Ketika berhadapan dengan anak hiperaktif yang menolak untuk belajar angka, sangat penting untuk mengadopsi strategi yang memenuhi kebutuhan belajar dan kecenderungan perilaku mereka yang unik. Anak-anak hiperaktif, sering didiagnosis dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), menghadapi tantangan dalam mempertahankan fokus dan terlibat dengan metode pembelajaran tradisional. Oleh karena itu, pendidik dan orang tua harus menggunakan strategi inovatif dan adaptif untuk memfasilitasi pembelajaran pada anak-anak tersebut. Bagian berikut menguraikan pendekatan yang efektif berdasarkan temuan penelitian.
Strategi Instruksional yang Disesuaikan
- Keterlibatan melalui Pembelajaran Aktif: Anak-anak hiperaktif mendapat manfaat dari strategi instruksional yang mengubah pembelajaran pasif menjadi keterlibatan aktif. Guru dapat menggabungkan kegiatan yang membutuhkan gerakan dan interaksi, seperti menggunakan objek fisik untuk menghitung atau mengintegrasikan permainan yang melibatkan angka (Dogoe, 2015) (Jannah et al., 2024).
- Instruksi Berbantuan Komputer (CAI) : Memanfaatkan teknologi bisa sangat efektif. CAI telah terbukti meningkatkan kinerja matematika pada anak-anak dengan ADHD dengan menyediakan konten interaktif dan merangsang visual yang dapat menahan perhatian mereka lebih baik daripada metode tradisional (Botsas & Grouios, 2019).
- Tugas Sederhana dan Berulang: Memecah tugas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan dapat dikelola dan memungkinkan pengulangan dapat membantu anak-anak yang hiperaktif memahami konsep numerik dengan lebih efektif. Pendekatan ini mengurangi kelebihan beban kognitif dan membantu memperkuat pembelajaran (Brooks, 2007).
Penyesuaian Perilaku dan Lingkungan
- Lingkungan Terstruktur: Menciptakan lingkungan belajar terstruktur dengan gangguan minimal sangat penting. Ini termasuk mengatur ruang fisik dan menetapkan rutinitas yang jelas dan konsisten yang membantu anak mengetahui apa yang diharapkan (Abidin, 2023)].
- Penguatan Positif: Memberikan pujian dan penghargaan untuk pencapaian kecil dapat memotivasi anak-anak yang hiperaktif untuk terlibat dengan tugas-tugas belajar. Penguatan positif ini mendorong mereka untuk bertahan dalam kegiatan belajar (Jannah et al., 2024).
- Intervensi Terapeutik: Menggabungkan terapi seperti musik atau terapi bermain dapat membantu mengelola hiperaktif dan meningkatkan fokus. Terapi-terapi ini dapat diintegrasikan ke dalam sesi pembelajaran untuk membuatnya lebih menyenangkan dan tidak terlalu membuat stres bagi anak (Abidin, 2023).
Keterlibatan Orang Tua dan Guru
- Upaya Kolaborasi: Komunikasi dan kolaborasi yang efektif antara orang tua, guru, dan psikolog sangat penting. Pendekatan tim ini memastikan bahwa strategi diterapkan secara konsisten di lingkungan yang berbeda, memberikan anak dengan sistem dukungan yang kohesif (Abidin, 2023) (Silva et al., 2024).
- Pendidikan Orangtua: Mendidik orang tua tentang sifat hiperaktif dan strategi penanganan yang efektif dapat memberdayakan mereka untuk mendukung pembelajaran anak mereka di rumah. Ini termasuk memahami perbedaan antara perilaku aktif dan hiperaktif dan mengetahui kapan harus mencari bantuan profesional (“Sosialisasi dan edukasi kepada orang tua tentang anak aktif dan hiperaktif usia dibawah 12 tahun di desa suka negri”, 2022).
Sementara strategi ini memberikan pendekatan komprehensif untuk membantu anak-anak hiperaktif mempelajari angka, penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik. Apa yang berhasil untuk satu anak mungkin tidak berhasil untuk yang lain, dan penilaian berkelanjutan dan adaptasi strategi diperlukan. Selain itu, sementara hiperaktif menghadirkan tantangan, penting juga untuk fokus pada kekuatan dan potensi anak-anak ini, membina lingkungan di mana mereka dapat berkembang secara akademis dan sosial.