Sekolah inklusi dan sekolah khusus autisme mewakili dua pendekatan pendidikan yang berbeda untuk siswa dengan Autism Spectrum Disorder (ASD). Sekolah inklusi bertujuan untuk mengintegrasikan siswa dengan ASD ke dalam pengaturan pendidikan umum, mempromosikan interaksi dengan rekan-rekan neurotipikal, sementara sekolah khusus autisme menyediakan lingkungan khusus yang disesuaikan secara khusus dengan kebutuhan siswa autis. Setiap model memiliki serangkaian praktik, manfaat, dan tantangannya sendiri, yang sangat penting untuk memahami perbedaan mereka.
Sekolah Inklusi
- Integrasi dengan Rekan: Sekolah inklusi fokus pada mengintegrasikan siswa dengan ASD ke ruang kelas utama, mempromosikan interaksi sosial dan inklusivitas. Pendekatan ini didasarkan pada keyakinan bahwa paparan teman sebaya neurotipikal dapat meningkatkan keterampilan sosial dan menyediakan lingkungan belajar yang lebih beragam (Nunes et al., 2024) (Jayaneththi & Rajapaksha, 2022).
- Lingkungan Pendukung: Sekolah-sekolah ini sering menggunakan berbagai strategi pendukung, seperti Komunikasi Augmentatif dan Alternatif (AAC) dan pengajaran terstruktur, untuk membantu siswa dengan ASD beradaptasi dengan pengaturan pendidikan umum (Tanaka et al., 2024).
- Dukungan Multidisipliner: Sekolah inklusi biasanya melibatkan tim multidisiplin, termasuk psikolog, terapis wicara, dan terapis okupasi, untuk memenuhi beragam kebutuhan siswa dengan ASDÂ (Tanaka et al., 2024).
- Tantangan: Terlepas dari manfaatnya, sekolah inklusi menghadapi tantangan seperti pelatihan guru yang tidak memadai dan kurangnya sumber daya untuk sepenuhnya mendukung siswa dengan ASD. Guru sering membutuhkan pengembangan profesional berkelanjutan untuk menerapkan praktik inklusif secara efektif (Rodrigues, 2023) (Azevedo et al., 2024).
Sekolah Khusus Autisme
- Kurikulum Khusus: Sekolah khusus autisme menawarkan kurikulum yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan unik siswa dengan ASD. Ini termasuk rencana pembelajaran individual dan metode pengajaran khusus yang memenuhi kekuatan dan tantangan siswa autis (McGarry et al., 2023).
- Lingkungan yang Disesuai: Sekolah-sekolah ini menyediakan lingkungan yang seringkali lebih terstruktur dan dapat diprediksi, yang dapat bermanfaat bagi siswa dengan ASD yang mungkin berjuang dengan perubahan rutinitan (Saggers & Carrington, 2021).
- Fokus pada Kebutuhan Individu: Sekolah khusus autisme menekankan perhatian dan dukungan yang dipersonalisasi, seringkali dengan rasio staf-ke-siswa yang lebih tinggi, memungkinkan pengajaran dan perawatan yang lebih individual (Barua et al., 2019).
- Segregasi Sosial: Kelemahan potensial adalah risiko segregasi sosial, karena siswa mungkin memiliki interaksi terbatas dengan rekan-rekan neurotipikal, yang dapat memengaruhi perkembangan sosial dan integrasi mereka ke dalam masyarakat yang lebih luas (Jayaneththi & Rajapaksha, 2022).
Sementara sekolah inklusi bertujuan untuk memberikan pengalaman pendidikan yang lebih terintegrasi, sekolah khusus autisme fokus pada dukungan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa autis. Kedua model memiliki kelebihan dan tantangan, dan pilihan di antara mereka sering tergantung pada kebutuhan individu siswa dan sumber daya yang tersedia. Penting untuk mempertimbangkan perspektif siswa dengan ASD, karena pengalaman mereka dapat memberikan wawasan berharga tentang efektivitas pendekatan pendidikan ini (Holmes, 2022).