Mengajar anak dengan sindrom Down untuk menghitung menghadirkan beberapa tantangan, terutama karena perbedaan kognitif dan perkembangan yang mempengaruhi proses pembelajaran mereka. Tantangan-tantangan ini diperparah oleh kesulitan dalam memori jangka pendek, perkembangan bahasa, dan kemampuan untuk memahami konsep abstrak, yang sangat penting untuk keterampilan berhitung. Terlepas dari tantangan ini, berbagai strategi dan intervensi dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menghitung pada anak-anak dengan sindrom Down.
Tantangan Kognitif dan Memori
- Keterbatasan Memori Jangka Pendek: Anak-anak dengan sindrom Down sering berjuang dengan memori jangka pendek, yang memengaruhi kemampuan mereka untuk menyimpan dan memproses informasi numerik. Keterbatasan ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk mengingat urutan penghitungan dan memahami konsep numerik (“Early Numeracy Challenges and Interventions for Students with Down Syndrome: A Scoping Review”, 2023).
- Pemahaman Konsep Numerik: Sering ada perbedaan antara pengetahuan prosedural (misalnya, membaca angka) dan pemahaman konseptual (misalnya, memahami prinsip korespondensi satu-ke-satu) pada anak-anak dengan sindrom Down. Meskipun mereka mungkin dapat melafalkan angka, memahami prinsip-prinsip yang mendasari penghitungan bisa menantang (Abreu-Mendoza & Arias-Trejo, 2017).
Hambatan Bahasa dan Komunikasi
- Kosakata Reseptif: Pengembangan keterampilan berhitung terkait erat dengan kemampuan bahasa. Anak-anak dengan sindrom Down mungkin memiliki kosakata reseptif yang terbatas, yang dapat menghambat pemahaman mereka tentang kata angka dan prinsip penghitung (Abreu-Mendoza & Arias-Trejo, 2017).
- Kesulitan Komunikasi: Anak-anak ini mungkin juga menghadapi tantangan dalam mengekspresikan pemahaman mereka tentang angka dan penghitungan, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk terlibat dalam kegiatan berhitung dan menerima umpan baliknya (Charitaki et al., 2015).
Pola Kesalahan dalam Menghitung
- Kesalahan Penghitungan Umum: Penelitian telah mengidentifikasi pola kesalahan spesifik dalam menghitung di antara anak-anak dengan sindrom Down, seperti mendaur ulang bagian dari hitungan, melewatkan objek, dan menghitung ganda. Kesalahan ini menunjukkan kesulitan dalam mempertahankan perhatian dan menerapkan aturan penghitungan secara konsisten (Charitaki et al., 2015).
- Kesulitan Rentang Subitisasi: Anak-anak dengan sindrom Down mungkin juga kesulitan dengan subitisasi, yang merupakan kemampuan untuk secara instan mengenali jumlah objek dalam satu set kecil tanpa menghitung. Keterampilan ini adalah dasar untuk mengembangkan kemampuan menghitung yang lebih lanjut (Onnivello et al., 2019).
Intervensi dan Strategi Pengajaran yang Efektif
- Penggunaan Bahan Manipulatif: Penggunaan bahan manipulatif yang disesuaikan, seperti batang Cuisenaire, dapat memfasilitasi pembelajaran menghitung dengan memberikan representasi angka yang taktil dan visual. Alat-alat ini membantu menjembatani kesenjangan antara konsep abstrak dan pemahaman konkret (Vaudano et al., 2022).
- Pendekatan Multi-sensor: Menggabungkan materi dan aktivitas multi-sensorik dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman untuk anak-anak dengan sindrom Down. Pendekatan ini memenuhi kebutuhan pembelajaran spesifik mereka dan dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk memahami konsep numerik (Tabaka et al., 2021).
- Pembelajaran Kontekstual: Mengintegrasikan penghitungan ke dalam aktivitas kehidupan sehari-hari dan menggunakan konteks yang sudah dikenal dapat membantu anak-anak dengan sindrom Down berhubungan dan memahami konsep penghitungan dengan lebih efektif (“Early Numeracy Challenges and Interventions for Students with Down Syndrome: A Scoping Review”, 2023).
Sementara tantangan dalam mengajar menghitung kepada anak-anak dengan sindrom Down sangat signifikan, penting untuk mengenali potensi pembelajaran dan pengembangan dengan intervensi yang tepat. Penggunaan strategi pengajaran yang disesuaikan yang mempertimbangkan kebutuhan kognitif dan perkembangan unik anak-anak ini dapat mengarah pada peningkatan yang berarti dalam keterampilan berhitung mereka. Selain itu, penelitian berkelanjutan dan adaptasi metode pengajaran sangat penting untuk mengatasi beragam kebutuhan anak-anak dengan sindrom Down dalam pendidikan berhitung.