Ketika seorang anak autis menolak untuk berubah, penting untuk mendekati situasi dengan pemahaman dan intervensi strategis. Resistensi terhadap perubahan adalah gejala inti autisme, sering dikaitkan dengan kurangnya fleksibilitas perilaku dan preferensi yang kuat untuk kesamaan. Strategi yang efektif untuk mengatasi masalah ini melibatkan kombinasi intervensi perilaku, lingkungan yang mendukung, dan pendekatan individual yang menghormati kebutuhan dan preferensi anak. Berikut adalah beberapa strategi dan pertimbangan utama berdasarkan penelitian:
Intervensi Perilaku
- Penguatan Diferensial Perilaku Alternatif (DRA) : Ini melibatkan penguatan perilaku yang lebih tepat sambil menahan penguatan untuk perilaku resistif. Penelitian telah menunjukkan bahwa menggabungkan DRA dengan kepunahan melarikan diri dapat membantu anak-anak belajar untuk mentolerir atau memilih respons alternatif, yang mengarah pada berkurangnya resistensi terhadap perubahan (Fisher et al., 2019).
- Intervensi Berbasis Hukum Pencocokan: Intervensi ini menawarkan pilihan antara perilaku yang tahan perubahan dan alternatif, dengan penguatan disediakan untuk pilihan alternatif. Pendekatan ini telah efektif dalam meningkatkan fleksibilitas dalam pilihan makanan di antara anak-anak dengan autisme (Crowley et al., 2020).
Menciptakan Lingkungan yang Mendukung
- Sosialisasi Otentik: Menyediakan lingkungan di mana anak-anak autis dapat bersosialisasi secara otentik, tanpa tekanan untuk menyesuaikan diri dengan norma non-autis, dapat mengurangi resistensi terhadap perubahan. Lingkungan yang mendukung yang menghormati kebutuhan sosial anak dan preferensi komunikasi sangat penting(Cook et al., 2023).
- Sistem Ekonomi Token: Menerapkan sistem penguatan token dapat membantu mengelola perilaku dengan memberikan harapan dan penghargaan yang jelas untuk perilaku yang diinginkan, sehingga mendorong fleksibilitas(Nn, 1978).
Pendekatan Individual
- Penilaian Fleksibilitas Perilaku: Memahami area spesifik di mana seorang anak menunjukkan perlawanan dapat memandu intervensi yang disesuaikan. Ini melibatkan penilaian fleksibilitas perilaku anak dan merancang intervensi yang menargetkan tantangan spesifik(Green et al., 2007).
- Teknik Manajemen Diri: Mendorong pemantauan diri dan penguatan diri dapat memberdayakan anak-anak untuk mengelola perilaku mereka, termasuk yang tahan terhadap perubahan. Pendekatan ini telah efektif dalam mengurangi perilaku stereotip pada anak-anak autis(Bonow, 2010).
Sementara strategi ini memberikan pendekatan terstruktur untuk mengelola resistensi terhadap perubahan, penting untuk mempertimbangkan perspektif dan preferensi anak. Individu autis sering mengungkapkan keinginan untuk lingkungan yang memungkinkan mereka untuk menjadi diri mereka sendiri, tanpa tekanan untuk menyesuaikan diri dengan harapan eksternal. Hal ini menyoroti pentingnya empati dan pemahaman dalam menciptakan intervensi yang tidak hanya efektif tetapi juga menghormati individualitas anak(Pooley, 2024).