Hubungan antara diskalkulia dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) kompleks dan beragam, dengan bukti menunjukkan komorbiditas dan jalur etiologis yang berbeda. Dyscalculia, gangguan belajar spesifik yang mempengaruhi keterampilan aritmatika, sering terjadi bersamaan dengan ADHD, gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan kurangnya perhatian, hiperaktif, dan impulsif. Tumpang tindih ini menimbulkan pertanyaan tentang defisit kognitif bersama dan perlunya intervensi yang disesuaikan. Bagian berikut mengeksplorasi komorbiditas, profil kognitif, dan transmisi familial dari gangguan ini.
Komorbiditas dan Profil Kognitif
- Dyscalculia dan ADHD sering terjadi bersamaan, dengan penelitian menunjukkan tingkat komorbiditas yang tinggi antara gangguan ini. Anak-anak dengan diskalkulia sering menunjukkan kesulitan perhatian, sebagaimana dibuktikan dengan skor yang lebih tinggi pada skala masalah perhatian (Luoni et al., 2022) (Shalev et al., 1995).
- Penilaian kognitif mengungkapkan bahwa anak-anak dengan diskalkulia dan ADHD menunjukkan defisit dalam memori kerja, kecepatan pemrosesan, dan perhatian berkelanjutan. Defisit ini lebih terasa pada anak-anak dengan kondisi komorbid dibandingkan dengan mereka yang hanya memiliki satu kelainan (Kuhn et al., 2016).
- Dyscalculia dikaitkan dengan gangguan dalam pemrosesan numerik dan keterampilan aritmatika, yang diperburuk oleh disfungsi perhatian. Ini menunjukkan bahwa defisit perhatian dapat berkontribusi pada tingkat keparahan kesulitan matematika pada diskalkulia (Lindsay et al., 1999) (Pappas et al., 2018).
Transmisi Keluarga dan Perbedaan Etiologis
- Penelitian tentang transmisi keluarga menunjukkan bahwa diskalkulia dan ADHD ditularkan secara independen dalam keluarga, menunjukkan pengaruh genetik dan lingkungan yang berbeda. Temuan ini mendukung gagasan bahwa meskipun gangguan ini sering terjadi bersamaan, mereka memiliki jalur etiologis yang terpisah (Monuteaux et al., 2005).
- Meskipun komorbiditasnya tinggi, tidak ada bukti kosegregasi atau perkawinan asortatif antara diskalkulia dan ADHD, memperkuat kebutuhan akan strategi diagnostik dan pengobatan yang terpisah (Monuteaux et al., 2005).
Perspektif Neurobiologis dan Perkembangan
- Studi neurobiologis menyoroti perbedaan struktural dan fungsional otak pada anak-anak dengan diskalkulia, yang mungkin tumpang tindih dengan yang diamati pada ADHD. Ini termasuk perubahan di area otak yang terlibat dalam representasi besaran dan pengaturan perhatian (Kuhn, 2015) (Pappas et al., 2018).
- Persistensi diskalkulia dan hubungannya dengan defisit perhatian menggarisbawahi pentingnya menangani sumber daya kognitif spesifik domain dan domain-umum dalam intervensi (Kuhn, 2015).
Sementara komorbiditas antara diskalkulia dan ADHD didokumentasikan dengan baik, sangat penting untuk mengenali jalur yang berbeda dan profil kognitif yang terkait dengan setiap gangguan. Perbedaan ini sangat penting untuk mengembangkan intervensi efektif yang memenuhi kebutuhan unik anak-anak dengan salah satu atau kedua kondisi. Memahami transmisi keluarga independen dari gangguan ini lebih lanjut menekankan pentingnya pendekatan diagnostik dan pengobatan yang disesuaikan.