child, asian, book, read, reading, girl, little girl, flower crown, outdoors, park, reading book, leisure, hobby, kid, young girl, nature, book, book, book, read, reading, reading, reading, reading, reading, little girl, little girl, reading book

Apa Perbedaan Metode Fonik Dengan Metode Mengeja?

Metode fonik dan metode ejaan adalah dua pendekatan berbeda untuk mengajar membaca dan menulis, masing-masing dengan fokus dan tekniknya sendiri. Metode fonik menekankan hubungan antara suara dan huruf atau kelompok huruf yang sesuai, sedangkan metode ejaan berfokus pada menghafal dan reproduksi ejaan kata. Kedua metode memiliki kelebihan dan tantangan, dan efektivitasnya dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan konteks pelajar.

Metode Phonic

  • Korespondensi Suara-Huru: Metode fonik mengajarkan membaca dengan mengaitkan suara (fonem) dengan huruf atau kelompok huruf (grafem). Pendekatan ini membantu pelajar memecahkan kode kata-kata dengan membunyikan kata-kata, yang dapat sangat bermanfaat bagi pelajar muda dan mereka yang menderita disleksia, karena memberikan struktur logis untuk sistem ejaan bahasa Inggris yang sering tidak beratur (Kralova & Soradova, 2021) (Brooks, 2022).
  • Instruksi Sistematis: Instruksi fonik seringkali sistematis, melibatkan pengajaran eksplisit korespondensi fonem-grafem. Metode ini dapat bersifat sintetis, di mana peserta didik diajarkan untuk menyuarakan dan memadukan suara, atau analitik, di mana mereka mengidentifikasi elemen fonik dalam kata (Brooks, 2022).
  • Peningkatan Pengucapan dan Keterampilan Membaca: Penelitian telah menunjukkan bahwa metode fonik dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan pengucapan dan membaca. Misalnya, dalam sebuah penelitian dengan pelajar muda, metode fonik menyebabkan peningkatan substanSIAL dalam skor pengucapan bahasa Inggris (Gumelar & Lestari, 2024). Demikian pula, telah efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca dalam berbagai konteks pendidikan (Fonetik et al., 2022).
  • Tantangan dan Perdebat: Terlepas dari manfaatnya, metode fonik menghadapi tantangan, seperti kebutuhan akan pelatihan guru dan kompleksitas penerapannya secara efektif. Ada juga perdebatan tentang perannya dibandingkan dengan pendekatan berbasis pemahaman (Brooks, 2022) (Soradova et al., 2018).

Metode Ejaan

  • Fokus pada Menghafal: Metode ejaan menekankan menghafal ejaan kata, seringkali melalui latihan berulang dan pengenalan visual. Metode ini dapat efektif bagi peserta didik yang mendapat manfaat dari strategi pembelajaran visual (Sari et al., 2024).
  • Pemahaman Fonetik dan Pendekatan Multi-Sensor: Meskipun metode ejaan melibatkan menghafal, metode ini juga menggabungkan pemahaman fonetik dan kesadaran fonologis. Pendekatan multi-sensorik, yang melibatkan kolaborasi antara sekolah dan orang tua, dapat meningkatkan efektivitasnya, terutama bagi peserta didik dengan disleksia (Sari et al., 2024).
  • Aplikasi dalam Pendidikan Khusus: Metode ejaan telah terbukti efektif untuk anak-anak dengan kesulitan belajar, seperti disleksia, dengan meningkatkan kemampuan membaca mereka melalui latihan dan evaluasi yang konsisten (Sari et al., 2024).

Perspektif Umum

Sementara kedua metode memiliki kelebihan, pilihan di antara mereka sering tergantung pada kebutuhan spesifik peserta didik dan konteks pendidikan. Metode fonik sangat bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan membaca dan pengucapan dasar, sedangkan metode ejaan dapat menguntungkan bagi pelajar yang membutuhkan pendekatan yang lebih visual atau multi-indera. Menggabungkan elemen dari kedua metode dapat menawarkan pendidikan literasi yang lebih komprehensif, menangani keterampilan decoding dan menghafal. Namun, efektivitas metode ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti keahlian guru, ketersediaan sumber daya, dan gaya belajar individu siswa (Brooks, 2022) (Moats, 2019).

Kralova, Z., & Soradova, D. (2021). The phonics method in teaching efl pronunciation to young learners with dyslexia. https://doi.org/10.12955/PSS.V2.223
Brooks, G. (2022). Current Debates Over the Teaching of Phonics. Oxford Research Encyclopedia of Education. https://doi.org/10.1093/acrefore/9780190264093.013.1543
Gumelar, W. S., & Lestari, T. D. (2024). The Phonics Method to Increase English Pronunciation for Young Learners. Jurnal Simki Pedagogia. https://doi.org/10.29407/jsp.v7i2.687
Fonetik, M., Aswat, P., Pengaruhnya, dan, Kemampuan, T., Siswa, M., Ibtidaiyyah, M., Hania, I., Fauzi, M. S., Syekh, I., Cirebon, N., Pangestu, E. S., Islam, U., Sunan, N., Yogyakarta, K., & Rosyada, M. (2022). The Phonics Method in Aṣwat Learning and Its Influence on the Reading Ability of Ibtidaiyyah Madrasah Students. Al Mahāra: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab. https://doi.org/10.14421/almahara.2022.082-03
Soradova, D., Kralova, Z., & Bírová, J. (2018). “Phonics generalizations” in teaching foreign language pronunciation. Novosibirsk State Pedagogical University Bulletin. https://doi.org/10.15293/2226-3365.1804.03
Sari, N., Diana, R. R., & Zulfa, N. A. (2024). Penanganan Gangguan Belajar Anak Disleksia Melalui Spelling Method. Journal Ashil. https://doi.org/10.33367/piaud.v4i2.5761
Moats, L. (2019). Phonics and Spelling: Learning the Structure of Language at the Word Level. https://doi.org/10.1007/978-3-030-26550-2_3
Scroll to Top