Ketika seorang anak autis menolak untuk belajar berhitung setiap hari, penting untuk memahami tantangan unik yang mereka hadapi dan mengadopsi strategi yang memenuhi kebutuhan spesifik mereka. Anak-anak dengan autisme sering mengalami kesulitan dengan keterampilan berhitung awal karena keterbatasan minat, perhatian, dan keterampilan bahasa, yang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk menguasai berhitung (“Autism Spectrum Disorders and The Development of Children’s Aritmetic Aptitude and Numeracy”, 2023)]. Oleh karena itu, sangat penting untuk menggunakan pendekatan yang disesuaikan yang dapat melibatkan dan memotivasi mereka secara efektif.
Memahami Tantangan
- Minat dan Perhatian Terbatas: Anak-anak autis mungkin kesulitan mempertahankan minat pada tugas-tugas berulang seperti menghitung, yang dapat dikaitkan dengan pola pemrosesan kognitif dan sensorik mereka yang unik (“Autism Spectrum Disorders and The Development of Children’s Aritmetic Aptitude and Numeracy”, 2023).
- Hambatan Komunikasi dan Bahasa: Kesulitan dalam berbicara dan bahasa dapat menghambat kemampuan mereka untuk memahami dan terlibat dengan kegiatan berhitung (“Autism Spectrum Disorders and The Development of Children’s Aritmetic Aptitude and Numeracy”, 2023).
- Masalah Transisi: Anak-anak autis sering menghadapi tantangan dengan transisi antar kegiatan, yang dapat memengaruhi kesediaan mereka untuk berpartisipasi dalam latihan penghitungan harian (Banda et al., 2009).
Strategi Efektif
- Menggabungkan Hadiah: Menggunakan sistem berbasis hadiah dapat secara signifikan meningkatkan motivasi dan keterlibatan dalam kegiatan belajar. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa memberikan penghargaan saat membaca buku matematika meningkatkan kemampuan matematika anak autis (Yan, 2017).
- Memanfaatkan Teknologi Bantuan: Alat digital seperti aplikasi smartphone dan tablet dengan fasilitas layar sentuh dapat menyediakan alat bantu visual dinamis yang membuat penghitungan lebih interaktif dan menarik bagi anak-anak autis (Ehsan, 2014) (Kamaruzaman & Azahari, 2014).
- Pendekatan Pemecahan Masalah: Mendorong anak-anak untuk menggunakan penalaran dan pemecahan masalah daripada menghafal secara langsung dapat membantu mereka memahami konsep menghitung dengan lebih baik. Pendekatan ini telah bermanfaat bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus, termasuk mereka yang menderita autisme (Sadler, 2009).
- Pembelajaran yang Dipersonalisasi: Menyesuaikan kegiatan dengan minat dan tingkat perkembangan anak dapat membuat pembelajaran lebih relevan dan menyenangkan. Ini termasuk mengadaptasi kegiatan untuk memenuhi komunikasi dan kebutuhan sosial-emosional mereka (Cucer & Tilea, 2022).
Perspektif Alternatif
Meskipun strategi ini bisa efektif, penting juga untuk menyadari bahwa tidak semua anak autis akan merespons dengan cara yang sama. Beberapa mungkin membutuhkan lebih banyak waktu dan kesabaran untuk mengembangkan keterampilan menghitung, dan yang lain mungkin mendapat manfaat dari pendekatan yang berbeda sama sekali. Selain itu, peran pendidik dan orang tua sebagai fasilitator dan penerjemah kebutuhan anak sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung (Barua et al., 2019). Memahami bahwa setiap anak itu unik dan mungkin memerlukan kombinasi strategi adalah kunci untuk menumbuhkan keterampilan berhitung mereka.
