Sindrom Down, juga dikenal sebagai Trisomi 21, terutama disebabkan oleh adanya salinan tambahan kromosom 21.

Apa Yang Menyebabkan Sindrom Down?

Sindrom Down, juga dikenal sebagai Trisomi 21, terutama disebabkan oleh adanya salinan tambahan kromosom 21. Gangguan kromosom ini adalah bentuk paling umum dari aneuploidi yang layak pada manusia dan dikaitkan dengan berbagai tantangan genetik, klinis, dan kognitif. Kondisi ini sebagian besar disebabkan oleh nondisjungsi selama meiosis, yang mengarah ke gamet dengan kromosom tambahan 21, yang menghasilkan zigot dengan tiga salinan kromosom ini setelah pembuahan. Sementara sebagian besar kasus disebabkan oleh nondisjungsi ini, mekanisme genetik lain seperti translokasi dan mosaikisme juga berkontribusi pada terjadinya sindrom Down. Bagian berikut menyelidiki penyebab genetik dan faktor penyebab sindrom Down.

Penyebab Genetik

  • Trisomi 21: Sekitar 95% kasus sindrom Down disebabkan oleh trisomi 21 penuh, di mana ada salinan tambahan lengkap kromosom 21 di semua sel. Ini biasanya merupakan hasil dari nondisjungsi selama meiosis ibu, terutama pada meiosis I (Atli, 2021) (Ganguly, 2022).
  • Translokasi: Pada sekitar 4% kasus, sindrom Down disebabkan oleh translokasi Robertsonian, di mana bagian kromosom 21 melekat pada kromosom lain. Ini dapat diwariskan dari orang tua yang membawa translokasi seimbang, meningkatkan risiko kekambuhan pada kehamilan di masa depan (Kollurage & Kudagammana, 2018) (Moniruzzaman et al., 2023).
  • Mosaik: Sebagian kecil individu dengan sindrom Down memiliki mosaikisme, di mana beberapa sel memiliki dua salinan khas kromosom 21, sementara yang lain memiliki tiga. Hal ini dapat menghasilkan fenotipe yang lebih ringan dibandingkan dengan trisomi penuh 21 (Takita et al., 2024) (Ganguly, 2022).

Faktor yang Berkontribusi

  • Usia Ibua: Usia ibu lanjut merupakan faktor risiko yang signifikan untuk kejadian nondisjungsi yang menyebabkan sindrom Down. Kemungkinan memiliki anak dengan sindrom Down meningkat seiring dengan usia ibu, terutama setelah usia 35 (Atli, 2021) (Arvanda & Izzah, 2023).
  • Pengaruh Genetik dan Epigenetik: Variabilitas fenotipik pada sindrom Down dipengaruhi oleh faktor genetik dan epigenetik, termasuk polimorfisme alelik dan efek dosis gen. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi ekspresi gen pada kromosom 21 dan kromosom lainnya, berkontribusi pada manifestasi klinis yang beragam dari sindrom (Ghosh et al., 2023) (Díaz-Hernández et al., 2020).

Implikasi Klinis

  • Variabilitas Fenotipik: Individu dengan sindrom Down menunjukkan berbagai gejala klinis, termasuk cacat intelektual, kelainan jantung bawaan, dan peningkatan kerentanan terhadap kondisi kesehatan tertentu seperti hipotiroidisme dan leukemia. Variabilitas gejala sebagian disebabkan oleh faktor genetik dan epigenetik yang disebutkan di atas (Aluzeib et al., 2024) (Ghosh et al., 2023).
  • Strategi Penelitian dan Terapeutik: Kemajuan dalam penelitian genetik, termasuk penggunaan model hewan dan sel induk berpotensi majemuk yang diinduksi, telah memberikan wawasan tentang korelasi genotipe-fenotipe pada sindrom Down. Model-model ini sangat penting untuk mengembangkan strategi terapeutik yang bertujuan mengurangi gejala yang terkait dengan kondisi (Ghosh et al., 2023).

Sementara penyebab utama sindrom Down adalah adanya kromosom tambahan 21, kompleksitas kondisi ini lebih dipengaruhi oleh faktor genetik, epigenetik, dan lingkungan. Memahami pengaruh ini sangat penting untuk meningkatkan manajemen klinis dan intervensi terapeutik untuk individu dengan sindrom Down. Selain itu, konseling genetik dan tes prenatal memainkan peran penting dalam memberikan informasi dan dukungan kepada keluarga yang terkena kondisi ini.

Atli, E. I. (2021). What Causes Down Syndrome. https://doi.org/10.5772/INTECHOPEN.96685
Ganguly, B. B. (2022). Chromosomal etiology of Down syndrome. https://doi.org/10.1016/b978-0-323-90456-8.00004-1
Kollurage, D. U. A., & Kudagammana, S. T. (2018). Down syndrome caused by 21; 21 robertsonian translocation. https://doi.org/10.4038/SLJM.V27I2.85
Moniruzzaman, M., Das, P. K., Akter, M., Nur, J., Rahman, Z. F., Alam, Md. S., Khan, M., & Hasan, M. S. (2023). Down’s Syndrome Presented with Transmission of Maternal Translocation of 2; 21 Chromosomes. A Case Report. Bangladesh Medical Research Council Bulletin. https://doi.org/10.3329/bmrcb.v49i2.62712
Takita, S. Y., Sé, A. B. S., Hoffmann, G. M., Bunduki, W., Carvalho, L. R. de, & Fonseca, C. R. B. da. (2024). Causes of Hospitalization in Children with Down Syndrome. Medicina-Lithuania. https://doi.org/10.3390/medicina60091480
Arvanda, D. G., & Izzah, A. N. (2023). Analisis Studi Kasus Mengenai Usia Ibu dan Gambaran Fisik Penderita Sindrom Down. Jurnal Biosense. https://doi.org/10.36526/biosense.v6i02.3312
Ghosh, S., Jackson-Cook, C., Singhal, N., & Hui, S. P. (2023). Editorial: Down syndrome: Genetic and epigenetic influences on this multi-faceted condition. Frontiers in Genetics. https://doi.org/10.3389/fgene.2023.1163133
Díaz-Hernández, D. J., Torres-Gómez, I. P., Arango-Martínez, A. M., Manrique-Hernández, R. D., & Gallo-Bonilla, J. E. (2020). Aspectos genómicos, transcriptómicos y del diagnóstico en el síndrome de Down. https://doi.org/10.36384/01232576.13
Aluzeib, A. A., Alshammari, S. N., & Alshammari, S. G. (2024). Understanding Down Syndrome: A Systematic Review of Genetic, Clinical, and Cognitive Implications. Journal of Ecohumanism. https://doi.org/10.62754/joe.v3i7.4288
Scroll to Top