Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan saraf yang berbeda yang ditandai dengan pola perilaku dan tantangan perkembangan tertentu, membedakannya dari gangguan perkembangan lainnya. Sementara semua gangguan perkembangan saraf memiliki beberapa kesamaan, seperti onset dini dan dampak pada perkembangan otak, autisme unik dalam presentasi dan komorbiditas terkait. Jawaban ini mengeksplorasi perbedaan antara autisme dan gangguan perkembangan lainnya, dengan fokus pada kriteria diagnostik, simtomatologi, dan masalah kesehatan terkait.
Kriteria Diagnostik dan Simtomatologi
Gangguan Spektrum Autisme (ASD) :
ASD terutama ditandai oleh gangguan komunikasi dan interaksi sosial, di samping perilaku terbatas dan berulang (Saleh & Adel, 2019) (“Neurodevelopmental Disorders I: Autism Spectrum Disorder”, 2016).
Individu dengan autisme sering menunjukkan penyimpangan awal dalam perkembangan sosial, seperti tantangan dengan kontak mata, imitasi, dan perhatian bersama, yang merupakan dasar untuk perilaku sosial yang kompleks (“Neurodevelopmental Disorders I: Autism Spectrum Disorder”, 2016).
DSM-5 menyediakan penentu khusus untuk ASD, termasuk ada tidaknya gangguan intelektual dan bahasa, dan asosiasi dengan kondisi medis atau genetik lainnya (“Neurodevelopmental Disorders I: Autism Spectrum Disorder”, 2016).
Gangguan Perkembangan Lainnya:
Gangguan seperti kecacatan intelektual, gangguan komunikasi, dan ADHD juga termasuk dalam payung gangguan perkembangan saraf tetapi berbeda dalam gejala utama dan kriteria diagnostik(Homberg et al., 2016) (Sabariego-Navarro et al., 2022).
Cacat intelektual ditandai dengan keterbatasan yang signifikan dalam fungsi intelektual dan perilaku adaptif, yang mempengaruhi keterampilan konseptual, sosial, dan praktis(Sabariego-Navarro et al., 2022).
Gangguan komunikasi terutama melibatkan kesulitan dalam berbicara, bahasa, dan komunikasi, tanpa gangguan interaksi sosial yang terlihat pada autisme(Homberg et al., 2016).
Komorbiditas dan Masalah Kesehatan
Gangguan Spektrum Autisme (ASD) :
ASD sering dikaitkan dengan berbagai kondisi komorbiditas, termasuk masalah gastrointestinal, gangguan tidur, epilepsi, dan gangguan kecemasaan(Eta, 2022) (Saleh & Adel, 2019).
Komorbiditas ini dapat memperburuk gejala inti autisme, semakin mempersulit diagnosis dan pengobatan(Eta, 2022).
Gangguan Perkembangan Lainnya:
Sementara gangguan perkembangan lainnya juga dapat muncul dengan komorbiditas, jenis dan prevalensi spesifik dapat berbeda. Misalnya, ADHD sering dikaitkan dengan masalah perilaku dan ketidakmampuan belajar, tetapi biasanya tidak dengan masalah pencernaan yang terlihat pada autisme(Homberg et al., 2016) (Sabariego-Navarro et al., 2022).
Etiologi dan Patogenesis
Gangguan Spektrum Autisme (ASD) :
Etiologi autisme kompleks dan melibatkan faktor genetik, epigenetik, dan lingkungan. Studi pencitraan otak telah menunjukkan kelainan pada konektivitas otak, terutama antara daerah kortikal frontal dan posterior(Saleh & Adel, 2019).
Autisme dianggap berakar pada perkembangan otak awal, dengan gangguan pada neurogenesis, pembentukan sinaps, dan mielinasi(Homberg et al., 2016).
Gangguan Perkembangan Lainnya:
Gangguan perkembangan saraf lainnya juga melibatkan pengaruh genetik dan lingkungan, tetapi mekanisme spesifiknya dapat bervariasi. Misalnya, sindrom Down dikaitkan dengan kelainan kromosom, sedangkan ADHD telah dikaitkan dengan disregulasi neurotransmiter(Sabariego-Navarro et al., 2022).
Sementara autisme berbagi beberapa fitur yang tumpang tindih dengan gangguan perkembangan lainnya, autisme dibedakan oleh kombinasi unik dari tantangan komunikasi sosial, perilaku berulang, dan komorbiditas spesifik. Memahami perbedaan ini sangat penting untuk diagnosis yang akurat dan intervensi yang efektif. Namun, heterogenitas dan gejala yang tumpang tindih dari gangguan perkembangan saraf terkadang dapat menyebabkan kesalahan diagnosis atau diagnosis yang tertunda, menyoroti perlunya penilaian komprehensif dan pendekatan pengobatan individual(Sabariego-Navarro et al., 2022) (Eta, 2022)