Ketika seorang anak dengan keterbelakangan mental sering lupa huruf yang telah diajarkan kepada mereka, sangat penting untuk menggunakan strategi instruksional khusus yang memenuhi kebutuhan belajar unik mereka. Strategi ini harus fokus pada peningkatan retensi memori dan keterlibatan melalui metode multisensori dan interaktif. Penggunaan teka-teki, fonik, dan strategi mnemonik sangat efektif dalam konteks ini. Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat dipertimbangkan:
Penggunaan Alat Pembelajaran Interaktif
- Teka-teki Lantai: Memanfaatkan teka-teki lantai huruf dapat secara signifikan meningkatkan menghafal alfabet pada anak-anak dengan cacat intelektual ringan. Sifat interaktif teka-teki, dikombinasikan dengan penggunaan warna kontras, dapat menangkap minat anak dan meningkatkan kemampuan mereka untuk mengingat huruf (Septiany et al., 2018).
- Asosiasi Gambar: Mengaitkan setiap huruf dengan gambar yang menyerupai huruf dan dimulai dengan suara huruf yang sama dapat membantu anak-anak mengingat korespondensi huruf-suara. Metode ini menggunakan isyarat visual dan pendengaran untuk memperkuat pembelajaran (Gregory, 1984).
Teknik Fonik Multisensori
- Metode Gillingham: Metode ini menggunakan pendekatan multisensori di mana siswa mempelajari suara huruf dan membangunnya menjadi kata-kata menggunakan asosiasi visual, pendengaran, dan kinestetik. Hal ini dapat sangat bermanfaat bagi anak-anak yang memori visualnya lemah, karena tindakan menulis atau mengucapkan huruf dapat membantu mengingat(Gillingham & Stillman, 2014).
- Fonika Berbasis Eja: Untuk anak-anak dengan sindrom Down, pendekatan fonik berbasis ejaan yang melibatkan pembuatan kata-kata dengan pola frekuensi tinggi dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk membaca dan mengeja. Metode ini menekankan penggunaan awal dan rim, penyortiran visual, dan mengeja kata-kata yang tidak dikenal (Williams, 2012).
Strategi Praktek Mnemonik dan Pengambilan
- Strategi Mnemonik: Strategi ini dapat meningkatkan retensi memori dengan membantu siswa dengan kesulitan belajar mengingat konten sekolah dengan lebih efektif. Instruksi mnemonik melibatkan pembuatan asosiasi yang membuat informasi lebih mudah diingat (Mastropieri & Scruggs, 1998) (Kramer et al., 1980).
- Praktik Pengambilan: Mendorong anak-anak untuk mengingat informasi daripada sekadar mempelajarinya kembali dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, praktik pengambilan telah menunjukkan manfaat potensial bagi individu dengan sindrom Down (Starling et al., 2019).
Instruksi Sistematis dan Eksplisit
- Pendekodean Fonik: Instruksi sistematis dan eksplisit dalam decoding fonik dapat efektif untuk siswa dengan cacat intelektual sedang. Ini melibatkan pengajaran terstruktur korespondensi huruf-suara dan keterampilan decoding (Flores et al., 2004).
Meskipun strategi ini menawarkan hasil yang menjanjikan, penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik, dan apa yang berhasil untuk satu mungkin tidak berhasil untuk yang lain. Oleh karena itu, pendidik dan pengasuh harus siap untuk beradaptasi dan menggabungkan metode yang berbeda untuk menemukan pendekatan yang paling efektif untuk setiap anak. Selain itu, penelitian berkelanjutan dan adaptasi dari strategi ini diperlukan untuk mengatasi beragam kebutuhan anak-anak penyandang cacat intelektual.