Klasifikasi keterbelakangan mental, sekarang lebih sering disebut sebagai cacat intelektual, didasarkan pada tingkat keparahan gangguan kognitif dan fungsi adaptif. Perbedaan antara keterbelakangan mental ringan, sedang, dan berat terutama ditentukan oleh tingkat fungsi intelektual dan tingkat dukungan yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. Kategori-kategori ini membantu dalam memahami berbagai kebutuhan dan kemampuan individu dengan cacat intelektual.
Keterbelakangan Mental Ringan
- Fungsi Intelektual: Individu dengan keterbelakangan mental ringan biasanya memiliki kisaran IQ 50-55 hingga 70. Mereka sering mengalami kesulitan dalam mempelajari keterampilan akademik tetapi dapat mencapai tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari dengan dukungan yang tepat (Rinčić, 2014)] (Warnke & Greenhill, 2014).
- Perilaku Adaptif: Mereka mungkin memerlukan bantuan dalam tugas-tugas yang kompleks tetapi umumnya dapat mengelola perawatan pribadi dan tugas-tugas sederhana secara mandiri. Keterampilan sosial sering dikembangkan sampai batas yang wajar, memungkinkan beberapa tingkat integrasi ke dalam masyarakat (Abdulkareem, 2022).
- Prevalensi dan Etiologi: Cacat intelektual ringan lebih umum daripada bentuk sedang atau berat, terdiri dari sekitar 80-85% dari semua kasus. Etiologi seringkali tidak diketahui, tetapi faktor genetik terlibat dalam sejumlah besar kasus (Rinčić, 2014) (Costeff et al., 2008).
Retardasi Mental Sedang
- Fungsi Intelektual: Individu dengan keterbelakangan mental sedang memiliki kisaran IQ 35-40 hingga 50-55. Mereka menunjukkan kesulitan yang lebih nyata dalam pembelajaran akademis dan membutuhkan dukungan yang lebih substansial dalam kegiatan sehari-hari (Rinčić, 2014) (Warnke & Greenhill, 2014).
- Perilaku Adaptif: Orang-orang ini dapat melakukan tugas-tugas sederhana di bawah pengawasan dan dapat mengembangkan keterampilan komunikasi dasar. Mereka sering membutuhkan bantuan dalam bidang sosial dan praktis, seperti mengelola uang atau bepergian secara mandiri (Kozáková, 2016) (Joseph & Ittyerah, 2015).
- Prevalensi dan Etiologi: Cacat intelektual sedang kurang umum dibandingkan bentuk ringan. Hal ini sering dikaitkan dengan faktor genetik atau lingkungan yang dapat diidentifikasi, seperti sindrom Martin-Bell (Webb & Thake, 2008).
Keterbelakangan Mental yang Parah
- Fungsi Intelektual: Keterbelakangan mental yang parah ditandai dengan kisaran IQ 20-25 hingga 35-40. Individu dalam kategori ini memiliki keterbatasan yang signifikan dalam fungsi intelektual dan perilaku adaptif (Rinčić, 2014) (Warnke & Greenhill, 2014).
- Perilaku Adaptif: Mereka membutuhkan dukungan ekstensif untuk aktivitas kehidupan sehari-hari dan mungkin memiliki kemampuan komunikasi yang terbatas. Interaksi sosial seringkali minimal, dan mereka mungkin membutuhkan pengawasan yang konstan (Özaslan et al., 2017) (Amor-Salamanca & Menchón, 2018).
- Prevalensi dan Etiologi: Cacat intelektual berat kurang lazim dibandingkan bentuk ringan dan sedang. Hal ini sering dikaitkan dengan kelainan genetik atau peristiwa prenatal, perinatal, atau postnatal yang signifikan (Hk et al., 2008).
Sementara klasifikasi cacat intelektual ke dalam kategori ringan, sedang, dan berat memberikan kerangka kerja untuk memahami berbagai tingkat dukungan yang diperlukan, penting untuk mengenali perbedaan individu dalam setiap kategori. Faktor-faktor seperti pengaruh lingkungan, peluang pendidikan, dan dukungan sosial dapat secara signifikan mempengaruhi fungsi dan kualitas hidup individu dengan cacat intelektual. Selain itu, pergeseran dari menggunakan skor IQ untuk menilai fungsi adaptif dalam kriteria diagnostik mencerminkan pendekatan yang lebih holistik untuk memahami dan mendukung individu-individu ini (Warnke & Greenhill, 2014).