Tanda-tanda awal hiperaktif pada anak dapat bermanifestasi dalam berbagai pola perilaku dan perkembangan yang harus diwaspadai orang tua. Tanda-tanda ini sering muncul pada anak usia dini dan dapat menjadi indikasi kondisi yang mendasarinya seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Mengenali tanda-tanda ini sejak dini dapat memfasilitasi intervensi dan dukungan tepat waktu. Bagian berikut menguraikan indikator awal utama hiperaktif berdasarkan penelitian saat ini.
Indikator Perilaku
- Kegelisahan dan Aktivitas yang Berlebiha: Anak-anak mungkin menunjukkan tingkat aktivitas motorik yang luar biasa tinggi, seperti terus bergerak, gelisah, atau mengalami kesulitan duduk diam untuk kegiatan yang membutuhkan ketenangan (J, 2005).
- Impulsivitas: Tanda-tanda awal impulsif termasuk kesulitan menunggu giliran, mengganggu orang lain, dan bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya (Gallopeni et al., 2017).
Tidur dan Pola Aktivitas
- Tidur Terganggu: Pola tidur yang tidak teratur, seperti kesulitan tidur, sering terbangun, dan variabilitas durasi tidur, telah dikaitkan dengan tanda-tanda awal hiperaktivitas (Bundgaard et al., 2018) (J, 2005).
- Mengurangi Aktivitas Fisik: Secara paradoks, beberapa anak dengan tanda-tanda awal hiperaktif mungkin terlibat dalam aktivitas fisik yang kurang sedang hingga berat di siang hari, yang dapat menjadi penanda sifat ADHDÂ (Bundgaard et al., 2018).
Keterlambatan Perkembangan
- Keterlambatan Motorik dan Bahasa: Keterlambatan keterampilan motorik dan perkembangan bahasa dapat menjadi indikator awal hiperaktif dan sering diamati pada anak-anak yang kemudian mengembangkan ADHDÂ (Athanasiadou et al., 2020).
- Karakteristik Temperamen: Anak-anak mungkin menunjukkan sifat temperamen yang menantang, seperti mudah mudah marah atau mengalami kesulitan beradaptasi dengan situasi baru (Athanasiadou et al., 2020).
Tanda Sosial dan Emosional
- Agresi dan Penantangan: Hiperaktif pada balita dapat dikaitkan dengan perilaku oposisi dan agresif, yang dapat dilaporkan oleh orang tua sebagai kejadian yang sering terjadi (Schellinger & Talmi, 2013).
- Kesulitan dalam Interaksi Sosial: Anak-anak hiperaktif mungkin kesulitan membentuk dan memelihara hubungan sosial karena perilaku yang mengganggu (J, 2005).
Faktor Lingkungan dan Keluarga
- Gaya pengasuhan: Gaya pengasuhan otoriter dan toleran telah dikaitkan dengan tingkat hiperaktif yang lebih tinggi pada anak-anak, menunjukkan bahwa dinamika keluarga dapat mempengaruhi ekspresi perilaku hiperaktif (Gallopeni et al., 2017).
- Pengaruh Prenatal dan Postnatal: Faktor-faktor seperti merokok prenatal, depresi ibu, dan suasana keluarga yang negatif telah diidentifikasi sebagai prediktor gejala hiperaktif pada anak-anak (Huhdanpää et al., 2021) (Romano et al., 2006).
Meskipun tanda-tanda awal ini dapat menjadi indikasi hiperaktif, penting untuk mempertimbangkan bahwa mereka mungkin juga tumpang tindih dengan perilaku perkembangan khas pada anak kecil. Tidak semua anak yang menunjukkan tanda-tanda ini akan mengembangkan ADHD atau gangguan terkait lainnya. Selain itu, faktor-faktor seperti gangguan pernapasan karena tidur, termasuk mendengkur, telah terbukti memprediksi perilaku hiperaktif, menyoroti interaksi kompleks dari pengaruh biologis dan lingkungan (Chervin et al., 2005)]. Oleh karena itu, penilaian komprehensif oleh profesional kesehatan sangat penting untuk diagnosis dan intervensi yang akurat.