Tanda-tanda awal cerebral palsy (CP) pada bayi dapat diidentifikasi melalui berbagai penilaian gerakan dan pemeriksaan neurologis. Tanda-tanda ini sangat penting untuk diagnosis dini dan intervensi, yang secara signifikan dapat meningkatkan hasil untuk anak-anak yang terkena. Indikator awal CP yang paling dapat diandalkan termasuk kelainan pada gerakan umum, terutama tidak adanya gerakan gelisah dan adanya gerakan asimetris atau tersinkronisasi sempit. Tanda-tanda ini dapat diamati sejak usia 3 hingga 5 bulan pasca kehamilan, memberikan jendela untuk deteksi dini dan intervensi.
Penilaian Gerakan Umum (GMA)
- GMA adalah alat yang banyak digunakan untuk deteksi dini CP, dengan fokus pada kualitas gerakan spontan pada bayi. Gerakan umum yang abnormal, seperti gerakan yang disinkronkan dengan kram, adalah prediktor kuat CPÂ (Einspieler & Marschik, 2018).
- Gerakan gelisah, yang merupakan gerakan kecil dan bervariasi pada leher, batang tubuh, dan anggota badan, biasanya diamati antara 3 hingga 5 bulan pasca menstruasi. Ketidakhadiran mereka adalah penanda awal CP yang signifikan, dengan sensitivitas dan spesifisitas tinggi untuk memprediksi kondisi (Al-Mayahi, 2018) (Einspieler & Marschik, 2018).
Skor Optimalitas Motor — Direvisi (MOS-R)
- MOS-R adalah alat penilaian lain yang mengevaluasi item motorik, pola postur tubuh, dan karakter gerakan. Telah terbukti memiliki sensitivitas dan spesifisitas tinggi dalam memprediksi CP, terutama pada bayi dengan stroke serebral arteri (Bertoncelli et al., 2024).
- Bayi dengan skor MOS-R rendah sering menunjukkan asimetri gerakan segmental dan gerakan monoton dan kaku, yang menunjukkan CPÂ (Bertoncelli et al., 2024).
Pemeriksaan Neurologis
- Pemeriksaan Neurologis Neonatal Hammersmith (HNNE) dan Pemeriksaan Neurologis Bayi Hammersmith (HINE) efektif dalam menilai fungsi neurologis dan memprediksi CP pada bayi berisiko tinggi (Connors et al., 2022) (Haataja, 2020)].
- Pemeriksaan ini, dikombinasikan dengan teknik pencitraan otak seperti MRI, memberikan pendekatan komprehensif untuk diagnosis CP dini (Haataja, 2020).
Pembelajaran Mesin dan Pendekatan Teknologi
- Kemajuan terbaru dalam teknologi, seperti penggunaan Unit Pengukuran Inersia (IMU) dan algoritma pembelajaran mesin, telah meningkatkan deteksi dini CP. Alat-alat ini menganalisis data gerakan untuk mengidentifikasi reaksi otot abnormal dan postur yang terkait dengan CPÂ (Sukhadia & Kamboj, 2024).
- Teknik estimasi pose menggunakan algoritma seperti LSTM dan CNN juga telah dieksplorasi untuk memprediksi risiko CP, menunjukkan akurasi yang menjanjikan dalam mengklasifikasikan bayi sebagai berisiko atau sehat (Ningrum et al., 2023).
Sementara deteksi dini CP sangat penting, penting untuk mempertimbangkan variabilitas fenotipe CP dan potensi positif palsu dalam penilaian. Beberapa bayi mungkin menunjukkan tanda-tanda awal CP tetapi tidak mengembangkan kondisi tersebut, menyoroti perlunya pemantauan dan tindak lanjut yang cermat. Selain itu, integrasi faktor genetik dan lingkungan ke dalam penilaian risiko dapat lebih menyempurnakan strategi deteksi dini, memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang etiologi dan perkembangan CP.