Terapi untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental, sekarang lebih sering disebut sebagai cacat intelektual, telah berkembang secara signifikan, dengan berbagai pendekatan yang menunjukkan efektivitas. Terapi ini bertujuan untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh populasi ini, termasuk kesulitan kognitif, emosional, dan perilaku. Efektivitas terapi ini sering tergantung pada adaptasi terhadap metode tradisional agar sesuai dengan kebutuhan kognitif dan perkembangan anak-anak dengan cacat intelektual. Di bawah ini adalah beberapa pendekatan terapeutik utama yang diidentifikasi dalam literatur.
Terapi Motor
- Terapi motorik telah terbukti meningkatkan keterampilan motorik kasar dan halus pada anak-anak cacat intelektual. Sebuah tinjauan sistematis mengidentifikasi sepuluh intervensi yang secara efektif meningkatkan keterampilan motorik pada populasi ini, menyoroti pentingnya aktivitas fisik dalam perkembangan mereka (Fadjaritha & Pratisti, 2024).
- Intervensi ini sangat penting karena tidak hanya meningkatkan kemampuan fisik tetapi juga berkontribusi pada interaksi sosial dan harga diri yang lebih baik.
Adaptasi Psikoterapi
- Psikoterapi tradisional, seperti Terapi Perilaku Kognitif (CBT), Terapi Perilaku Dialektik (DBT), dan Desensitisasi dan Pemrosesan Ulang Gerakan Mata (EMDR), telah diadaptasi untuk anak-anak penyandang cacat intelektual. Adaptasi ini mempertimbangkan keterbatasan kognitif dan fokus pada penyederhanaan konsep dan menggunakan lebih banyak alat bantu visual (Hinton, 2023).
- Terapi Perilaku Kognitif Berfokus Trauma (TF-CBT) telah dirancang khusus untuk anak-anak dengan cacat intelektual, mengatasi risiko trauma yang tinggi dan kebutuhan akan perawatan khusus (Hoover et al., 2024).
Terapi Kreatif
- Terapi kreatif, termasuk seni, musik, tari, dan terapi drama, telah efektif dalam merangsang dimensi sensorik, emosional, dan kognitif. Terapi ini menawarkan metode komunikasi non-verbal, yang dapat sangat bermanfaat bagi anak-anak cacat intelektual yang mungkin berjuang dengan terapi verbal tradisional (Maskaljević, 2016).
- Penggunaan terapi kreatif dapat bersifat independen dan saling melengkapi, meningkatkan fungsi emosional dan sosial (Maskaljević, 2016).
Terapi Interaksi Orangtua-Anak (PCIT)
- PCIT telah efektif dalam mengelola perilaku mengganggu pada anak kecil dengan cacat intelektual. Terapi ini berfokus pada peningkatan kualitas interaksi orang tua-anak, yang pada gilirannya mengurangi masalah perilaku dan stres orangtua (Bagner & Eyberg, 2007).
Psikoterapi Kelompok dan Individu
- Baik psikoterapi individu maupun kelompok telah menunjukkan harapan, dengan terapi kelompok menyediakan lingkungan yang mendukung yang menumbuhkan kepercayaan diri dan keterampilan sosial. Adaptasi dalam terapi ini diperlukan untuk mengakomodasi kebutuhan spesifik anak-anak dengan disabilitas intelektual (Hurley et al., 1998).
- Terlepas dari tantangannya, ada bukti moderat yang mendukung efektivitas psikoterapi dalam meningkatkan hasil untuk populasi ini (Prout & Nowak-Drabik, 2003).
Sementara terapi ini menjanjikan, penting untuk mengakui tantangan dalam menerapkannya secara efektif. Kebutuhan akan adaptasi dan kurangnya uji klinis skala besar dan dirancang dengan baik tetap menjadi penghalang yang signifikan(Langdon et al., 2020). Selain itu, adanya gangguan kejiwaan yang terjadi bersamaan pada anak-anak dengan cacat intelektual sering mempersulit perawatan, memerlukan pendekatan komprehensif yang memenuhi kebutuhan kesehatan intelektual dan mental (Kok et al., 2016). Penelitian di masa depan harus fokus pada penyempurnaan terapi ini dan mengeksplorasi intervensi baru untuk memastikan bahwa anak-anak penyandang cacat intelektual menerima perawatan seefektif mungkin.