Pertanyaan apakah seorang anak secara alami tidak suka menulis itu kompleks dan beragam, melibatkan berbagai faktor seperti minat pribadi, gangguan perkembangan, dan pengaruh lingkungan. Sementara beberapa anak mungkin menunjukkan keengganan alami untuk menulis, ini sering dipengaruhi oleh faktor eksternal daripada ketidaksukaan yang melekat. Penelitian menunjukkan bahwa sikap anak-anak terhadap menulis dapat dibentuk oleh pengalaman, kemampuan, dan konteks di mana mereka diminta untuk menulis.
Penolakan Anak terhadap Menulis
- Agensi dan Penolahan: Beberapa anak mungkin menolak menulis karena persepsi pengenaan harapan eksternal. Misalnya, sebuah penelitian menyoroti resistensi linguistik anak terhadap intervensi menulis keluarga, di mana anak menggunakan tulisan sebagai sarana untuk mengekspresikan ketidaksukaannya terhadap intervensi itu sendiri, namun secara paradoks menunjukkan penguasaan konvensi retoris melalui resistensi ini (Hamid & Jahan, 2023).
- Penduduk Asli Digital dan Menulis: Anak-anak yang mahir dengan teknologi mungkin menganggap tulisan tradisional tidak menarik. Sebuah studi kasus dari siswa kelas lima asli digital menunjukkan bahwa sementara anak menikmati permainan yang menantang, ia enggan terlibat dalam tugas menulis, menunjukkan bahwa format dan konteks kegiatan menulis secara signifikan memengaruhi kesediaan anak-anak untuk menulis (Bulushi, 2016).
Faktor Perkembangan dan Kognitif
- Gangguan Koordinasi Perkembangan (DCD): Anak-anak dengan DCD sering kesulitan menulis karena kesulitan koordinasi motorik, yang dapat menyebabkan frustrasi dan menghindari tugas menulis. Anak-anak ini mungkin tampak cerdas tetapi tidak dapat menerjemahkan pikiran mereka ke dalam bentuk tertulis secara efektif, yang dapat disalahartikan sebagai ketidaksukaan menulis (Missiuna et al., 2004) (Webb, 2013).
- Gangguan Spektrum Autisme (ASD): Anak-anak yang berfungsi tinggi dengan ASD mungkin juga merasa sulit menulis, terutama ketika disertai gejala ADHD. Tantangan-tantangan ini tidak selalu disebabkan oleh ketidaksukaan menulis melainkan kesulitan dalam perhatian dan pengorganisasi (Zajic et al., 2016).
Pengaruh Lingkungan dan Instruksional
- Menulis Berguna: Anak-anak lebih cenderung terlibat dalam menulis ketika memiliki tujuan dan relevansi yang jelas dengan minat mereka. Anak laki-laki, misalnya, mungkin lebih cenderung menulis ketika aktivitas itu bermakna dan terhubung dengan dunia mereka (Griffiths, 2019).
- Lingkungan Kelas: Menciptakan lingkungan kelas yang mendukung dan tidak mengancam dapat mendorong penulis yang enggan. Strategi seperti kolaborasi teman sebaya, umpan balik langsung, dan peluang untuk ekspresi diri dapat menumbuhkan sikap yang lebih positif terhadap penulisan (Tyler, 1994).
Perspektif Alternatif
Sementara beberapa anak mungkin awalnya menolak menulis, resistensi ini sering dapat dikurangi melalui intervensi yang disesuaikan dan lingkungan yang mendukung. Konsep pengembangan literasi alami menunjukkan bahwa anak-anak dapat menjadi penulis yang cakap tanpa instruksi formal, asalkan mereka berada dalam lingkungan literasi yang kaya yang mendorong eksplorasi dan ekspresi diri (Teale, 1983). Selain itu, teknologi dan platform bantu seperti Writaupair dapat mendukung anak-anak dengan kesulitan belajar dengan memberikan bantuan kontekstual, sehingga mengurangi hambatan untuk menulis (Anish et al., 2021). Wawasan ini menyoroti pentingnya memahami alasan yang mendasari keengganan anak untuk menulis dan mengatasinya melalui strategi dan intervensi yang tepat.