Gejala awal autisme sangat penting bagi orang tua untuk mengenali, karena dapat mengarah pada diagnosis dan intervensi tepat waktu, secara signifikan meningkatkan hasil perkembangan untuk anak-anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD). Gejala-gejala ini sering bermanifestasi dalam tantangan komunikasi sosial, perilaku berulang, dan keterlambatan perkembangan. Memahami tanda-tanda awal ini dapat membantu orang tua dan penyedia layanan kesehatan memulai proses diagnostik dan mengakses layanan dukungan yang diperlukan.
Tantangan Komunikasi Sosial
- Penghindaran Kontak Mata: Anak-anak dengan ASD dapat menghindari melakukan kontak mata, yang merupakan indikator utama kesulitan komunikasi sosial (Okoye et al., 2023).
- Kurangnya Respon terhadap Nama: Tanda awal yang umum adalah ketika seorang anak tidak menanggapi nama mereka yang dipanggil, menunjukkan potensi masalah dengan keterlibatan sosial (Okoye et al., 2023).
- Defisit dalam Memahami Instruksi Verbal: Orang tua sering melaporkan bahwa anak-anak mereka mengalami kesulitan memahami dan mengikuti instruksi verbal, yang dapat menjadi indikator awal ASD (“Recognition of early warning signs and symptoms – the first steps on the road to Autism Spectrum Disorder diagnosis.”, 2022).
Perilaku Berulang dan Terbatas
- Gerakan Berulang: Terlibat dalam gerakan atau perilaku berulang, seperti mengepakkan tangan atau goyang, adalah gejala khas ASD (Nadeem et al., 2021).
- Ketertarikan dengan Objek Berputar: Beberapa anak mungkin menunjukkan minat yang tidak biasa pada objek yang berputar, yang merupakan jenis perilaku berulang tertentu yang terkait dengan autisme (Nadeem et al., 2021).
Keterlambatan Perkembangan
- Perkembangan Bahasa yang Tertunda: Salah satu tanda awal yang paling sering dilaporkan adalah keterlambatan perkembangan bahasa, yang dapat mencakup produksi dan pemahaman verbal (“Recognition of early warning signs and symptoms – the first steps on the road to Autism Spectrum Disorder diagnosis.”, 2022) (Parmeggiani et al., 2019).
- Regresi dalam Perkembangan: Beberapa anak mungkin mengalami regresi dalam keterampilan yang diperoleh sebelumnya, seperti bahasa atau interaksi sosial, yang merupakan tanda merah yang signifikan untuk ASD (Parmeggiani et al., 2019).
Indikator Perilaku
- Hiperaktif dan Agresivitas: Perilaku ini sering dilaporkan oleh orang tua dan dapat mempersulit diagnosis dini ASD, karena dapat menutupi gejala lain (“Recognition of early warning signs and symptoms – the first steps on the road to Autism Spectrum Disorder diagnosis.”, 2022) (Sicherman et al., 2021).
- Defisit Perhatian Bersama: Kurangnya perhatian bersama, di mana seorang anak tidak mengikuti pandangan pengasuh atau menunjuk untuk berbagi minat, adalah tanda prediktif ASD (Bouw et al., 2022).
Meskipun gejala-gejala ini menunjukkan autisme, penting untuk mempertimbangkan bahwa mereka dapat sangat bervariasi di antara individu. Beberapa anak mungkin hanya menunjukkan beberapa dari tanda-tanda ini, sementara yang lain mungkin menunjukkan jangkauan yang lebih luas. Selain itu, gejala-gejala ini tidak eksklusif untuk autisme dan dapat hadir pada gangguan perkembangan lainnya, yang dapat mempersulit proses diagnostik. Oleh karena itu, penilaian komprehensif oleh tim multidisiplin sangat penting untuk diagnosis yang akurat (Okoye et al., 2023) (Sicherman et al., 2021).
