Cerebral Palsy (CP) pada anak-anak adalah gangguan perkembangan saraf kompleks yang disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan yang mempengaruhi otak yang sedang berkembang. Hal ini ditandai dengan gangguan gerakan dan postur permanen, sering disertai dengan gangguan sensorik, kognitif, dan perilaku. Etiologi CP beragam, melibatkan faktor prenatal, perinatal, dan postnatal, dengan kontribusi yang bervariasi dari kecenderungan genetik dan pengaruh lingkungan. Memahami penyebab ini sangat penting untuk diagnosis dini dan intervensi, yang secara signifikan dapat meningkatkan hasil untuk anak-anak yang terkena.
Faktor Genetik
- Kontribusi genetik terhadap CP mencakup risiko monogenik dan poligenik, dengan beberapa kasus terkait dengan mutasi genetik yang diturunkan. Sekitar 2% kasus CP diyakini memiliki penyebab genetik (Sandran et al., 2024) (“Overview of Cerebral Palsy in Children”, 2022).
- Disregulasi jalur pensinyalan, seperti jalur pensinyalan Wnt, telah terlibat dalam patogenesis CP, menyoroti peran faktor genetik dan epigenetik dalam perkembangan otak (Upadhyay et al., 2022).
Faktor Prenatal
- Infeksi ibu, kelainan plasenta, dan hipoksia atau iskemia selama kehamilan merupakan faktor risiko prenatal yang signifikan untuk CPÂ (Kirana et al., 2024).
- Kelahiran prematur dan berat lahir rendah adalah prediktor kritis CP, dengan bayi prematur memiliki risiko lebih tinggi terkena gangguan tersebut (Evreinov et al., 2024) (Maimin et al., 2024).
Faktor Prenatal
- Asfiksia kelahiran, ensefalopati hipoksik-iskemik, dan trauma kelahiran adalah penyebab umum CP perinatal. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan cedera otak selama atau segera setelah lahir (Maimin et al., 2024) (Gamieldien et al., 2023).
- Komplikasi persalinan, seperti operasi caesar dan persalinan yang sulit, juga dikaitkan dengan peningkatan risiko CPÂ (Evreinov et al., 2024)Â (“Cerebral Palsy: Opinions on Development, Occurrence, Presentation and Management”, 2023).
Faktor Pascanatal
- Penyebab pascanatal termasuk infeksi neonatal, trauma kepala, dan kondisi medis yang sedang berlangsung yang dapat merusak otak yang sedang berkembang (Kirana et al., 2024).
- Infeksi seperti kernikterus dan infeksi otak, termasuk ensefalopati HIV, merupakan kontributor pascanatal penting untuk CP di wilayah tertentu (Maimin et al., 2024) (Gamieldien et al., 2023).
Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup
- Faktor gaya hidup ibu, seperti merokok, konsumsi alkohol, dan penyakit sistemik, dapat meningkatkan risiko CP. Faktor-faktor yang dapat dimodifikasi ini menyoroti pentingnya kesehatan ibu selama kehamilan (Potcovaru et al., 2022) (“Cerebral Palsy: Opinions on Development, Occurrence, Presentation and Management”, 2023).
Sementara penyebab CP beragam dan multifaktorial, kompleksitas gangguan menggarisbawahi perlunya pendekatan komprehensif untuk pencegahan dan manajemen. Intervensi dini dan strategi pengobatan yang disesuaikan dapat membantu mengurangi dampak CP pada kualitas hidup anak. Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun ada kemajuan dalam memahami etiologi CP, beberapa kasus tetap idiopatik, tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi (Gamieldien et al., 2023). Ini menyoroti kebutuhan penelitian yang sedang berlangsung untuk mengungkap mekanisme yang mendasari dan tindakan pencegahan potensial untuk CP.