Mengidentifikasi indikator kemajuan dalam berhitung untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental melibatkan pemahaman keterampilan khusus dan proses kognitif yang dapat diukur dan dilacak dari waktu ke waktu. Penelitian telah menunjukkan bahwa metode instruksional terstruktur dan penilaian yang ditargetkan dapat mengungkapkan peningkatan yang signifikan dalam keterampilan berhitung di antara anak-anak ini. Bagian berikut menguraikan indikator dan metode utama yang digunakan untuk menilai kemajuan dalam berhitung untuk anak-anak penyandang cacat intelektual.
Program Instruksional Terstruktur
- Program Aritmatika yang Dianalisis Tugas: Studi telah menunjukkan bahwa menggunakan program aritmatika yang sangat terstruktur dan dianalisis tugas dapat menyebabkan peningkatan signifikan dalam keterampilan aritmatika tertentu seperti penghitungan objek, identifikasi angka, dan penambahan dasar. Program-program ini sering menggabungkan teknik perilaku untuk memperkuat pembelajaran, menunjukkan kemajuan terukur pada anak-anak dengan keterbelakangan mental moderat (Bracey et al., 1975).
- Kurikulum Berurutan Secara Hierarkis: Menerapkan kurikulum matematika yang diurutkan secara hierarkis telah terbukti efektif dalam mengajarkan konsep angka kepada anak-anak penyandang cacat intelektual. Kurikulum semacam itu memungkinkan perkembangan sistematis melalui tujuan matematika, menghasilkan penguasaan keterampilan yang lebih besar dibandingkan dengan metode pengajaran tradisional (Singh & Ahrens, 1979).
Pemrosesan Kognitif dan Numerik
- Efisiensi Pemrosesan Numerik: Studi longitudinal telah mengidentifikasi efisiensi dalam tugas pemrosesan numerik, seperti penghitungan titik dan estimasi garis angka, sebagai indikator kemajuan yang kuat. Anak-anak dengan cacat intelektual sering menunjukkan peningkatan dalam tugas-tugas ini dari waktu ke waktu, yang berkorelasi dengan perkembangan aritmatika mereka secara keseluruhan (Landerl, 2013).
- Keterampilan Perbandingan Besarta: Melatih anak-anak untuk memahami dan menerapkan aturan perbandingan besaran, seperti mengenali bahwa angka yang mengikuti yang lain dalam urutan lebih besar, dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan mereka untuk membuat perbandingan besaran mental. Keterampilan ini merupakan indikator penting kemajuan dalam memahami hubungan numerik (Baroody, 1988).
Profil Berhitung Awal
- Analisis Cluster Keterampilan Berhitung Dini: Penelitian telah mengidentifikasi profil berbeda dari keterampilan berhitung awal di antara anak-anak penyandang cacat intelektual. Profil ini, ditentukan melalui analisis cluster, mengungkapkan berbagai tingkat kefasihan dalam keterampilan relasional dan numerik, yang dapat digunakan untuk memantau kemajuan dan menyesuaikan intervensi pendidikan (Charitaki et al., 2022).
- Usia Mental dan Keterampilan Numerik: Penelitian telah menunjukkan bahwa usia mental secara signifikan mempengaruhi keterampilan numerik awal. Anak-anak dengan usia mental yang lebih tinggi cenderung berkinerja lebih baik dalam tugas-tugas berhitung, menunjukkan bahwa usia mental dapat menjadi prediktor kemajuan yang berguna dalam perkembangan berhitung (Charitaki et al., 2023).
Pendidikan Inklusif dan Pengetahuan Sebelumnya
- Pengaturan Kelas Inklusif: Di ruang kelas inklusif, siswa penyandang cacat intelektual telah menunjukkan kemajuan yang bervariasi dalam keterampilan matematika. Pengetahuan sebelumnya telah diidentifikasi sebagai prediktor kemajuan yang signifikan, menunjukkan bahwa membangun pengetahuan yang ada sangat penting untuk pengembangan lebih lanjut (Schnepel et al., 2020).
- Konsep Kuantitas-Bilangan: Akuisisi konsep bilangan kuantitas, yang melibatkan menghubungkan kuantitas dengan angka, merupakan faktor kunci dalam perkembangan matematika. Kemajuan di bidang ini menunjukkan pemahaman yang lebih dalam tentang konsep numerik (Schnepel et al., 2020).
Sementara indikator ini memberikan kerangka kerja untuk menilai kemajuan dalam berhitung di antara anak-anak penyandang cacat intelektual, penting untuk mempertimbangkan perbedaan individu dan profil pembelajaran yang unik dari setiap anak. Menyesuaikan intervensi pendidikan ke profil ini dapat meningkatkan efektivitas instruksi berhitung. Selain itu, peran fungsi kognitif, seperti memori kerja dan fungsi eksekutif, tidak boleh diabaikan, karena mereka dapat secara signifikan mempengaruhi perkembangan berhitung (Ribeiro et al., 2017).