A young girl overwhelmed by homework with a teacher assisting her indoors.

Apakah Ada Hubungan Antara Disleksia Dan Gangguan Atensi (Adhd)?

Penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara disleksia dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), terutama karena faktor genetik dan neurobiologis bersama. Kedua gangguan perkembangan saraf ini sering terjadi bersamaan, dengan tingkat komorbiditas berkisar antara 25% hingga 48% dalam berbagai penelitian. Tumpang tindih ini menunjukkan bahwa mereka mungkin berbagi mekanisme dasar yang sama, yang mempersulit diagnosis dan strategi pengobatan. Bagian berikut mengeksplorasi aspek genetik, neurobiologis, dan klinis dari tautan ini.

Tumpang Tindih Genetik dan Neurobiologis

  • Faktor Genetik: Disleksia dan ADHD berbagi beberapa lokus genetik, menunjukkan kecenderungan genetik untuk kedua kondisi tersebut. Studi telah mengidentifikasi 49 lokus pemetaan ke 174 gen yang terlibat dalam kedua gangguan, dengan banyak dari gen ini sebelumnya tidak terkait dengan kedua kondisi secara individual. Ini menunjukkan efek pleiotropik di mana varian genetik tunggal mempengaruhi banyak sifat (Ciulkinyte et al., 2024) (Ciulkinyte et al., 2023).
  • Mekanisme Neurobiologis: Kedua gangguan tersebut melibatkan perkembangan atipikal di daerah otak yang bertanggung jawab untuk fungsi eksekutif, perhatian, dan pemrosesan bahasa. Perubahan pensinyalan dopamin, yang sangat penting untuk kontrol kognitif, telah dicatat sebagai faktor umum pada ADHD dan disleksia(Mohamud, 2024). Namun, studi neuroimaging menunjukkan tumpang tindih yang terbatas dalam perubahan materi abu-abu antara kedua kondisi, menunjukkan bahwa meskipun mereka berbagi beberapa fitur neurobiologis, mereka juga memiliki korelasi saraf yang berbeda (Liloia et al., 2022).

Implikasi Klinis dan Komorbiditas

  • Tingkat Komorbiditas: Kemunculan bersama ADHD dan disleksia secara klinis signifikan, dengan penelitian melaporkan tingkat komorbiditas antara 25% dan 48% (Hongyao et al., 2023) (“Investigating the prevalence and comorbidity of attention deficit hyperactivity disorder and developmental dyslexia in learners in a South African practice”, 2022). Tingkat komorbiditas yang tinggi ini menunjukkan bahwa anak-anak dengan kedua kondisi tersebut mungkin mengalami defisiensi kognitif yang lebih parah dan hasil pendidikan yang lebih buruk (Hongyao et al., 2023).
  • Tantangan Diagnosis dan Pengobatan: Gejala ADHD dan disleksia yang tumpang tindih mempersulit diagnosis dan pengobatan. Dokter sering mengobati satu kondisi tanpa mengatasi yang lain, yang mengarah ke hasil terapeutik yang kurang optimal (Lyerly, 2024). Gejala bersama dapat mengakibatkan salah diagnosis atau kurang diagnosis, menekankan perlunya strategi penilaian yang komprehensif (“Investigating the prevalence and comorbidity of attention deficit hyperactivity disorder and developmental dyslexia in learners in a South African practice”, 2022).

Perspektif yang Lebih Luas

Sementara hubungan genetik dan neurobiologis antara disleksia dan ADHD didokumentasikan dengan baik, penting untuk mempertimbangkan bahwa gangguan ini juga dapat terjadi secara independen. Kebanyakan anak dengan ADHD, disleksia, atau diskalkulia hanya memiliki satu gangguan, menunjukkan bahwa meskipun ada tumpang tindih yang signifikan, setiap kondisi dapat bermanifestasi secara terpisah (Bergen et al., 2023). Selain itu, varians genetik unik dalam disleksia menunjukkan bahwa ia mungkin memiliki jalur berbeda yang tidak dimiliki bersama dengan ADHD, menyoroti kompleksitas gangguan perkembangan saraf ini (Ciulkinyte et al., 2023). Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami interaksi antara kondisi ini dan untuk mengembangkan pendekatan diagnostik dan pengobatan yang lebih efektif.

Ciulkinyte, A., Mountford, H. S., Fontanillas, P., Bates, T. C., Martin, N. G., Fisher, S. E., & Luciano, M. (2024). Genetic neurodevelopmental clustering and dyslexia. Molecular Psychiatry. https://doi.org/10.1038/s41380-024-02649-8
Ciulkinyte, A., Mountford, H. S., Fontanillas, P., Team, R., Bates, T. C., Martin, N. G., Fisher, S. E., & Luciano, M. (2023). Genetic neurodevelopmental clustering and dyslexia. medRxiv. https://doi.org/10.1101/2023.10.04.23296530
Mohamud, I. (2024). From Genes to Behavior: A Comprehensive Review of ADHD and Dyslexia and Their Triggers Across Multiple Factors. https://doi.org/10.58445/rars.2056
Liloia, D., Crocetta, A., Cauda, F., Duca, S., Costa, T., & Manuello, J. (2022). Seeking Overlapping Neuroanatomical Alterations between Dyslexia and Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder: A Meta-Analytic Replication Study. Brain Sciences. https://doi.org/10.3390/brainsci12101367
Hongyao, H., Chun, J., Gao, X., Liu, F., Zhang, J., Zhong, L., Zuo, P., & Li, Z. (2023). Associative gene networks reveal novel candidates important for ADHD and dyslexia comorbidity. BMC Medical Genomics. https://doi.org/10.1186/s12920-023-01502-1
Investigating the prevalence and comorbidity of attention deficit hyperactivity disorder and developmental dyslexia in learners in a South African practice. (2022). South African Journal of Childhood Education. https://doi.org/10.4102/sajce.v12i1.1085
Lyerly, E. (2024). New research finds overlap between ADHD and reading disabilities in children. Disability Compliance for Higher Education. https://doi.org/10.1002/dhe.31886
Bergen, E. van, Zeeuw, E. L. de, Hart, S. A., Boomsma, D. I., Geus, E. J. C. de, & Kan, K. (2023). Comorbidity and causality among ADHD, dyslexia, and dyscalculia. https://doi.org/10.31234/osf.io/epzgy
Scroll to Top