkulia. Pendekatan ini melibatkan penggunaan game digital dan teknik visualisasi untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan kurang menimbulkan kecemasan. Studi ini menyoroti kelangkaan alat semacam itu untuk anak-anak kecil Indonesia dan mengusulkan intervensi gamified untuk mengisi celah ini (Ramadhan et al., 2023)].
Alat EdSense: EdSense adalah alat intervensi yang dipersonalisasi yang menggunakan Pelacakan Pengetahuan Bayesian untuk menilai dan meningkatkan keterampilan matematika pada anak-anak dengan diskalkulia. Ini memberikan pendekatan berbasis data untuk menyesuaikan intervensi berdasarkan kebutuhan pembelajaran individu, sehingga meningkatkan upaya identifikasi dan intervensi dini (Jadhav et al., 2023).
Lingkungan Virtual PosicalCulia: Lingkungan virtual adaptif ini mempersonalisasi pengalaman belajar dengan menilai kemampuan dan perkembangan siswa. Ini menggunakan permainan serius untuk meningkatkan keterampilan matematika sambil mempertahankan motivasi dan keterlibatan, menunjukkan harapan sebagai alat belajar untuk anak-anak dengan diskalkulia (Hocine et al., 2023).
Teknologi Bantu Mathlete: Mathlete adalah alat adaptif yang telah terbukti meningkatkan keterampilan berhitung awal pada anak-anak dengan diskalkulia. Efektivitas alat ini ditunjukkan dalam sebuah penelitian di mana anak-anak yang menggunakan Mathlete menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan mereka yang menerima metode pengajaran tradisional (Dhingra et al., 2022).
Intervensi Kognitif dan Psikoedukasi
Program Kognitif dan Matematika: Program-program ini berfokus pada peningkatan kemampuan kognitif dan matematika melalui pelatihan yang menargetkan fungsi eksekutif dan aspek motivasi. Penggunaan teknologi dalam program-program ini telah ditemukan untuk meningkatkan motivasi dan meningkatkan hasil belajar (Giordano et al., 2023).
Pelatihan Psikoedukasi: Pendekatan ini menekankan peningkatan keterampilan matematika spesifik dan mengatasi gangguan perkembangan terkait seperti defisit visuospasial dan perhatian. Ini juga mempertimbangkan dampak emosional dari diskalkulia dan menggabungkan intervensi psikoterapi untuk mengurangi efek negatif (Fastame, 2020).
Identifikasi dan Penilaian Awal
- Alat Analisis Berbasis Pengetahuan: Identifikasi dini diskalkulia sangat penting untuk intervensi yang efektif. Alat yang menggunakan algoritma pembelajaran mesin, seperti pohon keputusan, dapat membantu mendiagnosis diskalkulia pada tahap awal, memungkinkan intervensi yang tepat waktu dan ditarget (Devi & Kavya, 2021).
Meskipun intervensi ini menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa diskalkulia adalah kondisi yang kompleks tanpa solusi yang cocok untuk semua. Efektivitas intervensi dapat bervariasi berdasarkan kebutuhan individu dan profil kognitif spesifik setiap anak. Selain itu, integrasi teknologi dan pendekatan pembelajaran yang dipersonalisasi tampaknya menjadi tema umum di seluruh intervensi yang berhasil, menyoroti pentingnya mengadaptasi strategi pendidikan dengan tantangan unik yang dihadapi oleh anak-anak dengan diskalkulia.