Ada beberapa aplikasi dan teknologi inovatif yang dirancang untuk membantu anak-anak belajar angka secara efektif. Alat-alat ini memanfaatkan metode interaktif dan menarik untuk meningkatkan pengalaman belajar bagi anak-anak kecil, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus. Penggunaan aplikasi seluler, augmented reality, dan game interaktif adalah beberapa pendekatan menonjol yang disorot dalam penelitian terbaru. Teknologi ini bertujuan untuk membuat pembelajaran angka lebih menyenangkan dan efektif dengan menggabungkan elemen permainan dan interaksi.
Aplikasi Seluler Berbasis Game
- “Menebak Angka” adalah aplikasi seluler berbasis game yang dirancang untuk membantu anak kecil belajar angka melalui permainan. Ini berfokus pada pengenalan angka dan peningkatan memori dengan merangsang otak melalui permainan interaktif. Aplikasi ini tersedia di Google Play Store dan dikembangkan menggunakan MIT App Inventor dan Canva untuk desain antarmukanya (Mustapha et al., 2024).
- Aplikasi lain, yang dirancang untuk pelatihan matematika awal, berfokus pada perbandingan besaran, yang merupakan keterampilan prekursor untuk pembelajaran matematika. Aplikasi ini tersedia di berbagai platform dan bertujuan untuk meningkatkan rasa numerik anak-anak melalui model kognitif pembelajaran (Mera et al., 2017).
Augmented Reality dan Pembelajaran Interaktif
- Aplikasi pembelajaran angka interaktif menggunakan augmented reality telah dikembangkan untuk anak-anak dengan gangguan mental dan anak-anak prasekolah. Aplikasi ini menggunakan penanda untuk memicu gambar angka 3D dan audio, membuat proses pembelajaran lebih cepat dan lebih menyenangkan (Altan & Sarıkaya, 2022).
- Aplikasi “Numberpedia” menggunakan proyeksi interaktif untuk mengajarkan angka kepada anak kecil. Ini mencakup kegiatan seperti menulis angka, menghitung objek, dan mencocokkan angka, yang dirancang untuk mendidik dan menyenangkan (Nurindiyani et al., 2023).
Pendidikan Khusus dan Aksesibilitas
- Aplikasi seluler yang dirancang untuk pendidikan khusus menggunakan algoritma berulang dan Metode Stepwise untuk mengajarkan konsep angka kepada anak-anak yang membutuhkan pendidikan khusus. Aplikasi ini kompatibel dengan perangkat Android dan bertujuan untuk membantu guru dalam mendidik siswa dengan kesulitan belajar (Zeki et al., 2019).
- “Chocolator” adalah aplikasi yang dikembangkan khusus untuk anak-anak dengan dyscalculia. Ini menggunakan animasi visual untuk mewakili operasi aritmatika, membuatnya lebih mudah bagi anak-anak ini untuk memahami dan mempelajari angka (Borges et al., 2018).
Keterlibatan dan Evaluasi Orang Tua
- Sebuah studi tentang evaluasi orang tua dari aplikasi berhitung menyoroti pentingnya kualitas aplikasi dan dukungan instruksional. Orang tua sering memilih aplikasi berdasarkan kepercayaan mereka dalam mengajar matematika dan keakraban anak-anak mereka dengan teknologi. Hal ini menggarisbawahi perlunya aplikasi yang dirancang dengan baik yang selaras dengan standar pendidikasi (Urquhart et al., 2023).
Pendekatan Pembelajaran Alternatif
- Aplikasi seluler berbasis kode QR memungkinkan anak-anak prasekolah mempelajari angka dan menghitung melalui permainan interaktif. Pendekatan ini menggunakan kode QR untuk melibatkan anak-anak dalam kegiatan berhitung, memberikan pengalaman yang menyenangkan dan edukasi (Mowafi et al., 2019)].
- Aplikasi “Kid+” mengintegrasikan desain alur cerita dengan pembelajaran yang terletak untuk mengajarkan konsep matematika kepada anak-anak prasekolah. Aplikasi ini menekankan akuisisi konsep daripada latihan bor-dan-latihan, yang bertujuan untuk membangun kemampuan kognitif melalui cerita bermain peran (YEN & Chang, 2023).
Sementara teknologi ini menawarkan solusi yang menjanjikan untuk mengajar angka kepada anak-anak, penting untuk mempertimbangkan beragam kebutuhan dan gaya belajar masing-masing anak. Beberapa anak mungkin mendapat manfaat lebih dari metode pembelajaran tradisional atau memerlukan dukungan tambahan di luar apa yang dapat disediakan aplikasi ini. Selain itu, efektivitas teknologi ini dapat bervariasi berdasarkan faktor-faktor seperti usia anak, lingkungan belajar, dan keterlibatan orang tua. Oleh karena itu, pendekatan seimbang yang menggabungkan teknologi dengan strategi pendidikan lainnya mungkin paling bermanfaat untuk pembelajaran komprehensif.