Young African American boy pensively studying in a classroom with math equations on a whiteboard.

Apa Perbedaan Diskalkulia Dengan Kesulitan Belajar Matematika Biasa?

Diskalkulia dan kesulitan belajar matematika biasa berbeda dalam sifat, penyebab, dan implikasinya bagi peserta didik. Dyscalculia adalah gangguan belajar spesifik yang ditandai dengan kesulitan parah dalam memahami dan memanipulasi konsep numerik, sedangkan kesulitan belajar matematika biasa dapat timbul dari berbagai faktor, termasuk instruksi yang tidak memadai atau kurangnya latihan. Memahami perbedaan ini sangat penting untuk mengembangkan strategi dan intervensi pendidikan yang efektif.

Alam dan Karakteristik

  • Dyscalculia: Ini adalah gangguan belajar spesifik dengan dasar neurologis, mempengaruhi sekitar 5-8% anak usia sekolah. Hal ini ditandai dengan kesulitan terus-menerus dalam memperoleh keterampilan aritmatika dasar, seperti indra angka, menghafal fakta aritmatika, dan perhitungan yang akurat atau lancar (Wang & Jamaludin, 2023) (sazdc, 2023). Dyscalculia sering dikaitkan dengan perbedaan struktural dan fungsional di otak, terutama di jaringan fronto-parietal, yang sangat penting untuk pemrosesan numerik (Wang & Jamaludin, 2023).

  • Kesulitan Belajar Matematika Biasar: Kesulitan-kesulitan ini tidak selalu terkait dengan defisit neurologis dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti metode pengajaran yang buruk, kurangnya motivasi, atau praktik yang tidak memadai. Mereka umumnya kurang parah dan lebih dapat diperbaiki melalui intervensi pendidikan yang ditargetkan (Lima et al., 2023).

Penyebab dan Mekanisme yang Mendasarinya

  • Dyscalculia: Kondisi ini sering dikaitkan dengan faktor genetik, biologis, dan lingkungan. Studi neuroimaging telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan diskalkulia menunjukkan defisit di area otak yang bertanggung jawab untuk pemrosesan numerik, seperti sulkus intraparietal (Wang & Jamaludin, 2023) (sazdc, 2023). Dyscalculia juga dapat dikaitkan dengan gangguan belajar lainnya, seperti disleksia, karena defisit kognitif bersama (Starling‐Alves et al., 2024).

  • Kesulitan Belajar Matematika Biasar: Kesulitan-kesulitan ini mungkin timbul dari faktor-faktor eksternal seperti paparan konsep matematika yang tidak memadai, strategi pengajaran yang tidak efektif, atau faktor sosial ekonomi. Tidak seperti diskalkulia, kesulitan ini biasanya tidak melibatkan gangguan neurologis spesifik (Lima et al., 2023).

Dampak pada Pembelajaran dan Kehidupan Sehari-hari

  • Dyscalculia: Kondisi ini secara signifikan berdampak pada kinerja akademik dan aktivitas kehidupan sehari-hari yang memerlukan keterampilan numerik, seperti mengelola keuangan atau mengukur bahan untuk resep. Siswa dengan diskalkulia sering berjuang dengan operasi aritmatika dasar dan mungkin memerlukan intervensi khusus untuk meningkatkan kemampuan matematika mereka (Gaitan et al., 2024) (Azhari et al., 2024).

  • Kesulitan Belajar Matematika Biasar: Meskipun kesulitan ini dapat memengaruhi kinerja akademik, mereka umumnya kurang meresap dan sering dapat diatasi dengan latihan dan dukungan tambahan. Siswa mungkin berjuang dengan konsep matematika tertentu tetapi biasanya tidak mengalami tingkat gangguan yang sama dalam kehidupan sehari-hari dengan mereka yang menderita diskalkulia (Lima et al., 2023).

Intervensi Pendidikan

  • Dyscalculia: Intervensi yang efektif sering melibatkan metode dan alat pengajaran khusus yang dirancang untuk mengatasi defisit spesifik yang terkait dengan diskalkulia. Ini mungkin termasuk penggunaan alat bantu visual, manipulatif, dan intervensi berbasis teknologi untuk meningkatkan pemahaman numerik (Azhari et al., 2024) (Meiliasari, 2023).

  • Kesulitan Belajar Matematika Biasar: Intervensi untuk kesulitan ini dapat berfokus pada peningkatan metode pengajaran, peningkatan peluang latihan, dan memberikan dukungan tambahan untuk memperkuat konsep matematika. Strategi ini umumnya lebih mudah dan kurang padat sumber daya daripada yang diperlukan untuk diskalkulia (Lima et al., 2023).

Sementara dyscalculia adalah gangguan belajar spesifik dengan dasar-dasar neurologis yang berbeda, kesulitan belajar matematika biasa lebih bervariasi dalam penyebabnya dan biasanya kurang parah. Memahami perbedaan ini sangat penting bagi pendidik dan dokter untuk memberikan dukungan dan intervensi yang tepat yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap pelajar.

Wang, F., & Jamaludin, A. (2023). The Science of Mathematics Learning: An Integrative Review of Neuroimaging Data in Developmental Dyscalculia. https://doi.org/10.1007/978-981-99-5378-3_3
sazdc, sfdc. (2023). Developmental dyscalculia as a disconnection syndrome, neurocognitive modeling and diagnosis. https://doi.org/10.31234/osf.io/9xtcd
Lima, A. M. B. de, Góes, A. N. V. de, & Gaudencio, R. N. F. (2023). Learning difficulties. Revista Gênero e Interdisciplinaridade. https://doi.org/10.51249/gei.v4i05.1635
Starling‐Alves, I., Peters, L., & Wilkey, E. D. (2024). Beyond the sum of their parts: a multi-dimensional approach to dyscalculia-dyslexia comorbidity integrating studies of the brain, behavior, and genetics. https://doi.org/10.31234/osf.io/tq92c
Gaitan, J. V. P., Sánchez, I. I., & Gaitan, J. E. M. (2024). Deciphering dyscalculia: An engineering analisis. https://doi.org/10.1109/amitic62658.2024.10747591
Azhari, B., Johar, R., Ramadhani, E., Mailizar, M., & Safrina, K. (2024). Mathematics Learning Model for Children with Dyscalculia through Special Intervention. Jurnal Ilmiah Peuradeun. https://doi.org/10.26811/peuradeun.v12i3.1528
Meiliasari, M. (2023). A literature review on dyscalculia: What dyscalculia is, its characteristics, and difficulties students face in mathematics class. Alifmatika. https://doi.org/10.35316/alifmatika.2023.v5i1.82-94
Scroll to Top