Tidak ada diet yang diresepkan secara universal untuk anak-anak autis, tetapi beberapa intervensi diet telah dieksplorasi untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh anak-anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD). Intervensi ini sering bertujuan untuk mengelola gejala seperti masalah pencernaan, selektivitas makanan, dan kesulitan perilaku. Pendekatan diet yang paling umum dibahas adalah diet bebas kasein (GFCF) bebas gluten, yang telah menunjukkan beberapa manfaat potensial, meskipun bukti tetap tidak meyakinkan. Strategi diet lainnya termasuk diet ketogenik, diet karbohidrat khusus, dan diet kaya antioksidan dan probiotik. Di sini, kami mengeksplorasi berbagai intervensi diet dan implikasinya bagi anak-anak autis.
Diet Bebas Kasein (GFCF) Bebas Gluten
- Diet GFCF melibatkan menghilangkan gluten dan kasein, protein yang ditemukan dalam gandum dan susu, masing-masing. Diet ini didasarkan pada hipotesis bahwa anak-anak dengan ASD mungkin mengalami kesulitan mencerna protein ini, yang menyebabkan masalah perilaku karena pembentukan peptida mirip opioid (- & -, 2024).
- Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet GFCF dapat meningkatkan gejala perilaku dan fungsi kognitif bila dikombinasikan dengan terapi lain, seperti terapi fisik perkembangan saraf (Alsayegh et al., 2025).
- Namun, efektivitas diet GFCF saja dalam meningkatkan fungsi motorik dan kognitif telah dipertanyakan, dengan beberapa penelitian menunjukkan tidak ada perubahan signifikan( Alsayegh et al., 2025).
Intervensi Diet Lainnya
- Diet ketogenik: Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat ini telah dieksplorasi karena potensinya untuk mengelola gejala ASD, meskipun buktinya terbatas (Pérez-Cabral et al., 2024).
- Diet Karbohidrat Khusus: Diet ini berfokus pada menghilangkan karbohidrat kompleks untuk meningkatkan kesehatan usus, yang mungkin bermanfaat mengingat masalah pencernaan yang umum terjadi pada ASD (Çiftçi & Batu, 2023).
- Diet Kaya Antioksidan dan Probiotik: Diet ini bertujuan untuk mengatasi stres oksidatif dan ketidakseimbangan flora usus, yang lazim terjadi pada anak-anak dengan ASD (Pérez-Cabral et al., 2024).
Pendekatan Diet Individual
- Karena variabilitas gejala dan kebutuhan diet di antara anak-anak dengan ASD, rencana diet individual sering direkomendasikan. Pendekatan ini melibatkan bekerja dengan spesialis nutrisi untuk menyesuaikan diet yang memenuhi kebutuhan spesifik setiap anak (Önal et al., 2023).
- Selektivitas makanan merupakan perhatian yang signifikan, dan strategi untuk memperkenalkan kebiasaan makan sehat baru sangat penting. Hal ini sering membutuhkan waktu dan dedikasi baik dari para profesional maupun anggota keluarga (Tananta & Filgueiras, 2024).
Manajemen Berat Badan dan Keseimbangan Gizi
- Program makanan yang disesuaikan secara khusus telah terbukti membantu mengelola masalah berat badan pada anak-anak autis, mengatasi masalah kekurangan berat badan dan obesitas. Program-program ini sering mengecualikan gluten, kasein, gula, dan monosodium glutamat (Abu-Hussein, 2023).
- Pemantauan kekurangan gizi sangat penting, karena diet ketat dapat menyebabkan nutrisi yang tidak seimbang jika tidak dikelola dengan hati-hati (Çiftçi & Batu, 2023).
Sementara intervensi diet menjanjikan untuk mengelola beberapa gejala ASD, bukti yang mendukung efektivitasnya tidak pasti. Kurangnya data ilmiah konklusif berarti bahwa tidak ada diet khusus yang dapat direkomendasikan secara universal sebagai pengobatan standar untuk ASD. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua dan pengasuh untuk berkolaborasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk mengembangkan rencana diet yang dipersonalisasi yang mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi individu setiap anak dengan ASD (Önal et al., 2023).