Ketika seorang anak tampaknya tidak tertarik pada angka dan penghitungan, penting untuk mengeksplorasi metode inovatif dan menarik untuk merangsang minat dan pemahaman mereka. Metode tradisional mungkin tidak selalu efektif, terutama untuk anak-anak dengan kebutuhan atau preferensi belajar yang berbeda. Dengan menggabungkan pendekatan interaktif, menyenangkan, dan relevan secara kontekstual, pendidik dan orang tua dapat menumbuhkan lingkungan belajar yang lebih menarik. Berikut adalah beberapa strategi berdasarkan temuan penelitian terbaru.
Pembelajaran Interaktif dan Berbasis Bermain
- Media Interaktif: Memanfaatkan media pembelajaran interaktif dapat secara signifikan meningkatkan keterlibatan, terutama untuk anak-anak dengan disabilitas intelektual. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa desain interaktif yang disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak meningkatkan tingkat keberhasilan mereka dalam mempelajari operasi angka sebesar 92% (Finandhita & Octaviana, 2023).
- Teknologi Kode QR: Menerapkan aplikasi seluler berbasis kode QR memungkinkan anak-anak belajar melalui permainan. Metode ini telah terbukti secara positif mempengaruhi persepsi anak-anak prasekolah dan pembelajaran angka dan berhitung dengan memberikan pengalaman yang menghibur dan interaktif (Mowafi et al., 2019).
- Permainan Peranan: Game role-playing digital seperti ‘Animo Math’ menggunakan grafik dan musik warna-warni untuk menarik perhatian anak-anak, membuat pembelajaran lebih menyenangkan. Permainan ini dirancang untuk memenuhi berbagai usia dan tingkat keterampilan, meningkatkan pembelajaran matematika melalui gameplay yang menarik (Sukstrienwong, 2018).
Menggabungkan Konteks Sehari-hari
- Aplikasi Kehidupan Nyata: Mendorong penghitungan dalam situasi sehari-hari, seperti menghitung benda selama bermain atau mengatur meja, membantu anak-anak melihat aplikasi praktis angka. Pendekatan ini membuat pembelajaran lebih bermakna dan terkait (M, 1993).
- Kosakata Matematika: Menggunakan istilah matematika dalam interaksi sehari-hari, seperti “lebih/kurang” atau “panjang/pendek,” dapat membantu anak-anak menjadi terbiasa dengan konsep matematika dalam pengaturan alami (M, 1993).
Metode Penghitungan Alternatif
- Subitisasi dan Nilai Tempat: Alih-alih menghitung tradisional, anak-anak dapat diajari untuk subitisasi, yaitu mengenali kuantitas secara sekilas. Metode ini, dikombinasikan dengan penamaan angka transparan (misalnya, “sepuluh” untuk 11), dapat membantu anak-anak memahami angka tanpa hanya mengandalkan penghitung (Schwarzenauer, 2022).
Aktivitas dan Lokakarya yang Menarik
- Lokakarya Menyuka: Lokakarya seperti “Menemukan Kembali Angka” menggunakan kegiatan menyenangkan untuk membantu anak-anak memahami dan mengelola angka secara alami. Kegiatan ini berfokus pada pengelompokan dan menguraikan angka-angka, yang membantu dalam menguasai perhitungan mental (Padilla & Sánchez, 2011).
- Penghitungan Ritmi: Memasukkan ritme dan musik ke dalam berhitung dapat membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan dan berkesan bagi anak-anak, mirip dengan belajar sajak anak (Ogletree et al., 1970).
Sementara strategi ini menawarkan cara-cara inovatif untuk melibatkan anak-anak dalam mempelajari angka dan menghitung, penting juga untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik. Beberapa anak secara alami dapat mengembangkan ide-ide matematika melalui keingintahuan dan interaksi mereka dengan lingkungan mereka, seperti yang disarankan oleh penelitian tentang pembelajaran matematika anak-anak kecil (Jenks & Peters, 2000). Oleh karena itu, sangat penting untuk menyesuaikan pendekatan dengan kebutuhan dan preferensi individu, memastikan bahwa pembelajaran tetap menjadi pengalaman yang positif dan bermanfaat.